Di postingan sebelumnya, saya sudah sedikit ceritakan pengalaman pertama memberi MPASI pada si bayi. Takdir Allah, bayi saya memerlukan MPASI dini di usia 5,5 bulan atas rekomendasi DSA.
Alhamdulillah dari awal MPASI hingga usia bayi saya lebih dari 15 bulan, tidak ada drama berarti seperti GTM parah. Tapi juga ya bukan berarti gak ada drama sama sekali. Pernah sih bayi saya benar-benar mogok makan. Makan sesuap, selesai.
Pernah juga makanannya hanya diacak-acak atau masuk mulut lalu lepeh. Lempar makanan juga pernah. Tapi balik lagi, tidak sampai berlarut-larut.
Nah, saya mau berbagi sedikit tips berdasarkan pengalaman saya yang amat sangat sedikit dan masih pemula. Saya yakin sih pasti sudah banyak tulisan berseliweran yang membahas ini. Tapi mudah-mudahan ini berguna juga ya.
Pertama, siapkan mental ibu. Optimis boleh, tapi jangan berekspektasi terlalu tinggi karena khawatir malah jadi emosi, hehe. Kedua, buat peraturan makan. Dari awal MPASI, saya membuat beberapa peraturan makan.
1. Terapkan Makan Tepat Waktu
Gak harus saklek jam segini atau segini sih, tapi minimal di waktu yang hampir sama. Tujuannya supaya si bayi mengenal rasa lapar. Jadwal makan ini bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing juga. Apakah si bayi lebih suka makan setelah tidur siang, atau makan dulu sebelum mandi, dan lain-lain.
Kalau bayi saya, sarapan pagi setelah mandi bar badannya segar. Gak apa-apa belepotan lagi daripada sarapan dalam kondisi badan risih karena belum mandi. Makan siang biasanya sekitar jam 12 siang, baru ganti popok dan lain-lain. Makan malam, sekitar jam 6 sore. Tapi makin tambah usia, makan malamnya bisa jam 7an.
2. Makan Harus Duduk
Gak boleh sambil main, apalagi gendong dan jalan-jalan. Kalau dipangku, masih boleh, tapi sebaiknya duduk sendiri ya. Tujuannya supaya si bayi fokus pada makanan dan proses makannya.
Karena waktu awal MPASI, bayi saya belum bisa duduk tegak dan saya belum belikan kursi makan juga, jadi saya tempatkan dia di bantal sofa bayi, yang mirip donat itulah. Saya sangga tubuhnya dengan bantal-bantal, supaya posisinya gak tidur.
Awal MPASI |
Setelah dia bisa duduk tegak, saya belikan kursi makan sendiri. Dan saya merasa ini berguna banget! Makan jadi fokus, postur tubuh terjaga, dan minim distraksi. Pengalaman saya, ketika makan di tempat lain yang notabene gak ada kursi makannya, bayi saya lebih mudah terdistraksi dan akhirnya sesi makan jadi gak optimal.
3. Kenalkan Semua Jenis Makanan
Saya ingin bayi saya tidak pilah pilih makanan, makanya sebisa mungkin saya kenalkan semua makanan yang ada sesuai dengan kemampuannya. Segala buah, sayur, protein, karbo, bergantian saya kasih.
Ini juga bertujuan untuk menguji apakah bayi ada alergi makanan tertentu, misalnya telur, susu, atau makanan laut. Selama ini, saya belum menemukan ada alergi tertentu pada bayi saya.
Untuk panduan kebutuhan masing-masing elemen di MPASI bayi ini bisa cari di internet ya, banyak kok. Oh iya, dari awal saya pakai timbangan perkiraan saja, gak pakai timbangan banget karena gak ada, wkwk. Kalau mau tepat, saya sarankan untuk pakai timbangan ya.
4. Kasih Contoh Makan
Sebelum sesi MPASI, saya dan suami sudah sering makan di depan bayi saya. Tujuannya biar dia tertarik untuk makan dan melihat bagaimana proses makan itu. Saya juga sering makan bersama dan memberi contoh proses menyuap makanan ke mulut, mengunyah, dan menelan. Jadi, si bayi bisa menirunya.
Baca juga : No Drama di Awal MPASI
5. Buat Menu Sederhana
Saya sering lihat banyak postingan menu MPASI dengan bahan premium, khusus bayi, dan segala bumbu yang labelnya MPASI. Bagus sih itu, karena setiap ibu juga pasti ingin yang terbaik untuk anaknya kan. Tapi saya pribadi, gak pakai segala macam itu.
Saya buatkan menu sederhana ala rumahan saja. Biar ada rasa dan aromanya, saya biasa kasih tomat untuk penyedap alami, margarin untuk rasa asin, dan wortel untuk rasa manisnya. Rempah-rempah juga bisa dipakai seperti bawang-bawangan, daun salam, daun jeruk, kunyit, jahe, ketumbar, dll itu.
Intinya, saya membuat masakan biasa tapi tanpa gula dan garam. Nah, pas bayi saya sudah berusia 12 bulan, baru saya kasih gula dan garam dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Menu MPASI |
6. Ciptakan Suasana Nyaman
Nah, ini penting banget. Sesi makan harus kondusif, jauh dari mainan, keramaian yang dapat memicu distraksi, dan pendamping juga fokus tanpa ada yang dikerjakan. Pengalaman pribadi, ini ngaruh banget. Jadi, kalau waktunya makan, sebisa mungkin saya gak pegang pekerjaan lain dulu atau gak sambil nonton.
Di sesi makan ini juga, biasanya saya awali dengan rutinitas cuci tangan, baca doa, dan saya informasikan apa menunya. Sewaktu makanannya sudah mulai terpisah antara karbo, protein, dan sayur, saya jelaskan satu persatu. Misalnya, yang saya sendok wortel, saya bilang "Ini wortel, warnanya jingga, rasanya manis, dimakan biar matanya sehat." begitu.
Lalu, saya biarkan juga dia eksplor makanannya sendiri. Dari awal MPASI, saya biarkan tangannya memegang makanannya. Belepotan ya gak apa-apa biar dia tahu tekstur makanannya juga.
7. Tidak Memaksa
Nah, ketika bayi saya tidak mau menghabiskan seporsi makanannya, saya tidak akan memaksanya. Paling, saya yakinkan saja, saya coba suapi lagi. Kalau dia benar-benar gak mau, ya sudah. Awalnya, porsi makan yang saya buat memang banyak tersisa meskipun saya membuatnya sudah sesuai dengan takaran di buku KIA. Tapi, lama kelamaan, habis sesuai porsinya.
Nah, itu dia beberapa tips memberi MPASI dari pengalaman pribadi saya. Saya yakin, setiap bayi pasti berbeda penanganannya karena kondisinya juga berbeda-beda. Kalau bayi lagi GTM, tetap jaga kewarasan ibu ya. Tarik nafas pelan, istighfar jangan lupa, dan coba lihat ekspresi si bayi. Perlahan, emosi ibu pasti reda meski kalau lihat makanannya yang utuh akan kesal sendiri juga, hehe.
Kalau pengalaman kalian, gimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar :)