Halo!
Masih
belum move on ya dari cerita lebaran kemarin? Saya masih ada satu cerita lagi
yang kalau gak saya tulis, rasanya ada yang kurang gitu. Kalian masih ingat
gak, lebaran tahun lalu, ada Five Girls Gank yang datang ke rumah saya.
Rombongan gadis tanggung yang dulu senangnya cekakak cekikik kalau sudah jalan
kaki sepulang sekolah. Sekarang cukup ketawanya di rumah aja.
Nah,
minggu ke dua Syawal kemarin, giliran teman sekomunitas saya dulu yang datang ke
rumah. Berawal dari satu lingkaran di komunitas FLP selama beberapa tahun,
sampai sekarang masih terhubung berkat adanya grup obrolan di WA.
Dan pertemuan ini diinisiasi oleh salah satu anggotanya, Jams. Namanya Jamastuti, tapi kami lebih suka memanggilnya dengan Jams (Bacanya seperti membaca nama James Bond, gitu).
“Kangen”
katanya memulai obrolan di grup WA.
“Gak
usah bilang kongan kangen, mau ketemuan aja Cuma wacana.” Saya timpali aja
begitu.
Satu dua orang mulai
menanggapi yang intinya sebenarnya pengen pada ketemu. Tapi ya itu, seringnya
sudah rencana, tapi ketika ada yang bilang “Aku ikut aja.” Inilah cikal bakal
kegagalan dan penundaan hingga periode berikutnya.
Baca juga : Five Girls SMP vs Now
Karena pengalaman
itulah, makanya kemarin kami sepakat untuk langsung cari waktu yang tepat dan
tempat yang sekiranya bisa dijangkau oleh semua orang. Sedikit alot sih waktu
pemilihan tempat karena memang kami tinggalnya saling berjauhan. Tadinya akan disepakati satu tempat di
tengah-tengah, tapi dengan pertimbangan ini itu, saya mengajukan tempat untuk
sesekali silaturahmi ke rumah saya.
Dan
ternyata sepakat. Yeay! Akhirnya pertemuan pun terlakasana dengan bahagia dan
suasana yang ceria.
Jams
adalah orang pertama yang datang hampir tepat waktu, lewat sedikit dari jam
yang telah disepakati. Yang lain, agak telat tapi gak apa-apa. Ini bukan acara
resmi juga dan dimaklumi karena memang jaraknya lumayan jauh dan belum pernah
kesini juga sebelumnya.
Karena pertama datang jadi bantuin masak (ups! ada kucing hehe) |
Kami berbagi cerita banyak setelah dua tahun tidak bisa saling kunjung karena kondisi pandemi. Rasa ini masih sama seperti kami dahulu yang masih aktif dan semangat di FLP. Rasanya seperti masih jadi mahasiswa dan single, haha.
Tahun 2008 atau tahun berapa ya ini? |
Dari sekian banyak topik, ada satu bahasan yang selalu Jams ulang-ulang setiap bertemu dengan saya dan teman-teman ini.
“Aku
masih kesel, aku gak diajak foto waktu Lia nikahan! Dendam pokoknya aku!” kata
Jams misah misuh.
Aku tertawa
saja. Ya serius ini, saya juga heran kenapa gak ada foto bareng Jams waktu itu.
Entahlah, pikiran saya mungkin sedang ngeblank, kalian tahu kan bagaimana
rasanya jadi sepasang pengantin yang dipajang sehari semalam di pelaminan? Hehe.
Saya
juga baru sadar ketika Jams protes gak diajak foto beberapa waktu setelah saya
resmi menikah itu. Maafkanlah temanmu ini, Jams.
Dan
tetiba, saya punya ide untuk mengobati kekesalan hatinya itu. Ini dia! Maafkan
dengan editan saya yang seadanya ini ya, Jams, hehe. Oh iya, saya buatkan gak hanya satu foto, tapi tiga foto sesuai dengan gaun yang saya pakai sepanjang hari itu.
Setelah akad |
Pakai baju adat Jawa |
Pakai Gaun Malam |
Semoga tetap kompak, dan semakin kreatif untuk FLP nya
BalasHapus@Penjelajah Waktu : Aamiin.. terimakasih ya
BalasHapus