23 Oktober 2024

Review Buku Anak "Aku dan Tubuhku"

Semenjak Wafa lahir, prioritas buku saya jadi teralih ke buku anak-anak. Jujurnya, dulu saya gak begitu paham dengan macam-macam buku anak ini. Tapi seiring saya membersamai Wafa, segala iklan, rekomendasi tayangan dan sebagainya yang berseliweran di beranda sosmed saya isinya kebanyakan buku dan baju anak, haha.

Wafa juga suka kalau dibacakan buku, apalagi kalau temanya dekat dengan keseharian atau tokoh-tokohnya mudah diingat. Jadilah si ibu ini makin pengen beliin banyak buku untuk dia. Tapi untuk fasenya dia sekarang, kudu pinter milih dari segi bahan, tema, dan ilustrasinya. 

Buku Aku dan Tubuhku
Buku Aku dan Tubuhku

Kali ini, saya mau sedikit kupas salah satu buku yang Wafa punya. Judulnya, Aku dan Tubuhku.

Judul           : Aku dan Tubuhku
Penulis        : Beby Haryanti Dewi
Halaman     : 20 halaman
Cover          : Hard cover
Penerbit       : Pelangi Mizan

Buku ini mengusung tema kemandirian dan sesuai dengan judulnya, berisi tentang pengenalan nama-nama anggota tubuh serta fungsinya. Halaman pertama diawali dengan pengenalan empat orang anak dengan fisik dan karakter yang berbeda. Dua orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan.

Kata sapaan pertama juga mudah sekali diingat,

"Halo! Ini aku." Saya membacakannya sambil melambaikan tangan dan tersenyum. Eh, Wafa jadi ikutan setiap kali membuka buku ini.

Buku Aku dan Tubuhku
Halaman pertama

Di halaman selanjutnya barulah dirinci apa saja anggota tubuh yang dipunyai serta fungsinya masing-masing. Tentunya tetap dengan kalimat singkat dan mudah dipahami. Misalnya, mata bisa mengerling dan bisa digunakan untuk melihat kucing. Tangan bisa bertepuk dan menari mengikuti irama. Begitu juga dengan anggota tubuh lainnya.

Di halaman akhir, ada 'evaluasi' untuk si kecil berupa pertanyaan untuk menyebutkan anggota tubuh dari potongan gambar yang ada. Nah, karena Wafa belum bisa bicara, maka dia hanya bisa menunjukkan anggota tubuhnya. Misal gambar kaki, maka dia akan tunjukkan kakinya.

Secara fisik, buku ini berbahan karton tebal (boardbook), mengkilap baik sampul maupun isinya, dan dengan pinggiran buku tumpul. Ini sudah cocok banget untuk usia Wafa yang kalau baca buku tuh suka bolak balik secara barbar. Bahan buku yang tebal gak mudah sobek, gak mudah terlipat, jadi bisa awet. 

Dengan ukuran 17cm x 17cm, menurut saya buku ini sudah pas dibaca. Gak kebesaran atau gak kekecilan. Ilustrasinya juga besar, warna cerah dan kontras, serta fokus pada temanya. Bagi saya, ini lumayan penting karena tingkat perhatian bayi kan mudah terdistraksi ya kalau terlalu banyak gambar dalam satu halaman.

Buku Aku dan Tubuhku
Gambar yang gerakannya bisa diikuti anak

Secara pribadi, saat saya bacakan buku ini untuk Wafa, dia langsung tertarik karena memang sebelumnya saya sudah sering menyebutkan nama anggota tubuh sambil bermain dan bernyanyi. Oh iya, pertama kali saya bacakan buku ini saat Wafa berusia 12 bulan.

Beberapa kali dibacakan buku ini, Wafa sudah bisa menirukan adegan yang ada di buku hanya dari melihat gambarnya. Misalnya, menendang bola pada pengenalan kaki, dan bertepuk tangan pada pengenalan tangan. Percayalah, di momen seperti ini, semua ibu pasti akan senang dengan detail perkembangan anaknya.

Secara umum, saya menilai buku ini rekomen banget untuk yang ingin mengenalkan anggota tubuh pada si kecil. Banyak yang bisa distimulasi hanya dari membacakan buku ini pada si kecil. 


Tips membacakan buku untuk bayi :

  • Sebelum membaca buku, perlihatkan buku dengan ekspresi yang membuatnya penasaran. Misalnya sambil bilang 'Waahh buku apa ini? Ada gambar pelangi, bintang, eh ini ada siapa ya? (kalau ada gambar tokoh, bisa sebutkan nama si bayi atau saudaranya). Metode ini sangat efektif untuk Wafa.
  • Bacakan kalimat dalam buku dengan se-ekspresif mungkin dan gerakan tubuh yang sesuai. Misalnya, 'Halo' dengan lambaian tangan sambil tersenyum. Kalau ada tokoh, coba sebutkan juga ciri-cirinya. Misalnya pakai baju warna apa, bergambar apa sambil tunjukkan objeknya. 
  • Ceritakan gambarnya, bukan bacakan kalimatnya secara saklek. Di buku ini, kalimatnya sangat singkat dan sedikit karena memang buku anak ya seperti itu. Tapi, saya pribadi akan menambahkan detail dari gambar yang ada. Misalnya, ketika pengenalan mata yang ada gambar seekor kucing, saya akan tambahkan suara kucing. Wafa sendiri, akan langsung menunjuk boneka kucingnya ketika dia melihat gambar kucing di buku ini.
Buku Aku dan Tubuhku
Saya menunjukkan jalannya suara dari mulut ke telinga
  • Membacakan buku sambil menunjuk objeknya. Misalnya, di buku ada pengenalan telinga yang digambarkan dengan si tokoh senang mendengar temannya bernyanyi. Maka saya akan menunjukkan alur suara itu sampai ke telinga si tokoh. Wafa juga akan langsung memegang telinganya sendiri.
  • Tunjukkan gerakan yang ada dalam cerita di buku. Bagi saya ini penting sekali ya. Tujuannya supaya si kecil bisa lebih mengerti apa yang dibahas dan bisa mengekspresikan berbagai keadaan. Senang, sedih, takut, kaget, dan lainnya. 
Buku Aku dan Tubuhku
Wafa yang menirukan tepuk tangan

Oke, siap membacakan buku ini untuk si kecil? Selamat menyaksikan tumbuh kembang yang menyenangkan hati dan pikiran ya bund!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah memberi komentar :)