20 Mei 2009

HUJAN INI



: untuk Cinta

Hujan ini, telah memaksaku mencipta seribu puisi
untukmu,
sebab di mataku, kau hadir serupa untai-untai kata berirama
tak putus menaut pesona
hujan ini, telah memaksaku melafal berjuta mantera
untukmu,
sebab di hatiku, kau tinggal serupa manik-manik permata bercahaya
tak habis mengilaukan warna

Tapi hujan ini, mengapa tak bisa memaksamu untuk lagukan rindu
untukku?
adakah kau tak bisa meraba mindaku
yang telah kau penuhi dengan seribu puisi dan mantera
kau banjiri dengan titik-titik air mata

Adakah kau tak bisa merupa rasaku?

Natar, 13 Mei 2009

12 Mei 2009

ILLE DE LA CITE BERSELIMUT




Aku mengaca pada wajah bulan pasi
dengan sesungging senyum yang terasa basi
pada lembar-lembar malam
yang berselingan nyanyian kelam
aku menjejak jalan-jalan berilalang

Dengan seribu tinta
dari sungai Seine-ku yang keperakan
aku melukis diri pada tepi-tepi

Pada kawanan kabut yang menyimpan duka
pada kerikan binatang-binatang pengabur lara
itu, kotaku berselimut
Ille de La Cite

Natar, 10 Mei 2007

HUJAN LAGI




Atap yang diam
Langit yang muram
Tidakkah meniru hujan yang riang?
Mengapa begitu lengang?
Bukankah keberkahan telah datang?

Natar, 11 Mei 2009

KITA





Tiba-tiba langit membentang keabadian
Tangan-tangan terentang ingin berkawan
Pada laut, kunyanyikan berjuta harapan
Tentang kita, berlomba mengejar impian
Seperti ombak mengejar tepian

Natar, 11 Mei 2009

AKHIRNYA KITA LEBUR

Pada akhirnya kita akan melebur
jadi debu, lalu
menyatu dengan tanah, pasir dan batu

memancang tanda
berupa nisan di bawah kamboja
yang menggugurkan kelopak-kelopak bunganya
setiap kali angin mendera

pada akhirnya, memang
kita yang menentukan : kalah atau menang
hanya pilihan
tapi tak gampang

beranikah salahkan Tuhan
atas takdir –itu yang kau sebutkan- ?
sedang ia telah firmankan
semua bergantung keadaan
kita yang menentukan *)

dan,
pada akhirnya, kita akan melebur
jadi debu, lalu
menyatu dengan tanah, pasir dan batu

Natar, 6 Juli 2007
*) Q.S Ar Ra’d : 11

AKU MENCINTAIMU



AKU MENCINTAIMU
: kepada Hujan


Aku mencintaimu
Karena kau meluruhkan hatiku seperti langit meluruhkan hujan
Aku mencintaimu
Karena kau meluluhkan rasaku seperti air meluluhkan batu
Aku mencintaimu
Karena kau melumpuhkan mindaku seperti kabut melumpuhkan mata
Aku mencintaimu
Karena kau memenuhi hariku seperti mentari memenuhi pagi
Aku mencintaimu
Karena kau mempersembahkan senyummu seperti pagi mempersembahkan embun pada rumput
Aku mencintaimu
Karena kau mencintaiku...


Natar, 6 Mei 2009