Apa yang disesali
saat ini?
Banyak! Haha. Kalau
dituruti begitu. Banyak hal yang saya sesali sekarang. Tapi kalau saya lagi
lurus, saya akan berfikir ulang. Untuk apa menyesali sesuatu yang sudah
terjadi? Saya juga tidak ingin terlalu lama larut dalam penyesalan itu. Jadi,
saya anggap hal yang sudah berlalu sebagai pelajaran untuk saya.
1. Salah jurusan
kah?
Kenapa saya ambil
kuliah di jurusan Kimia yang pada akhirnya saya gak berkecimpung di dunia
kimia. Bahkan nyasar ke dunia perhotelan, duh! Malah suami saya yang kuliahnya
di jurusan Sosiologi nyemplung ke apotek. Sepertinya kalau dibuat judul
sinetron bisa jadi ‘Pekerjaan yang Tertukar’, mirip kan sama sinetron yang
banyak ambil judul ‘Anak yang Tertukar’? Haha.
Jadi dulu saya
memang sudah menyukai dunia tulis menulis, jadi pas kelas 3 SMA agak bingung
mau ambil jurusan apa. Apa sastra aja ya? Tapi kalau dipikir-pikir lagi, saya
juga belum yakin akan kemampuan saya menulis ini. Ironisnya malah saya kePDan
untuk ambil jurusan Kimia atas saran dari guru Kimia saya yang bilang kalau
nilai saya bagus-bagus di bidang itu. Memang dulu nilai saya lumayan bagus
dibanding nilai lainnya.
Tapi rupanya,
kuliah itu beda jauh dengan sekolah. Di awalnya aja saya bisa dapet nilai minimal
B, di semester-semester selanjutnya, kok jadi banyak rantai karbonnya alias
banyak nilai C nya. Makin banyak praktikum dan saya makin pusing, haha. Apalagi
pas penelitian, lamaaa dan itu sempat buat saya stress.
Menyesal ambil
jurusan kimia? Kadang iya, kadang gak juga. Kalau lagi lurus, saya gak
menyesal. Setidaknya saya sudah pernah belajar lebih dalam tentang bahan-bahan
kimia dan saya merasakan jadi anak lab yang mainannya larutan berbau dan kalau
gak hati-hati bisa melukai dan membuat iritasi. Setidaknya saya juga pernah
merasakan diuji gak lulus-lulus penelitian sementara teman-teman bahkan adik
tingkat saya sudah banyak yang wisuda. Saya yang menangis sendirian di lab demi
tidak terlihat oleh siapapun. Kalau saya mengingat itu, saya pengen ketawa
sekarang, haha.
2. Jatuh cinta
pada orang yang salah
Setiap orang saya
rasa pernah jatuh cinta yang tidak berujung bahagia. Entah itu diungkapkan atau
tidak. Setuju juga ya kalau saya bilang itu wajar? Apalagi untuk seorang
perempuan yang notabene menunggu. Kalau kesampaian akan bahagia, kalau gak
kesampaian paling nangis ngadep bantal, hehe.
Saya pun begitu. Saya
pernah mencintai seseorang secara diam-diam, dan saya lebih lega karena saya
tidak perlu canggung kalau bertemu dengan orangnya. Dengan orang itu, ujungnya
membahagiakan walaupun saya tidak berjodoh dengannya. Saya dan dia tetap
berkomunikasi, entah dia tau atau gak kalau dulu saya diam-diam pernah
menyukainya sebagai laki-laki.
Selepas ia
menikah dengan orang lain, saya jatuh cinta lagi. Kali ini dengan seseorang
yang di kemudian hari meninggalkan saya dengan kenangan yang terus melekat. Saya
salah orang. Sebenarnya awalnya juga saya gak ada niat untuk bermain hati lagi.
Tapi karena dia juga menyatakan perasaannya lebih dulu (yang di kemudian hari
pun ternyata hanya bualan), saya terjaring juga.
Saya gak mau
menceritakan dia secara detail disini, pun perasaan saya yang sempat dia
hancurkan berkeping-keping. Menyesal? Yah, kadang merasa menyesal, kadang juga
sudah gak lagi. Anggap saja saya punya stok ide untuk cerita dan puisi-puisi
melanklis saya, haha. Toh, saya juga sekarang sudah bertemu jodoh saya yang
pasti lebih baik dari dia. Saya mencintainya dan dia pun mencintai saya.
Jadi, intinya
saya berusaha untuk tidak menyesali apapun yang sudah terjadi pada saya.
Kejadian apapun, pastilah ada hikmah di dalamnya yang bisa saya ambil. Tinggal
saya aja yang bisa melihat hikmah itu atau gak.
Apakah kamu juga
punya hal yang kamu sesali hingga sekarang?
Baca juga :
Seandainya
aku juga pernah ngerasa salah ambil jurusan pas SMA, secara dulu daku kan tomboy pas SMA malah masuk sekolah pariwisata yang notabene ke sekolahpun mesti pakai high heels.. hehehhe
BalasHapushai mba icha... tapi ternyata sekarang malah bisa jadi kenangan ya 'penyesalan' kita hehe
BalasHapusSedih bener cuy ...
BalasHapushahaha.. gak, sekarang gak sedih lagi kok ngga..
BalasHapus