Kemarin adalah hari lahir ibu. Rasanya pengen nangis,
sumpah. Ibu bagai malaikat yang tak pernah lelah merawat anak-anaknya. Begitu banyak
peristiwa yang telah terlewati bersama. Suka. Duka. Tawa. Air mata. Ibu begitu
kuat. Ibu begitu tegar. Ibu, perempuan luar biasa yang pernah aku temui di
dunia.
Ibu lahir di Palembang sebagai anak ke dua dan sekaligus
bungsu karena nenek meninggal sewaktu ibu masih bayi. Ibu lalu diasuh oleh mbah
buyut hingga dewasa. Perjalanan hidup yang tak selalu mudah membuat ibu lebih
mandiri. Waktu muda, ibu ingin jadi perawat atau bidan. Tapi karena minimnya
informasi dan akhirnya terlambat untuk mendaftar, jadilah ibu mencoba menjadi
guru. Allah memberi rizki lebih dengan mengangkatnya sebagai PNS di tahun 1982.
Dua tahun setelah itu, ibu menikah dengan Abah dan dianugerahi lima orang anak.
Ibu selalu bisa membuat rumah jadi lebih hidup. Ada saja
ceritanya. Lebih sering sambil aktifitas sambil bernyanyi ala guru TK (ini
kebawa sampai rumah) yang membuat kami tertawa. Ibu selalu bisa membuat mainan
sederhana kalau ada anak kecil di rumah. Ibu selalu bisa menceritakan kisah
sederhana untuk kami ambil hikmahnya (yang aku sangat ingat sampai sekarang
adalah cerita tentang ibu dan anak kodok).
Begitulah ibu.
Ooo
Sebenernya rutinitas di keluargaku adalah, ketika ada
anggota keluarga yang berulang tahun, maka kami akan membuat kue sederhana dan
akan kami makan bersama. Tidak berniat untuk merayakan, tapi hanya sebagai rasa
syukur karena masih diberi rizki dan masih bisa berkumpul dengan keluarga. Seiring
berjalannya waktu, dua orang adik perempuanku sudah tidak tinggal di rumah
lagi. Tika dibawa suaminya ke Belitang, dan Lala kuliah di Bogor.
Bantuan datang. Beberapa hari sebelumnya, adikku yang dari
Belitang datang karena liburan sekolah. Akhirnya kami sepakat untuk buat kue
andalan (brownis coklat kukus, pakai yang instan, hehe). Karena aku kerja, jadi
adikku yang buat brownis dan krim untuk menghiasnya. Nah, karena aku belum beli
kado, jadilah kemarin itu nekat ke Karang sepulang kerja. Karena itu juga jadi
kuenya belum sempat dihias sampai aku pulang ke rumah (sampai rumah Maghrib).
Akhirnya brownis coklat plus hiasan sederhana jadi juga. Sayang
banget gak sempet buat hiasan yang lebih indah. Jadinya Cuma begini,
Gegara pulang sudah sore, gak sempet buat hiasan lagi :( |
Sayang lagi, anak-anak ibu gak bisa kumpul semua. Lala belum
bisa pulang karena belum libur semester. Kiki juga lagi study tour bareng
murid-muridnya ke Jakarta. Yah, gak papa deh, yang penting doanya selalu ada.
Fotografernya gemetaran kali ya, blur gini -,- |
We love you, Mom :-* |
“Ya Allah, ampunilah
dosa kami dan dosa kedua orang tua kami dan sayangilah mereka sebagaimana mereka
menyayangi kami diwaktu kecil,"
jadi pengen nangis... semoga selalu sehat, panjang umur, berlimpah rezeki & kasih sayang-Nya...
BalasHapusIbu..ibu...ibu... tak tergambar, tak terlukis, tak terwakili dg kalimat, begitulah cinta, kasih sayang, dan segalanya yg tak pernah usai...
selamat hari lahir untuk ibu...semoga sehat dan bahagia selalu :D
BalasHapusaamiin.. mb ira main geh ke rumah, ada baim tuh, biar si Aisyah main sama dia hehe
BalasHapusTari, makasih doanya ya :D