20 April 2010

ANTARA PESIMIS DAN MISTERI

Beberapa hari yang lalu, aku agak iseng mengisi kuesioner tentang kepribadian. Sederet pertanyaan tentang kebiasaan dan sudut pandang kuisi dengan jujur. Aku ingin melihat bagaimana pribadiku sekarang versi si buku.

Hasilnya adalah aku seorang yang cenderung pesimistik. Hm, benarkah? Padahal, aku merasa selalu berusaha untuk memandang segala peristiwa yang terjadi di sekitarku dengan kacamata kebaikan. Berprasangka baik. Begitulah. Makanya, satu sisi hatiku menolak jawaban itu. Tapi sisi lainnya seolah membenarkan meski dituturkan secara halus. Lalu aku sampaikan ini kepada seorang teman. Katanya,

“Menurut gue, 90 % manusia itu pesimis. Termasuk gue :p. Tapi kalo kata gue mah, orang yang pesimis itu lebih punya pandangan jauh ke depan. Soalnya dia akan mempertimbangkan dampaknya dulu...”

Menarik! Benarkah orang yang pesimis itu lebih berpandangan ke depan? Bukankah pesimis itu merasa dirinya tak punya harapan untuk segala hal yang ada di hadapannya. Merasa hampir putus asa dan tak tahu harus berbuat apa. Merasa seolah dirinya selalu terkepung dengan persaingan dan tak akan memenangi persaingan itu.

Aku jadi inget pernah ngobrol dengan seorang temanku yang lain. Dia pernah berbagi sedikit cerita padaku. Isinya kira-kira begini, apapun yang ada di hadapan kita, itu adalah misteri. Tak ada yang tahu akan bagimana kita nanti. Maka, majulah untuk hal yang ingin kita tuju. Jangan pernah berhenti karena banyaknya persaingan, kesempatan yang mungkin kita anggap tak bisa kita gunakan, dan panjangnya jalan yang akan kita lewati. Just go!

Hm, mungkin kedua pemikiran itu perlu diendapkan dulu...

Ruang pengeraman, 15 April 2010

1 komentar:

  1. Pesimis optimis sama saja, melihat kedepan itu suatu hal berbeda

    BalasHapus

Terimakasih sudah memberi komentar :)