Marhaban Ya Ramadhan.. Alhamdulillah ya umur kita sampai di bulan yang penuh berkah ini. Dan.. ini Ramadhan pertama bersama suami! :D :D yeeeyyy!!
Ceritanya lagi ditinggal ibu sama abah ke Jawa, dan baru bisa sampai rumah pagi tanggal 6 Juni (artinya harus melewati sahur pertama tanpa ibu). Jadi, aku agak gimana gitu, secara harus siapin sendiri sahur untuk orang di rumah.Alhamdulillah, gak perlu rempong karena malam pertama tarawih ada bagi-bagi nasi berkat. Kalau kata orang Jawa, namanya Punggahan, atau secara umumnya disebut Tarhib.
Seperti kebiasaan dari tahun ke tahun, malam pertama tarawih, masyarakat di daerah tempatku tinggal membawa nasi dan lauk yang dibungkus dalam satu wadah. Biasanya satu bungkus cukup dimakan untuk seorang atau dua orang. Isinya terserah orang yang membawa. Kalau aku biasanya yang praktis-praktis aja, kayak sambal telur dan mi goreng, hehe.
Nah, setelah sholat tarawih, nasi-nasi ini dibagikan pada para jamaah sholat. Bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak, semuanya kebagian. Bahkan sampai ada yang sisa karena satu orang biasanya bisa bawa dua atau tiga bungkus. Yang kejatuhan rezeki ya yang deket mushola ini. Sebagian besar jamaah gak mau bawa pulang lebih dari satu bungkus nasi, makanya sisanya ya terpaksa taruh di rumah. Nah, semalem di rumahku dapat sampai 4 bungkus! waaahhhh!
Karena sebelum tarawih kami sudah makan malam, alhasil, nasi-nasi beserta lauk ini harus masuk kulkas supaya gak basi. Sedikit-sedikit kalau dikumpulin jadi banyak juga nih lauk. Pas sahur tinggal angetin aja, hehe.
Alhamdulillah punya suami yang mau bantu untuk siapin sahur (karena aku sendirian yang siapin). Oles-oles roti mentega dan buat susu, jadilah :D :D
#semoga bukan karena takut aku marah-marah kalau gak dibantuin haha
Well, ini kisah sahur pertamaku bareng suami. Mana kisahmu? :) :)
WOw nice. sambal ny hehe. gimana kabarnih
BalasHapusAlhamdulillah wawai, quni. Dirimu pulang ke Lampung kah?
BalasHapus