Apa yang paling kalian ingat saat
Ramadhan di masa kecil? Banyak ya. Mungkin yang masa kecilnya sekitaran tahun
90-an tidak jauh beda pengalamannya dengan saya. Apalagi, kalau tinggalnya
masih di kampung yang banyak surau atau masjidnya. Juga, yang dulu pas
Ramadhan libur sekolah tapi masih harus buat tugas. Oke, saya mau cerita
sedikit kenangan saya saat Ramadhan.
Ada beberapa kenangan yang sampai
sekarang masih terus membekas dalam ingatan saya. Salah satunya adalah
mengumpulkan ceramah pak ustad lengkap dengan tanda tangannya. Duh, tugas
sekolah yang satu ini memang legendaris sekali. Dimulai dari saya duduk di
bangku SMP. Entah diperiksa atau gak itu buku tugas Ramadhan, yang jelas saya
dan mungkin hampir semua siswa sangat khawatir kalau buku tugas itu masih
bersih tanpa adanya rangkuman ceramah dan tanda tangan.
Saya ingat betul waktu harus
mengisi kolom rangkuman ceramah. Saya yang masih ngantuk selepas sahur dan
solat subuh, harus rela tidak tidur lagi demi mendengar ceramah di mushola
dekat rumah. Karena memang kebetulan yang menjadi imam dan penceramah di kultum
pagi itu adalah ayah saya, maka saya tak perlu antri untuk minta tanda tangan,
hehe. Cukup di rumah saja dan kalau saya ketiduran waktu ceramah, saya akan minta
ulangi lagi apa saja yang sudah disampaikan ayah saya itu, haha.
Di tahun lain, ketika ayah saya
tidak memberi kultum pagi, saya dan beberapa orang teman sekampung yang juga
berburu untuk mengisi buku tugas Ramadhan mengusulkan pada guru mengaji saya
untuk ceramah ala kadarnya. Jadi, seperti hanya mengobrol biasa dan anehnya
malah seperti belajar di kelas. Sang guru mengaji seperti mendiktekan isi
ceramah dan kami mencatatnya dengan perlahan. Itu saja sudah membuat kami
bahagia karena tidak perlu berfikir untuk merangkum isi ceramahnya. Duh!
Kenangan lain yang tidak kalah
membekas dalam ingatan saya adalah berebut kue selepas solat tarawih di
mushola. Jadi, di kampung saya dulu punya tradisi yang unik. Para jamaah di mushola
dekat rumah saya itu diberikan giliran untuk membawa kue setiap malam Ramadhan.
Kue-kue ini dikumpulkan di satu rumah (yang waktu itu kebetulan rumah nenek saya),
dan dibagi dalam beberapa piring. Selepas solat tarawih, para jamaah biasanya
tidak langsung pulang ke rumah, melainkan duduk sambil mengobrol ala kadar
sesama tetangga.
Pada saat inilah, kue-kue itu
dibagikan. Saya dan teman-teman sebaya yang sudah duduk melingkar biasanya
hanya senyum-senyum malu saat piring-piring kue sudah disajikan di depan kami.
Tak ada yang mau mengambil duluan karena mungkin malu atau menunggu yang lebih
tua dahulu untuk mengambilnya. Sampai jika ada satu orang saja yang sudah mulai
mengambil sepotong kue dari piring, maka kami seperti dikomando untuk menyerbu
kue-kue dalam piring itu, hehe. Kadang, saya sudah mengincar salah satu kue,
tapi kalah cepat dengan teman saya.
Tradisi ini sekarang sudah tidak
ada lagi di mushola dekat rumah saya. Seringnya, para jamaah langsung pulang
selepas solat tarawih, dan yang tersisa adalah anak-anak yang tadarus.
Nah, itu dia kenangan masa kecil
saya saat Ramadhan. Kalau kenanganmu apa saja?
Baca juga : Ramadhan oh Ramadhan
waaaa sama aja mbakkk, pas kecil juga saya rajin dengerin ceramah selepas sholat shubuh untuk diisi di buku kegiatan ramadan. Kalo ditempatku itu namanya kuliah shubuh
BalasHapusHehe iya sama ya mba? Padahal kayaknya tuh buku tugas cuma numpuk aja ya di kantor guru ya..
BalasHapus