Siapa yang sudah kangen liburan? Hm, kita tos duu deh karena saya juga sudah kangen banget! Sepertinya sejak pandemi melanda, saya belum pernah lagi liburan keluar kota. Boro-boro mau keluar kota, dalam kota aja sepertinya gak juga.
Kalau
sudah begini, saya hanya bisa mengenang perjalanan-perjalanan saya selama ini
ke beberapa kota di Indonesia. Bersyukur alhamdulillah sudah bisa menjelajahi
sudut-sudut kota walaupun belum semuanya.
Nah, kali ini saya mau mengulang kembali perjalanan wisata saya ke beberapa kota di Indonesia. Semuanya punya kenangan masing-masing. Semuanya juga punya magnet kerinduan yang menarik-narik saya untuk mengunjunginya kembali suatu hari nanti.
Malang
Walaupun
baru sekali ke Malang, rasanya disana sudah jadi tempat favorit untuk berlibur.
Hampir sama seperti Bandung, Malang juga punya beberapa taman wisata yang
menyajikan pemandangan alam yang menakjubkan.
Pertama
kali kesana di awal tahun 2012 lalu. Sudah lama memang tapi masih tetap
berharap suatu hari nanti bisa kesana lagi dengan suasana yang lebih bahagia.
Saya memang lebih suka berlibur di alam terbuka, banyak pohon cari udara segar
dan menghirup oksigen banyak-banyak, serta luas memanjakan mata yang memandang.
Berlibur di alam terbuka seperti itu membuat saya lebih banyak bersyukur karena
telah terlahir di Indonesia dengan limpahan sumber daya alam yang sebenarnya
banyak membuat iri negara lain.
Salah satu taman di Malang |
Oh iya, di Malang juga ada masjid legendaris yang terkenal karena arsitekturnya yang menawan. Masjid Tiban. Saya pernah kesana sekali dan memang luar biasa. Bernuansa biru, masjid ini berdiri megah dengan arsitektur bergaya campuran. Kalau dilihat-lihat, ornamen yang ada di masjid ini seperti perpaduan antara Thailand, China, Arab, dan Indonesia.
Yogyakarta
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Hayooo
siapa yang hatinya meleleh mendengar sebait lagu itu? Yogyakarta memang penuh
kenangan ya. Kota pelajar yang warganya ramah-ramah ini memang punya tempat
dalam hati saya. Ibarat cinta pertama, saya jatuh cinta pada jejakan pertama
kaki saya saat tiba disana, sekitar lima belas tahun yang lalu.
Masih
terbayang lho dalam ingatan saya bagaimana dulu dengan bahagianya menyusuri
jalan-jalan Malioboro, mencicipi jajanan pinggir jalan yang dijual mbah-mbah
murah senyum, mencoba segala baju batik dan akhirnya beli beberapa yang cocok,
juga memborong suvenir khas berupa gantungan kunci dan pena. Tidak lupa
oleh-oleh pia yang legendaris.
Foto di dalam kawasan Keraton Yogyakarta |
Tempat wisata di Yogyakarta memang banyak yang belum saya kunjungi. Tapi saya merasa bersyukur karena sudah sempat masuk keraton walaupun buru-buru karena gak tahu jam kunjungannya hanya sampai jam 12.00 siang.
Terakhir
kali kesana tahun 2017 lalu. Sudah banyak berubah pastinya, tapi perasaan
hangatnya masih tetap sama. Kapan ya bisa kesana lagi?
Bandung
Pertama
kali ke Bandung sekitar tahun 2011 lalu, dan ternyata Bandung juga jadi candu,
hehe. Buat ketagihan untuk balik kesana lagi dan lagi. Walaupun sudah
kesampaian untuk kesana beberapa kali setelahnya, tetap saja Bandung jadi
tempat favorit dalam daftar kalau saya ingin liburan.
Tangkuban Parahu, Bandung sekitar tahun 2011 |
Satu hal yang saya sukai dari Bandung adalah hawanya yang sejuk dan pemandangan hijaunya yang bikin mata adem. Jalan kaki berapa puteran aja rasanya gak keringatan, hehe. Atau mungkin karena jalan kaki saya kurang jauh kali ya, atau memang pas cuaca sedang dingin.
Baca juga : Bandung Dalam Setapak
Nah,
kalau kamu juga suka tempat wisata bernuansa alami, sepertinya Bandung cocok
sebagai salah satu pilihan tujuan. Tangkuban Parahu, Taman Stawberry, Lembang,
dan beberapa tempat wisata di Bandung merupakan tempat favorit saya menikmati
sedikit dari banyaknya pemandangan alam di Indonesia.
Jakarta
Kalau
ada yang bilang, apa menariknya Jakarta sampai bisa jadi tempat favorit tujuan
wisata? Hm, bagi saya, Jakarta ada tempat tersendiri dalam hati, hehe.
Dibanding beberapa kota yang pernah saya kunjungi sebelumnya, Jakarta inilah
kota yang paling sering saya kunjungi.
Seringnya,
saya ke Jakarta naik bus, baik itu bus langsung atau ngeteng (perjalanan
ditempuh dengan berganti-ganti moda transportasi ke tempat tujuan). Disinilah
asyiknya. Saya bisa saja langsung terbangun dan langsung kagum dengan
bangunan-bangunan tinggi pencakar langit ketika sudah memasuki kota Jakarta. Ya
harap maklum, saya kan gadis desa yang jarang banget lihat gedung tinggi di
kota, hehe.
Taman Belakang Monas |
Sepertinya memang ada energi yang berbeda melihat semaraknya lampu-lampu jalan yang terang benderang, iklan-iklan pada videotron yang terasa tak pernah tidur, juga bus-bus yang hiruk pikuk.
Nah,
kalau ke Jakarta, tempat favorit saya adalah ke Monas dan museum-museum yang
tersebar di beberapa titik di kota Jakarta. Rasanya, berhari-hari disana tuh
masih kurang aja kalau menjelajahi bangunan yang punya nilai sejarah.
Baca juga : Menjelajah Museum Wayang, Ngeri-Ngeri Sedep
Palembang
Sudah
berkeliing kota di pulau Jawa, kembali lagi ke pulau Sumatra. Ada kota
Palembang yang jadi favorit tempat tujuan wisata saya. Kota yang satu ini jelas
jadi salah satu daftar tujuan favorit untuk liburan. Selain punya kenangan
tersendiri, kota dengan ikon jembatan Ampera ini juga punya daya tarik yang
kuat bagi saya untuk kembali mengunjunginya.
Ada
beberapa tempat favorit saya kalau berkunjung kesana. Pertama, tentu saja
kawasan jembatan Ampera. Disana, kita bisa melihat pemandangan sungai musi
langsung dari pinggir sungainya. Kalau sudah menjelang malam, suasananya tambah
ramai. Padu padan lampu berwarna-warni menghiasi pagar pembatas sepanjang
sungai dan jembatan.
Pagoda di Pulau Kemaro |
Kalau lapar, ada banyak jajanan yang bisa disantap. Mulai dari jajanan pinggir jalan dengan harga murah meriah, sampai makanan berat di tempat yang mewah. Kalau favorit saya, sepertinya masih tetap mi tek tek pinggir sungai musi dan martabak HAR yang kedainya tersebar di kota Palembang.
Selain
kawasan jembatan Ampera, pengunjung juga bisa mencoba naik perahu menuju Pulau
Kemaro. Jaraknya sekitar 30 menit berkendara menggunakan perahu getek. Pulau
ini ada di tengah-tengah sungai Musi dan suasananya seperti berada di China.
Pasalnya, disana berdiri menjulang pagoda dan kuil milik keturunan Tionghoa.
Baca juga : Menggali Kenangan di Kota Ampera
Yah,
kalau bicara liburan mah, rasanya gak habis-habis ya. Sudah ke kota itu, pengen
ke kota ini, nanti pengen lagi ke kota yang lainnya. Bahkan saya punya satu
impian, pengen mejelajahi seluruh kota di Indonesia, kalau bisa malah kota di
seluruh dunia.
Semoga
aja pandemi ini cepat berlalu, biar kita bisa liburan bebas lagi kemanapun kita
mau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar :)