Satu lagi keinginanku
untuk keliling Indonesia tercapai. Akhirnya sampai juga aku di Bogor. Ceritanya
sih nganter pulang adik perempuanku, Lala, ke tempat kuliahnya di IPB.
Kebetulan pula aku punya jatah cuti tahunan yang belum diambil. Jadi,
sepakatlah aku dan ibu nganter Lala ke Bogor. Sekalian aku juga ingin melupakan
sejenak rutinitas yang ada dan keruwetan pikiran sehari-hari :P.
Ada beberapa alternatif
menuju kesana. Bisa naik bus langsung semisal Damri, carter mobil pribadi yang
bisa bawa kita kemana pun sesampainya di Bogor, atau ngeteng alias naik bus
putus-putus. Karena kantong pas-pasan, maka kami memilih alternatif terakhir.
Ngeteng. Yah, hitung-hitung biar tau juga lah jalan kesana hehe. Akhirnya
rombongan kami berangkat selepas magrib dari Lampung.
Jalan menuju pelabuhan
Bakauheni sedikit mendebarkan karena ternyata bus yang kami tumpangi tidak
lewat jalan lurus seperti biasanya. Katanya sih ada perbaikan ruas jalan, jadi
muter deh lewat lintas timur yang jalannya ampun deh banyak yang rusak. Bus
besar yang kami tumpangi berkali-kali miring kanan miring kiri. Ibuku sampai
wiridan sepanjang jalan, hehe. Sampai di Bakauheni, kami langsung lanjut dengan
kapal laut. Alhamdulillah dapat kapal yang bagus dan lumayan bersih. Perjalanan
juga lancar selama sekitar 3 jam sampai ke pelabuhan Merak. Karena waktu tiba
disana sudah hampir subuh, maka kami tidak langsung melanjutkan perjalanan
menuju Bogor. Kami singgah dahulu di masjid. Dari informasi temannya Lala, bus
langsung menuju Bogor baru ada pukul 07.00 pagi. Artinya kami punya alternatif
untuk transit ke terminal Kampung Rambutan baru kemudian lanjut menuju Bogor.
Tak apa.
Dari terminal Kampung
Rambutan, kami melanjutkan perjalanan ke terminal Baranangsiang. Tidak lama kok
perjalanannya, hanya sekitar 1 jam. Kemudian lanjut lagi menuju terminal
Bubulak dengan menumpang angkot jurusan Bubulak. Kukira perjalanan sudah
selesai, tapi rupanya masih menyambung angkot lagi jurusan Kampus Dalam.
Benar-benar perjalanan panjang. Kami turun di Babakan Raya alias Bara, tepatnya
di ‘tembok berlin’, julukan mereka untuk pintu kecil dari Bara menuju kampus
IPB. ckckck, benar-benar kecil dan hanya muat untuk 1 orang. Aku jadi teringat
dengan pintu serupa di Unila, di belakang FKIP menuju Kampung Baru, hehe.
Dari ‘tembok berlin’, Lala langsung menuju asramanya
(mahasiswa tingkat pertama masih wajib asrama), sementara aku, ibu dan adik
laki-lakiku yang masih kelas 2 SD, Farhi, langsung ke penginapan di Wisma
Amarilis. Karena sudah terlalu lelah, maka kami menggunakan jasa ojek untuk
kesana. Hanya tiga ribu kok, daripada jakil hehe.
Hari pertama kami di
Bogor, rencananya sih mau langsung jalan keliling sekitar IPB setelah mandi dan
istirahat sebentar. Tapi rupanya hujan menyapa sampai sore. Jadilah kami hanya
bisa jalan sore setelah ashar. Itupun hanya ke depan, ke Bara tempat wisata
kuliner kecil berada. Bara sebenarnya adalah sebuah jalan raya umum yang
dilewati kendaraan umum sperti angkot. Tapi dari penampakannya, Bara lebih
seperti gang kecil yang di samping kanan kirinya berjejer kios-kios pedagang.
Toko buku, alat tulis, sepatu, baju, warung nasi, warung tenda, gerobak
jajanan, minimarket, ada disini. Kami mampir di sebuah minimarket yang menjual
es krim cone super murah. Cuma Rp 2.000,-/cone! Ada bangku berderet di depan
jendela kaca yang menghadap ke jalan lagi. Asik banget deh untuk menghilangkan
galau, hehe.
Nah, kalau hari Minggu,
Bara jadi tempat pasar kaget digelar. Jalan yang kecil semakin sempit karena
dijejali pedagang plus pembeli dari berbagai sudut. Isinya ya seperti pasar
kebanyakan. Baju murah, alat rumah tangga murah, yah semacam itulah. Kami
kebetulan sekali bisa mendapati pasar kaget ini di hari Minggu pagi hehe.
