Melintasi batas senja di
musim penghujan
awal desember seperti
menanti sebuah senyuman
tersuguh sekotak kenangan
yang tak bisa terlepas dari sebuah kehidupan
perempuan bernama nirmala
juga lelaki yang mengaku
sebagai rama
ooo
-kita sedang merenda
kehidupan, nirmala-
rama membiarkan tetes
hujan jatuh di atas mangkuk kaleng tempat makanan si manis di samping tangga,
menciptakan irama yang senada
-mungkin akan menjadi
kenangan kita di masa tua-
-apakah waktu kini bisa
kita bekukan saja? hingga nanti ketika kita tak menjumpai senja lagi, kita
punya kenangan yang beku, yang bisa kita cairkan dengan menghangatkannya di
bawah matahari pagi-
-apa kau pikir kenangan
serupa kuah masakan, nirmala?-
ooo
kami tersenyum, saling
menyelam di kedalaman tatap mata kami
ada selaksa rasa disana
seperti mutiara, seperti
intan permata, seperti berlian berwarna
-aku juga melihat arang,
rama-
katanya. tak apa, memang
sewajarnya seperti itu
-kau bisa membuatnya
menjadi bahan bakar untuk menghangatkan kenangan yang kau sulap jadi kuah
masakan-
dan nirmala tertawa, yang
membuatku makin ingin membahagiakannya.
ooo
merenda taplak meja
bermotif bunga, aku seperti tertawan dalam ruang kenangan
dulu, berpuluh tahun
lalu, rama pernah membisikiku
-merendalah saja, bayangkan
taplak mejamu akan cantik setelahnya. tak usah kau pikir seberapa luas kau akan
merenda-
karena kehidupan juga
adalah hasil rendaan kita, begitu kataku setelahnya
hingga aku tahu apa yang
dikatakannya memang benar dan nyata
ooo
melintasi batas senja di
musim penghujan
awal desember menawarkan
sebuah cerita
yang direnda dengan
kenangan
oleh perempuan bernama
nirmala
juga lelaki yang mengaku
sebagai rama
Natar, 9 Desember 2015
***
Fotonya gak nyambung ya, haha |
Ini termasuk puisi yang baru (baru sebulan dibuat dan langsung terbit di Lampung Post untuk kolom Sajak). Sebenarnya pengen banget buat puisi sebanyak-banyaknya mengingat ide di kepala berdesak-desakan dan berlomba untuk keluar. Tapi menulis puisi itu tidak bisa diprediksi. Kadang dengan sekali ketik, puisi langsung jadi, tapi sering pula bertahun-tahun prosesnya baru sreg untuk diposting.
Tapi aku tetap pecinta dan penikmat puisi. Selamat sore... ;-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar :)