BPN
Challenge hari #6
Halo!
Di awal merebaknya wabah
Covid-19 ini, ada 2 barang yang tiba-tiba jadi melejit. Ya harga, ya pamornya. Padahal
sebelum ini, mereka tuh seperti tidak dianggap penting dan hanya sesekali saja
dipakai. Masker dan hand sanitizer.
Tiba-tiba saja, stok yang
tadinya berjejer penuh di etalase apotek dan swalayan tidak lama raib. Kalaupun
ada, harganya melambung tinggi dan diluar logika. Saya sampai berpikir, kenapa
gak langsung produksi yang banyak aja ya, hehe.
Maker Kain vs Masker Medis
Sejak diinformasikan bahwa virus corona mulai masuk ke Indonesia, orang
berbondong-bondong mencari masker. Karena waktu itu yang dianjurkan adalah
masker medis, maka dalam sekejap saja masker ini habis di pasaran.
Satu hal yang mendasari dipilihnya masker medis adalah karena disinyalir
dapat menyaring partikel sangat kecil hingga ukuran mikrometer. Jadi, tidak
hanya debu saja yang bisa tersaring di masker ini, tapi juga virus. Salah
satunya adalah virus corona ini.
Semakin bertambahnya permintaan, stok masker ini turun drastis. Susah sekali
menemukan barang yang satu ini di apotek atau swalayan. Harganya juga jadi
sangat mahal. Maka, belakangan mulailah dianjurkan untuk memakai masker kain
saja.
10 Fakta Masker Kain
Memang, dari segi perlindungannya, masker kain sedikit lebih rendah
daripada masker medis. Tapi daripada tidak ada perlindungan sama sekali, masker
kain bisa jadi pilihan. Tapi tahukah kamu apa saja fakta dibalik masker kain
ini? Cek yuk!
- Bisa dipakai ulang
Yup! Berbeda dengan masker medis yang hanya sekali pakai, masker kain
tetap dapat dipakai berulang kali. Tapi dengan catatan harus dicuci terlebih
dahulu sebelum dipakai kembali. Hanya masker kain saja yang bisa dicuci dan
dipakai ulang ya.
- Gunakan tidak lebih dari 4 jam
Telah disebutkan sebelumnya bahwa efek perlindungan dari masker kain
memang lebih rendah dari masker medis. Oleh karena itu, sebaiknya masker kain
dipakai tidak lebih dari 4 jam. Apalagi, jika berada di tempat keramaian. Sediakan
minimal 2 helai masker kain dalam tas supaya bisa lekas diganti apabila sudah
perlu diganti.
- Mulai dianjurkan oleh WHO
Dikutip dari Detik.com, WHO kini telah mengkaji ulang tentang pemakaian
masker kain untuk mencegah penularan virus corona ini. Mereka yang awalnya
menyarankan agar masker medis dipakai hanya untuk pasien dan tenaga kesehatan, belakangan
mulai merekomendasikan masker kain tetap dapat dipakai oleh masyarakat luas.
Masker kain ini dapat menjadi pelindung ketika ada seseorang yang bersin. Saat
seseorang bersin, partikel yang terlepas akan bermacam-macam ukurannya dan
pastikel ini dapat meluncur hingga 8 meter. Meskipun tidak seefektif masker
medis, tetapi masker kain tetap dapat menyaring partikel kecil hingga sekitar
50%.
- Ekonomis dan mudah dibuat
Karena masker kain ini dapat dicuci ulang, maka dari segi ekonomisnya,
masker kain bisa jadi pemenangnya. Kita bisa berhemat beberapa rupiah dengan
hanya membeli sekali masker kain ketimbang membeli masker sekali pakai. Selain itu,
tidak banyak sampah medis yang akan memenuhi tempat pembuangan sampah.
Masker kain juga mudah dibuat sendiri di rumah. Jadi, selama masa
karantina yang hanya di rumah saja, kita bisa memanfaatkan waktu luang ini
untuk membuat masker sendiri. Sudah banyak tutorial membuat masker kain, dari
yang tidak simpel tanpa dijahit, sampai yang rapi ala industri.
- Masker berbahan katun
Sekarang ini sudah banyak macam masker kain yang dijual di pasaran. Bahan-bahan
pembuatnya pun bermacam-macam. Mulai dari kain katun, kaos, dan bahkan saya
pernah lihat ada yang pakai kain satin dengan manik-manik tambahan supaya lebih
cantik, hehe.
Tapi, rupanya masker kain dari bahan katun lah yang paling baik untuk
dipilih. Kain katun dapat menyaring pastikel kecil hingga sekitar 50%.
- Masker 3 lapis
Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 menyarankan untuk memilih masker
kain yang berlapis tiga. Pastinya hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan
efek penyaringnya ya. Mungkin akan terasa panas, tetapi lebih baik mengikuti
anjuran kan daripada ada efek buruk nantinya.
- Masih bisa ditembus aerosol
Partikel yang dapat disaring masker kain adalah partikel yang berukuran
hingga 3 mikron. Meskipun dapat menyaring partikel ini hingga 50-60%, faktanya,
masker kain ini masih bisa ditembus aerosol. Makanya kita disarankan untuk
tetap menjaga jarak aman saat berinteraksi dengan orang di sekeliling. Jarak aman
yang disarankan adalah sekitar 1-2 meter.
Baca juga : Social Distancing Seperti Apa?
Baca juga : Social Distancing Seperti Apa?
Sumber : Pixabay |
- Menyerap air
Karena terbuat dari kain, maka masker ini sangat mudah menyerap air. Sifat
yang berbeda dari kebanyakan masker medis yang tahan terhadap air. Oleh karena
itu, penggunaan masker kain harus diperhatikan dengan hati-hati.
Apabila sudah basah dan lembab, sebaiknya segera berganti masker yang
bersih. Cuci segera masker yang kotor dengan detergen dan jemur di bawah sinar
matahari.
- Harus rajin dicuci
Karena masker kain dapat dipakai berulang kali, maka kebersihannya tetap
harus dijaga dengan baik. Masker yang kotor harus segera dicuci dengan detergen
dan air mengalir. Gunakan masker kain tidak lebih dari 4 jam sebab masker yang
sudah lembab dan kotor akan semakin berkurang daya saringnya. Selain itu malah dapat
menyebarkan berbagai virus yang menempel di permukaannya.
- Harus disetrika
Meski dianggap barang kecil, menyetrika masker adalah tindakan yang tepat
dilakukan setelah masker dicuci dan kering. Uap panas dari setrika dapat
membunuh bakteri dan virus yang menempel di permukaannya saat dijemur. Pastikan
juga setelah disetrika, masker disimpan rapi dalam tempat yang bersih dan tidak
lembab.
Tips Menggunakan Masker Kain
Agar lebih efektif melindungi, ada beberapa tips dalam penggunaan masker
kain ini.
- Jaga kebersihan tangan saat akan memasang dan melepas masker
- Jangan menyentuh bagian depan masker saat melepasnya
- Segera cuci masker kain yang telah terpakai untuk menghindari penyebaran virus yang mungkin menempel di permukaan masker kain
Oke, semoga informasi tadi bermanfaat ya. Meskipun menggunakan masker saat
bepergian, lebih baik tetap di rumah saja ya. Kamu punya pengalaman apa dengan
masker kain ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar :)