Sebuah catatan untuk seseorang...
Harusnya persaudaraan ini masih seperti dulu...
Andai tak ada – rasa – yang terucapkan dari mulut-mulut tak tahu-menahu
Harusnya persaudaraan ini masih manis...
Andai tak ada pikiran-pikiran yang bermunculan dari kepala-kepala egois
Sungguh, persaudaraan ini nyatanya terasa tak ada apa-apa lagi. Hampa. Hambar. Tak bernyawa. Apakah kata-kata yang pendek itu bisa terukir lagi? Memenuhi hari, menghujani sepi, meriakan hati.
Atau,
Apakah suatu upacara sakral telah melunturkan semua?
Sehari berjubah mewah, menyilangkan bandul kelulusan, menerima pujian serta karangan bunga.
Hanya sehari,
Lalu melangkah, pergi, menjauh...
Harusnya persaudaraan ini tetap tersimpul erat
Andai kita seperti dua bola mata sendiri...
Tak pernah saling melihat tapi berkedip bersama, melihat bersama, terpejam bersama...
End note:
Persembahan untuk seseorang yang sering memanggilku dengan sebutan Miss -Busy-
Harusnya persaudaraan ini masih seperti dulu...
Andai tak ada – rasa – yang terucapkan dari mulut-mulut tak tahu-menahu
Harusnya persaudaraan ini masih manis...
Andai tak ada pikiran-pikiran yang bermunculan dari kepala-kepala egois
Sungguh, persaudaraan ini nyatanya terasa tak ada apa-apa lagi. Hampa. Hambar. Tak bernyawa. Apakah kata-kata yang pendek itu bisa terukir lagi? Memenuhi hari, menghujani sepi, meriakan hati.
Atau,
Apakah suatu upacara sakral telah melunturkan semua?
Sehari berjubah mewah, menyilangkan bandul kelulusan, menerima pujian serta karangan bunga.
Hanya sehari,
Lalu melangkah, pergi, menjauh...
Harusnya persaudaraan ini tetap tersimpul erat
Andai kita seperti dua bola mata sendiri...
Tak pernah saling melihat tapi berkedip bersama, melihat bersama, terpejam bersama...
End note:
Persembahan untuk seseorang yang sering memanggilku dengan sebutan Miss -Busy-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar