Festival Krakatau datang lagi. Ini sudah ke empat kalinya aku ikuti rangkaian kegiatannya. Dan pasti ada aja yang berbeda di tiap tahunnya. Tahun ini nih yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Apakah itu?
Ikut Tour Krakatau
Yeeeyyyy!! Ini ceritanya ada challenge dari akun resminya Krakatau Festival 2017. Jadi, peserta yang mau ikut tur Krakatau ini harus buat video selfie yang temanya alasan kenapa harus jadi peserta tur. Agak iseng tapi sangat berharap bisa kepilih haha, akhirnya aku buat juga tuh video selfie dan ternyata terpampang juga namaku di pengumuman, yeeeyyy!! Pesan moral seperti kata Andre Hirata : harus tahan malu untuk bisa ikut acara yang lebih menantang, haha. And this is my story..
Hari #1 (25 Agustus 2017)
Ups! Ada penampakan di belakang haha |
Rute menuju anak gunung Krakatau kali ini diawali dari Dermaga Bom menuju pulau Sebesi, menginap semalam lalu paginya berangkat ke anak gunung Krakatau. Jumat pagi, kami harus berkumpul di lapangan Korpri (depan kantor Gubernur Lampung) jam 05.30. Biasanya jam segini masih selonjoran di kasur ya. Alhasil, aku berangkat dari rumah sesaat setelah subuh dan berhasil sampai tepat waktu. Sebelum berangkat, dikasih sambutan dan pengarahan dulu dan dilanjut berdoa.
Next, rombongan berangkat menuju Dermaga Bom di Kalinda, Lampung Selatan. Dari sana, rombongan langsung naik kapal yang lumayan besar dengan muatan sampai 40 orang per kapalnya. Aku dan beberapa orang teman memilih duduk di atas kapal karena sepertinya asik bermain dengan angin dan melihat luasnya lautan. Tapi ternyata di tengah perjalanan, terik matahari sedikit gak bersahabat, buat kulit lumayan gosong, hoho.
Ini belum terik, baru mau berangkat dari Dermaga Bom |
Setelah melalui sekitar 2 jam lebih perjalanan laut yang ombaknya cukup kuat dan bikin kepala pusing, sampailah rombongan di Pulau Sebesi. Baru saja menginjakkan kaki di dermaganya, kami sudah disambut dengan drumband anak-anak. Jadi terharu deh!
Gerbang menuju asrama, yeeaaahh bermalam disini kita |
Begitu ketemu kasur, langsung deh nempel badan kami disana, haha. Untung ada waktu luang alias free time sampai nanti malam, jadi abis ini kami bisa jalan-jalan menyusuri pantainya yang begitu menawan.
Beberapa perahu nelayan menepi di pinggir pantai |
Pulau Sebesi ini berbentuk gunung dengan ketinggian sekitar 844 meter di atas permukaan laut dengan luas 2660 Ha dan terletak di Selat Sunda. Kami mengajak beberapa anak yang sedang bermain lompat tali untuk menyususi bagian kecil pulau ini. Dari hasil susuran kami yang cuma beberapa meter dari asrama, kami tahu ternyata tanah disini cukup subur. Buktinya beberapa tanaman dengan nilai ekonomi tinggi tumbuh disana. Kami juga menyusuri pantainya yang luas, berpasir halus meski tidak putih, dengan ombak yang relatif sedang tingginya. Tampaknya, pulau ini cukup menjanjikan sebagai tujuan wisata di Lampung Selatan.
Gradasi warna airnya buat jadi semakin menarik ya |
Ini pasir pantainya dengan latar belakang ombak yang menyambut |
Setelah menyusuri pantai, kami istirahat kembali ke asrama. Niatnya sebenernya tiduran sambil nunggu sunset, tapi ternyata matahari terus terik sampai menjelang sore. Pas keluar dari asrama, malah tergoda sama mi rebus pakai telor yang dijual di dekat asrama haha. Akhirnya gak dapat sunset deh, tapi memang gak bisa juga lihatnya karena kalau mau lihat sunset harus mengitari pulau ini dulu. Arah baratnya di belakang pantai ini.
Baca juga : Festival Krakatau 2016
Oke, ini dulu ya ceritanya di hari pertama Tur Krakatau. Besok disambung lagi ^_^
Malam hari selepas magrib, ada acara sambutan-sambutan dan pentas tari di aula yang dilanjut makan malam. Hm, menunya ikan bakar dong. Seddaaap.
Tari Sembah khas Lampung Maaf ya agak burem, hehe |
Oke, ini dulu ya ceritanya di hari pertama Tur Krakatau. Besok disambung lagi ^_^
See u next time..
lama ku tak singgah, makin banyak kisah yang kulewati. senang membaca ceritamu lagi.
BalasHapusterimakasih telah menyempatkan singgah di berandaku, senang menyambut kedatanganmu.. :)
BalasHapus