Sudah beberapa bulan sejak diumumkannya wabah covid-19 mulai memasuki
Indonesia. Beberapa minggu kemudian, kebijakan-kebijakan seperti isolasi mandiri,
karantina di rumah, dan menjaga jarak mulai digulirkan. Sampai akhirnya semua
kegiatan harus dilakukan di rumah. Belajar di rumah. Bekerja di rumah. Beribadah
di rumah.
Bagi orang introvert, melakukan kegiatan di rumah mungkin akan baik-baik saja.
Tetapi bagi orang yang memang kesehariaannya terbiasa dengan banyak orang, beraktivitas
di luar dan ramai, mungkin akan menjadi sedikit masalah. Apalagi kalau sudah berbulan-bulan.
Beberapa hari bosan, selanjutnya bisa jadi memicu stres.
Makanya, di saat seperti ini penting sekali melatih diri supaya tidak
terancam stres. Serius ya, saya bahkan pernah menangis tanpa sebab yang jelas
beberapa waktu yang lalu. Ada perasaan sesak yang sepertinya akan hilang kalau
sudah menangis. Kalau memungkinkan malah saya pengennya jejeritan, haha. Tapi ya
masa jejeritan di komplek? Bisa heboh kan para tetangga, hehe.
Kata suami, saya cuma agak stres aja gegara terkurung dalam rumah dalam
waktu lama. Jiahaha, saya pengen ketawa sih aslinya, tapi gak jadi. Lha, saya
ini termasuk tipe orang introvert yang tidak terlalu menyukai keramaian kok. Tapi
mungkin beda ya. Kesunyian dalam hiruk pikuk normal dengan kesunyian dalam keadaan
seperti ini.
Bisa jadi juga, saya kepikiran bagaimana nanti kalau wabah ini masih lama.
Bagaimana nanti kalau keadaan gak membaik? Bagaimana nanti kalau Indonesia jadi
negara miskin lagi? Duh, dasarnya saya ini pemikir, jadi suka mikir yang
kepanjangan juga.
3 (Tiga) Hal Positif
Saya jadi berfikir (lagi-lagi) kalau saya menuruti pikiran negatif seperti
itu, bakal memicu perasaan yang gak enak juga dong. Jadi, saya berusaha untuk
selalu menanamkan 3 hal positif pada diri dan lingkungan saya. Apakah itu?
Berfikir positif terus menerus. Allah itu sesuai dengan prasangka
hamba-Nya. Jadi, saya berusaha untuk terus berfikir dan berprasangka baik. Seperti
yang terjadi beberapa waktu yang lalu itu, saya menangis tanpa sebab kan
mungkin alam bawah sadar saya berfikir yang negatif melulu.
Wajar sih ya sebenarnya. Berita dan informasi juga bertebaran dimana-mana.
Ada yang hoax, banyak juga yang benar. Tapi kebanyakan kita yang kurang
meneliti dan memahami. Semua dilahap. Berita entah dari mana sumbernya,
diikuti. Makanya pikiran juga termakan berita negatif.
Untuk mengatasinya, saya mulai dengan lebih mendekatkan diri pada Yang Maha
Pencipta. Wabah, virus, atau apapun itu, ada yang menciptakannya. Jadi, Dia
juga nanti yang akan menciptakan penawarnya. Entah lewat perantara para
peneliti, para dokter, atau mungkin lewat makhluk yang sudah ada di bumi ini.
Baca juga : Melihat Covid Dengan Sudut Pandang Berbeda
Baca juga : Melihat Covid Dengan Sudut Pandang Berbeda
Keadaan apapun juga itu merupakan kehendak-Nya. Jadi, saya mulai berfikir positif
bahwa semua akan kembali tenang pada waktunya. Bukankah kita juga sudah
berusaha semaksimal mungkin? Menjaga kesehatan, rajin cuci tangan, pakai masker
kalau keluar rumah, dan menerapkan jaga jarak antar individu. Kalau sudah
berusaha seperti itu, tinggal berdoa saja dan berharap keadaan segera membaik.
Pikiran ini yang terus menerus saya jaga. Alhamdulillahnya, dari pikiran
positif seperti ini, akan melahirkan perasaan yang positif pula.
Positif Feeling
Setelah berfikir positif, perasaan juga secara otomatis akan terbawa positif
juga. Ada perasaan lega dan plong setelah meditasi dengan pikiran tadi, seperti
ada yang berbisik #dengarkanhatimu. Ada beberapa cara yang biasanya saya lakukan
untuk mendapatkan perasaan positif seperti ini, selain dengan berfikir positif.
Mendengarkan musik kesukaan atau melihat album foto lama. Untuk saya, ini
beneran healing untuk perasaan saya. Melihat foto lama misalnya, saya bisa
asyik sendiri sambil senyum-senyum membayangkan kembali kenangan yang ada di
foto itu. Kebanyakan foto yang saya simpan adalah foto jalan-jalan, foto kumpul
keluarga, dan foto teman-teman yang membuat saya bahagia.
Ssstt, saya juga sering membimbing hati saya untuk selalu jatuh cinta! Jatuh
cinta kan bisa pada apapun dan siapapun, bebas. Jatuh cinta sama diri sendiri
juga gak apa-apa selama kadarnya gak sampai pada narsisus, hehe. Kalau kamu
sudah menikah, coba deh sesekali pandangi lagi foto-foto pernikahan dan rasakan
kenangan bahagia yang menjalari perasaan. Mulai senyum-senyum sendiri kan?
Oh iya, perasaan positif ini juga bisa didapat dengan cara bersyukur lho. Tidak
melulu berfikir apa yang tidak didapat, tetapi mulai berhitung apa saja yang
sudah didapat, bahkan tanpa diminta. Rezeki yang berlimpah, pekerjaan yang
menyenangkan, keluarga yang sehat dan rukun. Wah, kalau dihitung-hitung, gak
cukup deh angka-angka berderet itu.
Positif Acting
Beraktivitas positif bisa diartikan sebagai kegiatan apapun yang memiliki
efek baik untuk tubuh sehingga bisa membuat hati merasa bahagia, dan bisa
bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Beraktivitas positif
bisa dilakukan dengan banyak cara. Kegiatan fisik seperti olahraga, bernyanyi
dan menari, beberes rumah dan bermain bersama keluarga bisa jadi kegiatan
positif di tengah-tengah pandemi seperti ini.
Menyalurkan hobi adalah salah satu cara paling efektif untuk menghilangkan
kejenuhan selama masa #dirumahAja. Karena saya suka crafting, biasanya saya buat
macam-macam asesoris dan dekorasi rumah. Dari kain flanel, saya bisa membuat
kotak tisu, tempat pensil, dan hiasan bunga. Lumayan untuk pengisi rumah mungil
saya.
Saya juga sering bernyanyi dan menari sendiri kalau di rumah. Terserah deh
pak suami keberisikan atau gak, yang penting saya bahagia, haha. Kadang,
melihat saya sering begitu, dia juga ikutan kok dan gayanya itu bisa buat saya
terbahak. Sungguh ini hiburan tersendiri untuk saya.
Baca juga : Kegiatan Seru Berdua vs Ramean
Baca juga : Kegiatan Seru Berdua vs Ramean
Selain itu, saya juga senang merawat diri. Luluran, bersih-bersih wajah,
dan merawat rambut. Justru karena #dirumahAja, makanya saya telatenin. Kegiatan
merawat diri ini juga seperti healing untuk perasaan saya.
Merasakan kulit lembut sehabis luluran, merasakan wajah bersih setelah
perawatan sendiri, dan merasakan rambut wangi setelah shampoan itu, rasanya
beda. Apalagi kalau dipuji suami. Fix plong! Bahagia semesta raya, hehe.
Salah satu yang saya perhatikan adalah rambut. Dari dulu keluhan saya
adalah kerontokan rambut. Mau rambut panjang atau pendek, tetap aja rontok. Gak
enak banget lah lihat rambut rontok dimana-mana setiap kali bersisir atau buka
ikatan rambut. Makanya saya cari shampo yang cocok untuk rambut rontok saya.
Untungnya ada Emeron Hair Fall Control. Shampo keluaran Lion dari Jepang. Dari
sekian banyak varian shamponya, saya pilih varian dengan aloe vera untuk masalah
kerontokan rambut.
Perawatan rambut rontok dengan Emeron |
Setidaknya ada 3 keunggulan shampo ini
Wanginya lembut
Saya memang suka shampo yang wangi, tapi kalau wanginya terlalu kuat juga
saya malah pusing. Beda dengan Emeron. Wanginya enak dan nempel sampai rambut
kering. Pernah lah suami saya deketin dan bilang, kamu pakai shampo ya? Rambutnya
wangi! Hihihi. *terimakasih Emeron, sudah membuat doi menyanjungku.
Dilengkapi dengan Active Provite Amino
Emeron shampo ini dilengkapi dengan Active Provite Amino. Nutrisi ini
dapat membuat rambut kuat, tebal, halus, dan berkilau. Bisa kibas-kibas manja ala
iklan sampo lah kalau di rumah sama suami, haha.
Mengandung aloe vera
Aloe vera dipercaya mampu merawat kekuatan akar rambut dan memberi nutrisi
sampai ujung rambut sehingga rambut menjadi kuat dan tidak gampang rontok.
Kamu punya masalah rambut lainnya? Tenang! Emeron gak hanya punya solusi
untuk rambut rontok seperti saya saja kok. Ada banyak produk Emeron untuk
berbagai masalah rambutmu. Rambut kering, lepek, ketomber, rusak? Bisa!
Boleh cek di situsnya langsung disini. Soalnya kalau saya jabarin, mungkin
bisa sepanjang jalan kenangan, hehe. Selain mendapat informasi produk, banyak
juga tips perawatan rambut, gaya hidup, juga informasi menarik lainnya. Cucok lah
sebagai bacaan untuk waktu #dirumahAja.
Rangkaian produk Emeron Complete Haircare |
Nah, itu dia 3 hal yang bisa mengurangi stres saya selama masa pandemi
seperti ini. Sekali lagi, berfikir positif akan membuat perasaan menjadi
positif, sehingga akan melahirkan kegiatan yang positif juga. Kalau kamu
gimana? Share di kolom komentar ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar :)