03 Desember 2018

Day #14, Menggali Kenangan di Kota Ampera

Sebenarnya saya ini gak pernah pindah-pindah tempat tinggal. Mungkin karena saya termasuk orang rumahan yang gak bisa jauh dari orang tua. Dari TK sampai kuliah, ya masih di Lampung saja. Waktu SD malah saya Cuma jalan kaki dari rumah, gak pernah dianter-anter. Waktu SMP dan SMA juga begitu. Ada angkot yang setiap hari selalu setia mengantarkan saya ke sekolah. Kuliah pun gak pernah ngekost karena jarak tempuh yang masih bisa dibilang gak terlalu jauh.

Pernah sih waktu SMA saya ingin sekali kuliah di Jogjakarta, tapi sepertinya orang tua saya keberatan karena jauh. Jadi, ya sudahlah tetap tinggal di Lampung. Makanya setelah selesai kuliah dan mulai cari-cari kerja, saya gak punya bayangan akan tinggal di tempat selain Lampung ini. Makanya saya selalu melamar pekerjaan di tempat yang masih terjangkau dari rumah.

Tapi, nyatanya pekerjaan itu seperti jodoh ya. Carinya kemana-mana, ketemunya kadang gak bisa disangka. Inilah pertama kalinya saya tinggal jauh dari rumah orang tua.

Palembang, Saya Datang Lagi
Saya sudah pernah posting liburan saya di kota dengan jembatan Amperanya ini. Judul postingannya saja sudah menyiratkan sebuah doa; Palembang, Aku Nak Kesano Lagi, yang bisa diartikan bahwa saya akan kesana kembali. Rupanya doa saya itu diamini oleh malaikat! Saya bukan hanya mengunjunginya lagi, tapi saya tinggal disana! Terbayang? Gak lah, hehe.

Palembang hampir 10 tahun lalu
Saya dapat kerja di kota ini dari seorang teman. Saya merasa ini begitu tiba-tiba dan saya seperti tidak punya waktu untuk berfikir dua kali. Pimpinan saya waktu itu memberi waktu hanya beberapa hari setelah saya berkunjung kesana untuk pertama kalinya. Waktu itu saya memang sudah punya kenalan disana. Jadi gak pakai lamar-lamaran, langsung ketemu aja. Lagipula ini lembaga sosial juga yang walaupun legal, tetap lebih kekeluargaan daripada perusahaan.

Bermodal nekat, saya iyakan saja. Dan taraaa.. untuk pertama kalinya saya tinggal jauh dari orang tua. Bagaimana rasanya? Luar biasa! Pertama kali harus cari makan sendiri ketika waktunya makan malam. Pertama kali harus mengatur uang sendiri di tempat yang jauh dari rumah. Saya bahkan dikirimi uang dari rumah karena betapa khawatirnya ibu saya, hehe.

Awal hidup di Palembang, saya merasa seperti tiba-tiba harus merubah kebiasaan saya. Apalagi saya tinggal di bagian kotanya. Tempat tinggal saya aja bersebelahan dengan mall besar kala itu. Jadi kalau saya lagi bete, saya dan beberapa teman yang tinggal bersama akan pergi kesana. Jalan-jalan aja, lihat-lihat baju, kadang cari makan, kadang Cuma beli makanan ringan, hehe.

Teman kerja saya waktu itu
Pernah juga saya dan dua orang teman saya ke Jembatan Ampera malam-malam, naik motor bonceng tiga pula! Mengingat itu, saya tertawa sendiri. Ada rasa takut tapi kok berani juga ya? Padahal jalan raya disana lebih ramai daripada jalan raya di Lampung. Intinya, saya yang tadinya hanya gadis desa (haha, istilahnya berlebihan gak sih?), tiba-tiba saja pindah ke kota besar yang kehidupannya sudah pasti berbeda.

Meskipun saya hanya tinggal satu setengah tahun di Palembang, tapi saya punya banyak kenangan disana. Kenangan, bagaimanapun tak akan pergi kan? Ia tetap ada meski terasa sangat jauh atau bahkan terasa sangat dekat seperti baru kemarin kita berada di lingkarannya. Kenangan, apapun itu tetaplah menyimpan cerita suka duka.  Mulai dari kenangan pindah-pindah tempat tinggal sampai kenangan yang membawa perasaan. Duh!

Ada satu kenangan indah saya selama tinggal di Palembang. Saya bisa menyaksikan sendiri bagaimana riuhnya suasana SEA Games 2011! Selama ini saya hanya bisa menyaksikan event besar seperti itu lewat televisi, tapi waktu itu saya datang langsung! Hari pertama pembukaan SEA Games, jalanan sudah sangat macet sejak pagi menjelang siang. Saya dan teman sempat kesana di malam kedua, pun jalanan masih sangat padat. Tapi demi ingin melihat langsung serunya suasana, saya dan teman saya itu pantang menyerah saja. Naik motor berdua malam-malam, gak takut deh padahal kami perempuan.

Salah satu booth di SEA Games 2011
Satu setengah tahun itu memang waktu yang tidak lama. Saya kembali ke Lampung karena memang saya merasa tidak memungkinkan lagi untuk lebih lama di Palembang. Ada satu hal yang tidak bisa saya sebutkan alasan tepatnya. Hanya satu setengah tahun tapi rasanya saya sudah memiliki saudara dekat dari teman satu tempat kerja.

Dari sana, saya bisa mengunjungi banyak tempat yang kalau saya kembali kesana seperti ada kenangan tersendiri. Jembatan Ampera, pasar 16 Ilir, perpustakaan daerah yang biasa saya kunjungi setiap Sabtu, Gelora Sriwijaya, dan Kambang Iwak adalah tempat-tempat yang bisa membuat kenangan saya berputar kembali. Di hari terakhir saya bekerja, saya dan empat orang teman perempuan saya menghabiskan sore di Kambang Iwak. Bercanda, foto-foto, dan tentunya makan bersama untuk yang terakhir kalinya kala itu.

Pagoda di Pulau Kemaro
Kenangan kami bersama

Sampai hari ini, kami pun masih berkomunikasi dengan baik. Bahkan ada salah satu teman saya yang menjadi pengisi acara di pernikahan saya tiga tahun lalu. Itu membuat saya terharu sekali.

Jalan-jalan sore di hari terakhir saya masuk kerja
Tapi bagaimanapun, saya masih betah tinggal di tempat lahir saya di Lampung. Orang tua saya disini, keluarga saya juga banyak disini, dan saya dapat suami orang sini juga. Jadi, sepertinya saya belum punya bayangan akan tinggal di kota selain Lampung lagi kecuali kalau salah satu dari kami jadi PNS yang penempatannya diluar Lampung, hehe.

Baca juga : CPNS Oh CPNS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah memberi komentar :)