BPN Challenge hari #7
Sebelum baca lebih jauh, saya kasih tahu tulisan ini akan jadi semacam
tanya jawab ala-ala gitu. Ya, sesekali berasa diwawancarai gitu, haha.
- Apa yang akan kamu lakukan kalau wabah Covid-19 ini berakhir?
Bersyukur! Iyalah, setelah sekian lama terkurung dan tidak tahu kapan akan
berakhir, tiba-tiba nanti wabah ini hilang. Apalagi kalau bukan bersyukur dan
berterimakasih? Paling tidak, menambah keyakinan dan iman kita bahwa segala
sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya.
Setelah bersyukur, pastinya pengen keluar rumah. Entah itu ke taman kota,
ke tempat makan favorit, atau ke perpustakaan. Oh iya, terakhir ke perpustakaan
awal Maret lalu dan sampai sekarang belum buka lagi. Ada 2 buku yang saya
pinjam di rumah. Sudah tuntas saya baca dari beberapa hari setelah pinjam.
Saya juga kangen sama pantai. Serius! Saya suka pantai dan suasananya. Angin
semilirnya, suara ombaknya, pasir-pasir dan pecahan karang. Apalagi kalau makan
di pondokan yang ada. Surga dunia lah. Untungnya saya tinggal di Lampung yang
memang punya banyak pantai. Jadi bisa mudah kalau lagi pengen kesana.
Baca juga : Pantai Selaki, Wisata Lampung Murah Meriah
- Lalu apa lagi?
Jalan-jalan ke Palembang! Hehe, ini agenda sudah mengendap beberapa bulan
lamanya. Bahkan sebelum tahun 2019 berakhir, saya sudah menuliskan tempat ini
dalam daftar agenda saya. Tapi waktu itu urung saya lanjutkan karena beberapa
hal.
Pertama, karena kabut asap. Sekitar bulan Oktober-November tahun lalu,
Palembang sempat dilanda kabut asap kembali. Saya yang sudah matang-matang
rencananya, bahkan sudah cek tiket kereta dan siap beli, harus dapat kabar
buruk dari teman disana. Kabut asap, lebih baik ditunda dulu. Dengan berat
hati, saya tunda niat saya kesana sambil saya pantau terus keadaan Palembang.
Nah, pas sudah reda, saya dapat kabar dari adik perempuan yang kuliah di
Bogor. Ada agenda besar disana. Wisudanya yang sudah lama kami tunggu-tunggu.
Senang sih karena ia sudah selesai kuliah, tapi agak sedih juga karena harus
menunda lagi keberangkatan saya ke Palembang. Berat ongkos dan izin suami kalau
terlalu sering jalan-jalannya, hehe.
Baca juga : Potongan Cerita Wisuda
Siapa yang menyangka beberapa minggu setelah acara wisuda itu, Indonesia
mulai diserang wabah covid ini. Waktu itu saya berharap wabah ini tidak sampai
meluas dan menjadi parah. Tetapi malah sampai tulisan ini dibuat, keadaan terus
bertambah parah. Jadi, mau tidak mau ya harus ditunda lagi.
- Kenapa sih ingin ke Palembang?
Pengen nostalgia! Haha. Jadi, 10 tahun yang lalu, saya pernah tinggal dan
berkarya disana. Gak lama memang, gak sampai 2 tahun. Tapi kenangannya masih
ada sampai sekarang. Saya pengen ketemu dengan teman lama yang sekarang sudah
jadi ibu-ibu berbuntut 2-3 anak. Sepertinya seru.
Selain itu, saya juga pengen lihat wajah Palembang sekarang ini. Pasti banyak
banget berubah. Dulu belum ada tuh LRT, sekarang sudah membentang dari bandara
ke stadion Sriwijaya. Dulu juga belum ada bangku-bangku di pinggir jembatan
Ampera, kemarin-kemarin saya lihat postingan teman disana, sudah berjajar
banyak.
Banyak tempat yang pengen saya kunjungi. Sekadar mengulang ingatan dulu. Toko
buku, perpustakaan, 2 kampus yang sering saya sambangi walaupun saya bukan
mahasiswa disana, juga tempat belanja, dan yang pasti taman di sekitar jembatan
Ampera.
Baca juga : Palembang Again
- Prediksi kamu kapan covid-19 ini akan berakhir?
Wah, saya gak tahu lah! Becanda nih yang buat pertanyaan. Dikira saya ahli
matematika yang bisa memperhitungkan kapan kurva wabah ini akan melandai dan
akhirnya berhenti, haha. Saya juga bukan ahli kesehatan yang bisa memperkirakan
kapan manusia punya kekebalan dari tubuhnya sendiri untuk melawan virus corona
ini.
Saya orang biasa yang bisanya hanya menuruti anjuran tenaga kesehatan saja
untuk mencegah penyebaran virus ini. Misalnya rajin cuci tangan, pakai masker kalau
keluar rumah, dan tetap berdiam di rumah saja kalau tidak ada kepentingan
apa-apa diluar sana.
- Jadi, apa yang kamu harapkan?
Wabah ini cepat berakhir. Saya yakin semua orang punya harapan yang sama. Wabah
covid-19 ini telah banyak mempegaruhi kehidupan kita. Tak perlu menutup mata
lah, banyak yang karyawan dirumahkan. Bisnis lesu. Pariwisata tidak jalan.
Banyak lah.
Tapi, tetap saja kita harus ambil sisi positifnya kan? Paling tidak, wabah
ini bisa mendekatkan kita pada keluarga karena sekolah dan bekerja dari rumah. Dan
yang paling penting adalah kita juga makin dekat dengan Sang Pencipta.
Baca juga : Melihat Covid Dengan Sudut Pandang Berbeda
Baiklah, sesi tanya jawabnya sampai sini saja dulu ya. Kalau masih ada
yang mau ditanyakan, boleh di kolom komentar, hehe.
Kalau pandemi berakhir aku juga punya keinginan yang sama, Mbak. Aku pengen jalan-jalan. Tapi gak ke Palembang. Hehehe. Aku pengennya jalan-jalan ke kampung halaman aja. Kangen orang tua dan kerabat yang ada di kampung. Gara-gara ada covid-19 kan mudik jadi ditunda.ðŸ¤
BalasHapusHehe, iya banyak yang gak bisa mudik gegara pandemi ini. Kalau saya, orang tua dan mertua masih di daerah yang sama, jadi gak masalah sih hehe. Semoga wabah ini segera berakhir ya mba..
BalasHapus