10 Februari 2011

PILIH MANA, mengurangi zat aditif sintesis atau mencicil penyakit kanker?

Mungkin sebagian kita sudah tidak asing lagi dengan zat aditif makanan, yaitu zat kimia yang ditambahkan ke dalam makanan untuk menambah kualitas makanan tersebut, seperti manambah cita rasa, menambah warna, atau daya tahan makanan (pengawet).
Sebenarnya, kalau kita bisa memilih, kita bisa kok memakai bahan akternatif untuk menambah cita rasa, warna, atau daya tahan makanan itu. Karena, pada dasarnya, zat aditif terbagi menjadi dua, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintesis.

Zat aditif alami, umumnya tidak berbahaya karena memang diambil dari bahan-bahan alami. Contohnya daun pandan sebagai perwarna hijau dan pemberi aroma, kunyit sebagai pewarna kuning, pala sebagai penyedap rasa, dan garam sebagai pengawet.

Nah, yang bisa membahayakan kesehatan adalah zat aditif sintesis bila penggunaannya tidak sesuai dosis atau sedikit tapi terus-menerus. Contohnya adalah sakarin dan siklamat yang digunakan untuk memberi rasa manis pada makanan. Kedua zat ini dapat menyebabkan kanker. Vetsin atau penyedap rasa yang mengandung monosodium glutamat dapat memicu penyakit kanker. Memang, di awal penggunaan tampak biasa-biasa dan tak merasa apa-apa, tapi sebenarnya saat itulah tubuh sedang menumpuk zat-zat kurang baik.

Memang kalau dibandingkan dengan zat aditif sintesis, penggunaan zat aditif alami agak merepotkan karena harus mengekstrak dulu bahannya. Misalnya untuk mendapatkan warna kuning, harus menghancurkan kunyit beruas-ruas kunyit dahulu. Atau untuk menyedapkan rasa, harus menghaluskan pala dahulu, tapi kalau memang mau sehat, rasanya tak apa jika sedikit mengorbankan waktu daripada mengorbankan tubuh.

BELAJAR BAHASA INGGRIS? GAK SESULIT YANG DIBAYANGKAN!

Rasanya lama sekali tidak membajak blog ini. Lihat tuh, sudah mulai berilalang (hehe, dramatisir sekali..). Nah, kali ini kubuat tulisan khusus untuk teman-teman yang ingin belajar Bahasa Inggris. Gak banyak sih, tapi mudah-mudahan saja bisa bermanfaat untuk teman-teman.

Bagi yang baru belajar, memang kelihatannya agak sulit. Secara, Bahasa Inggris ini beda tulisan, beda pula cara bacanya. Tapi jangan khawatir, berikut ini ada tips mudah biar Bahasa Inggris jadi menyenangkan.

1. Belajar mengumpulkan vocab yang mudah dahulu, seperti kata-kata yang sering digunakan sehari-hari. Ini akan membantu biar kita terbiasa dulu. Misalnya, Makan (EAT), tidur (SLEEP), bangun (WAKE UP), dan lain-lain.

2. Setelah mengumpulkan vocab-vocab itu, biasakan untuk menggunakannya sesering mungkin. Tak masalah menggunakannya secara acak dan campuran dengan bahasa Indonesia. Yang penting terbiasa. Misalnya, “You sudah eat?” atau “I want to go to asrama Santi”
3. Kalau sudah terbiasa seperti itu, kita akan penasaran dengan kata-kata yang belum kita tahu sebutannya dalam bahasa Inggris, jadi kita punya alasan unutk buka kamus dan mulai menghafalnya. Biasanya belajar dari kesalahan itu lebih cepat untuk diterima oleh akal.
4. Kalau sudah mulai banyak vocab yang terkumpul dan hafal, mulai susun hingga berbentuk kalimat yang rapih. Tentu dengan sederhana dulu. Kalau bisa, teruskan dengan kaidah yang sudah ada, yaitu menggunakan grammar dan tenses yang ada. Misalnya “I was in the office yesterday” dan bukan “I’m in the office yesterday.”
5. Nah kalau sudah bisa menyusun kata menjadi kalimat dengan rapih, sekarang tinggal melatih menggunakan tenses yang benar. Mulailah dengan kalimat sederhana. Misalnya untuk waktu sekarang “I am living in the village.” Nah, kalau bentuk lampaunya, bagaimana ya?
6. Untuk melatih pendengaran, bisa dengan mendengarkan lagu-lagu dalam bahasa Inggris yang menggunakan irama lambat. Tujuannya supaya kita bisa mengikutinya. Misalnya lagu “Beautiful Girl”, “Pretty Boy”, dan lain-lain.
7. Terakhir, kalau sudah bisa, jangan ragu umtuk mempraktekannya langsung ke orang lain. Lebih bagus lagi kalau ketemu warga asing, jangan takut. Hitung-hitung untuk melatih apakah bahasa Inggris kita sudah bisa dipahami atau belum.
Ok, selamat mencoba! :-)