Hari kedua di Bogor,
hujan masih menyambut kami. Memang benar ya, Bogor kota hujan. Tak bisa
diprediksi hujan disini. Bisa saja sekarang panas, tapi kemudian hujan
tiba-tiba mengguyur. Baru percaya deh
ketika Lala bilang harus selalu bawa payung kemana-mana. Setelah hujan reda,
kami sempatkan keliling kampus IPB yang kata Lala sih bagus. Memang ada
beberapa spot yang bisa dijadikan latar belakang bernarsis ria di IPB. Misalnya
saja di depan Gedung Widya Wisuda, Gladiator, taman rektorat, Gedung Andi Hakim
Nasoetion atau gedung rektorat, danau, dan beberapa ruas jalan yang rimbun oleh
pepohonan. Ini dia beberapa tempat yang sempat kami abadikan.
Setelah puas berkeliling
kampus, kami langsung bersiap jalan ke tempat yang telah kami rencanakan.
Apakah itu? Jeng jeng jeng... Kebun Raya Bogor! :D
Perjalanan kesana ternyata
tidak semudah yang kami bayangkan. Kukira Lala sudah tau rute tepatnya, tapi
rupanya dia hanya tau gambarannya saja. Gubrak! Setelah tanya sana-sini, kami
naik angkot Kampus Dalam dari Bara menuju terminal Trans Pakuan. Lalu lanjut
dengan bus Trans Pakuan menuju Kebun Raya. Kami sudah tanya sih ke kondektur
harus berhenti di halte mana untuk menuju ke Kebun Raya. Tapi setelah sekian
lama dan pada akhirnya bus berhenti di halte terakhir di depan terminal
Baranangsiang, kami tanya ulang. Katanya cukup dengan menyebrang dan jalan kaki
mengikuti trotoar hingga sampai ke gerbang utama Kebun Raya Bogor. Tapi rupanya
perjalanan ini serasa tak ada ujungnya. Jauuuuhhh, pemirsa! Busyet dah, kami
dibohongi gak sih?
Tapi kelelahan kami
terbayar sudah setelah sampai di gerbang utamanya. Serasa orang yang puasa
ketemu Magrib, hehe. Setelah membayar tiket masuk seharga Rp 14.000,-/orang,
rasanya kami lepas dari hiruk pikuk dan kepenatan kota yang tadi kami lewati di
jalan. Jajaran pohon, rumput hijau, bunga-bunga, danau luas, ah.. miniatur
hutan Indonesia. Serasa ingin menghirup udara sebebas-bebasnya dan
sebanyak-banyaknya.
Dari papan informasi
dekat gerbang utama, Kebun Raya Bogor ini dahulunya dibangun untuk meneliti
berbagai macam tumbuhan. Pantas saja, disini banyak sudut yang khusus berisi
satu jenis tumbuhan saja, semisal rumah anggrek yang isinya berbagai macam
anggrek, taman palem, dan lain-lain. Sayangnya, kami tak punya banyak waktu
untuk mengelilingi semua sudut itu. Jadi tampaknya aku perlu membuat agenda
lagi ke tempat ini, hehe.
Duh, Bogor... tunggu aku
lagi deh disana :D
Informasi yang mungkin
berguna :
- Bagi anda yang punya rencana kesana pakai bus, khususnya ke sekitar kampus IPB Dramaga, beberapa rincian biaya yang bisa dianggarkan adalah :
-
Bus Rajabasa
– Bakauheni (AC) : Rp 25.000,-
-
Kapal
Bakauheni – Merak : Rp
13.000,-
(ada beberapa kapal yang meminta biaya
tambahan untuk kelas yang lebih tinggi, berkisar Rp 7.000.- - Rp 10.000,-)
-
Bus Merak –
Kampung Rambutan : Rp 25.000,-
-
Bus Kp.
Rambutan – Baranangsiang : Rp 8.000,-
-
Angkot
Baranangsiang – Bubulak : Rp 4.000,-
-
Angkot
Bubulak – Kampus Dalam : Rp 3.000,-
-
Ojek dalam
kampus :
Rp 3.000,-
- Untuk penginapan, ada beberapa pilihan tempat. Di dalam kampus, ada sedikitnya dua wisma yang disewakan untuk umum, yaitu Wisma Internasional dan Wisma Amarilis. Tarifnya mulai dari Rp 150.000,- untuk kapasitas 2 orang/kamar.
- Selalu sedia payung kemanapun anda pergi. Hujan di Bogor benar-benar tidak bisa diprediksi dan sering datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya :D