Kau bilang ada ribuan tekad untuk mencintaiku selalu
juga mimpi-mimpi yang berloncatan dalam tidurmu
mimpi tentang asa yang mengangkasa
terajut dalam doa-doa panjang sebagai selimut tidur malammu
aku tertawa
entah, tapi memang terasa lucu
apakah masa lalu terlalu indah untuk sekedar dijadikan puisi dalam
buku-bukumu?
atau memang kita yang terlanjur terikat oleh sesuatu yang kita pun
tak tahu apa itu
tapi, fa
aku tersentak kau kirimkan sajak pendek itu siang kemarin
sementara kita sudah terpaut jarak dan waktu
juga oleh sumpahmu di hadapan tuhanmu
betapa waktu telah beranjak sekian lama
dan kita terlalu larut pada entah apa
sudahlah, fa
entah siapa yang terlambat menyadari
atau entah siapa yang terlalu dini mengakui
toh kita tetap bisa menatap hujan di jendela
dan mengabadikannya lewat untaian kata
untuk kemudian meminta angin mengirimkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar :)