Dua puluh delapan tahun berjalan sejak Ibu dan Abah menikah, tepatnya dari tanggal 19 September 1984 lalu. Tentunya, banyak suka dan duka yang telah dilewatinya. Melahirkan lima anak dan membesarkannya, mendidik, dan memenuhi kebutuhan semuanya. Rasanya kalau dihitung pengorbanan mereka, pasti tak akan selesai karena sungguh sangat banyak.
Tahun ini kami –anak-anaknya- ikut berbahagia dengan momen indah ini. Makanya, kami membuat acara kecil-kecilan sebagai ungkapan rasa sayang kami pada mereka. Dengan kue buatan sendiri dan dihias dengan sepenuh rasa cinta, jadilah kami sajikan ke hadapan Ibu dan Abah malam itu. Beruntung, kami berlima bisa kumpul semua, plus bonus satu orang cucu mereka dan adikku, hehe.
Gak ada acara meriah sih, Cuma potong kue dan makan malam bersama tapi rasanya luar biasa bahagia. Dua puluh delapan tahun menjalani hari bersama, dua puluh enam tahun mengurus anak-anak, tentu bukan hal yang mudah. Walaupun aku sendiri belum pernah merasakan bagaimana kehidupan berumah tangga, tapi aku yakin pasti banyak aral melintang yang menghadang.
Dan sekarang, kami sebagai anak-anak mereka, hanya bisa mendoakan agar keluarga ini tetap utuh dan diliputi keberkahan.
Salam cinta dari kami,wahai Ibu dan Abah. Love you two always! :-*
▼
27 September 2012
Marhaban Ya Ibrahim Mujtaba :)
Hello... :)
Satu lagi moment berharga yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Masih bernuansa ponakan baru, kalau yang belum baca postingan sebelumnya, boleh mampir kesini. Kami menyebutnya acara marhabanan atau sebagian besar masyarakat juga menyebutnya akikahan (kalau sekalian akikah), yaitu acara menyambut kedatangan bayi yang baru lahir sekaligus meresmikan namanya.
Acara ini dimulai dengan pembacaan Barjanzi. Dulu sewaktu aku masih kecil, aku sering ikut baca Berjanzi seperti itu. Tapi sekarang sudah banyak yang lupa, hehe. Pembacaan Barjanzi ini cukup panjang dan yang aku tahu selama ini dilakukan dengan bergantian. Jadi terasa rame dan meriah. Apalagi syair-syairnya bukan dibaca begitu saja tapi dilagukan.
Dan ketika hampir selesai pembacaan Barjanzi, sang bayi dibawa berkeliling kepada para jamaah yang hadir untuk dicukur rambutnya. Tapi, gak semua jamaah yang hadir mencukur rambut si bayi. Hanya orang-orang yang dituakan saja, sebagai simbolisme dan syarat. Kemudian, orang-orang yang sudah mencukur rambut si bayi tersebut disemprotkan parfum. Aku gak begitu paham sih kok adatnya begini hehe. Biar ikutan wangi kali ya. Setelah dianggap cukup, maka si bayi diletakkan di tengah-tengah jamaah dan didoakan. Barulah acara marhabanan selesai dengan dibagikannya nasi berkatan dan tentu saja, kembang telor khas akikah bayi :)
***
Walaupun acara Cuma marhabanan begini, tapi repotnya terasa dari kira-kira dua hari sebelumnya. Pasalnya, pagi sebelum acara marhabanan (acara marhabanan dilangsungkan setelah maghrib) di mushola juga ada acara Simaan, semacam tadarus dengan menghafal Alquran dan menyimaknya. Tentu saja kami selaku tuan rumah, wajib menghormati tamu dan menyiapkan kebutuhan para hafidz itu. Tapi gak masalah, karena di lingkungan tempat ku tinggal masih termasuk kampung yang para tetangganya masih sangat suka membantu kalau tetangganya ada yang hajatan.
At last, acara berjalan lancar alhamdulillah.. :D tentu saja, ada yang kurang kalau gak ada dokumentasinya, hehe. Ini dia beberapa gambar yang berhasil diabadikan.
Oh iya, ada yang lupa, satu hal yang paling penting dari acara itu (menurutku sih hehe) adalah diresmikannya nama si manusia baru itu : Ibrahim Mujtaba. That is! :D
Satu lagi moment berharga yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Masih bernuansa ponakan baru, kalau yang belum baca postingan sebelumnya, boleh mampir kesini. Kami menyebutnya acara marhabanan atau sebagian besar masyarakat juga menyebutnya akikahan (kalau sekalian akikah), yaitu acara menyambut kedatangan bayi yang baru lahir sekaligus meresmikan namanya.
Acara ini dimulai dengan pembacaan Barjanzi. Dulu sewaktu aku masih kecil, aku sering ikut baca Berjanzi seperti itu. Tapi sekarang sudah banyak yang lupa, hehe. Pembacaan Barjanzi ini cukup panjang dan yang aku tahu selama ini dilakukan dengan bergantian. Jadi terasa rame dan meriah. Apalagi syair-syairnya bukan dibaca begitu saja tapi dilagukan.
Dan ketika hampir selesai pembacaan Barjanzi, sang bayi dibawa berkeliling kepada para jamaah yang hadir untuk dicukur rambutnya. Tapi, gak semua jamaah yang hadir mencukur rambut si bayi. Hanya orang-orang yang dituakan saja, sebagai simbolisme dan syarat. Kemudian, orang-orang yang sudah mencukur rambut si bayi tersebut disemprotkan parfum. Aku gak begitu paham sih kok adatnya begini hehe. Biar ikutan wangi kali ya. Setelah dianggap cukup, maka si bayi diletakkan di tengah-tengah jamaah dan didoakan. Barulah acara marhabanan selesai dengan dibagikannya nasi berkatan dan tentu saja, kembang telor khas akikah bayi :)
***
Walaupun acara Cuma marhabanan begini, tapi repotnya terasa dari kira-kira dua hari sebelumnya. Pasalnya, pagi sebelum acara marhabanan (acara marhabanan dilangsungkan setelah maghrib) di mushola juga ada acara Simaan, semacam tadarus dengan menghafal Alquran dan menyimaknya. Tentu saja kami selaku tuan rumah, wajib menghormati tamu dan menyiapkan kebutuhan para hafidz itu. Tapi gak masalah, karena di lingkungan tempat ku tinggal masih termasuk kampung yang para tetangganya masih sangat suka membantu kalau tetangganya ada yang hajatan.
At last, acara berjalan lancar alhamdulillah.. :D tentu saja, ada yang kurang kalau gak ada dokumentasinya, hehe. Ini dia beberapa gambar yang berhasil diabadikan.
Oh iya, ada yang lupa, satu hal yang paling penting dari acara itu (menurutku sih hehe) adalah diresmikannya nama si manusia baru itu : Ibrahim Mujtaba. That is! :D
17 September 2012
Cry
Untuk suatu alasan tertentu, aku menangis. Entah karena aku kesal, atau lelah, atau ingin meluapkan apa yang ada di hatiku karena rasa marah, atau entah yang lainnya. Aku hanya ngin menangis. Dan itulah yang kulakukan sore itu. Tapi sayangnya, aku bersama ibu. Dalam keadaan tidak sendirian, bagaimana mungkin aku bisa menangis. Tapi begitulah. Aku berpaling dari wajah ibu di saat yang tepat. Dan keadaan memang mendukung. Angin yang membawa debu kering karena belum juga hujan, kumanfaatkan untuk membuat alasan aku mengusap mataku. Kelilipan. Hal yang wajar bukan? Dan untungnya ibu percaya dan tak bertanya apa-apa. Bagaimana jadinya bila ia sampai tahu bahwa sebenarnya aku menangis dan bukan kelilipan?
14 September 2012
AKU DAN SERPIHAN KEHIDUPANKU
Lagi bingung gak ada bahan untuk posting, pas cari-cari referensi bacaan di rak buku malah nemu beberapa album foto. Iseng aja sih buka-buka, eh ada foto-foto jaman dahulu kala ketika aku dan beberapa adikku masih kecil. Foto-foto yang ku pajang ini Cuma fotoku, hehe narsisnya keluar.
Yah, mau melihat kembali perjalanan hidupku dari kecil sampe sekarang yang sudah satu tahun lebihnya dari seperempat abad, uwhhooo
Sebagian besar foto-foto ini memang direproduksi ulang, mengingat jaman dulu belum ada kamera digital jadi masih pakai klise. Dan... inilah diriku dari jaman ke jaman (halahhh...)
Waktu bayi, aku gemuk banget. Mungkin karena aku anak pertama kali ya, jadi semua kebutuhan ibu hamil bisa terpenuhi dengan mudah. Jadi deh pas lahir, aku buat gemes hampir setiap orang yang melihatku, hihi. Disini gak ada fotonya karena sudah gak layak lagi untuk direproduksi alias sudah rusak
Foto aku lagi duduk di kursi ini mungkin saat aku berusia delapan bulan. Gak ada keterangan waktu sih dalam foto ini. Nah yang berdiri, saat aku berusia 1 tahun. Ada keterangan waktu yang tercetak disana. Bagiku, foto ini lucu. Seorang anak kecil di kebun sendirian dan tanpa ekspresi sewaktu di foto. Alami banget! Hehe.
Baju merah ini, aku sudah adak besar dan pastinya aku sudah bersekolah di SD. Inilah studio foto favoritku dan sudah jadi langgananku setiap aku diajak pergi ke pasar sama Ibu. Masih ingat kan ceritaku tentang aku dan kenarsisan?
Inilah studio foto legendaris yang berjasa dalam mengabadikan serpihan kehidupan masa kecilku. Aku senang foto disini karena studionya lengkap dengan tata taman yang menurutku bagus. Ada kolam kecil berisi ikan hias dengan jembatan berpegangan bambu di atasnya, ada semacam goa buatan yang bagiku dulu mengerikan karena agak gelap, ada berbagai macam bunga dan tanaman dalam pot besar, dan banyak lagi. Sang fotografer sudah sampai hafal denganku. Sekarang, aku tak tahu studio foto ini masih ada atau tidak. Toko ATK dan elektronik yang memang gabung dan berada satu ruko dengannya sih memang masih ada, tapi tak tahu dengan studio fotonya. Terakhir kali foto disana kayaknya saat aku masuk SMP, sudah agak besar sih jadi sudah malu hihi
Nah aku sudah berseragam putih biru dengan dasi disilangkan. Aku duduk di SMP. Coba tebak, yang manakah diriku?
Aku bersama dengan anggota geng yang kami namai Five Girls Geng karena anggota kami jumlahnya 5 orang. 3 orang yang di belakang dari kiri adalah Nova, Dhenita, aku, dan 2 oran di depan dari kiri adalah Ririn dan Ester. Kalau jalan kaki dari gerbang sekolah ke jalan raya tempat menunggu angkot, sudah bisa dipastikan kami akan memenuhi jalan itu hehe. Banyak kenangan suka dan duka bersama mereka. Ada tawa, tangis, berselisih kecil, bercanda, dan semua kenakalan anak SMP. Sekarang, 2 diantara mereka sudah punya momongan. Betapa waktu terasa sangat cepat berlalu ya...
Masa peralihanku berlangsung ketika aku menginjak bangku SMA kelas 2. Aku mulai berjilbab dan bergabung ke organisasi keislaman seperti Rohis. Five Girls Geng memang sudah tinggal nama saja karena kami sudah berbeda sekolah setelah lulus SMP, tapi komunikasi di antara kami masih terjalin. Aku punya teman-teman baru lagi yang tak kalah serunya dengan teman-teman SMP. Hanya bedanya, kebanyakan kami sudah berjilbab. Hayo, tebak lagi yang manakah diriku? hehe
Foto ini diambil sewaktu aku kelas 3 dan bertepatan dengan acara perpisahan sekolah. Sedih, haru, bahagia, jadi satu. Dan aku menyadari waktu itu, selamat tinggal masa remajaku, selamat datang masa pendewasaanku (hyaaaa... bijak banget ya, wkwkwk)
Iyalah, masa SMA kan identik dengan masa manis yang pasti akan terkenang sampai kapanpun. Masa dimana ada rasa kesenangan tersendiri ketika berhasil mengerjai guru PPL (maafkan kami, buuu...), ada kepuasan tersendiri ketika berhasil mencuri perhatian guru, dan tentunya ada rasa paling manis ketika menemukan ‘cinta pertama’ (ngaku!!). Kalau yang terakhir ini sih aku mengakuinya, mungkin kalau sekarang anak SD juga sudah mulai suka-sukaan, heehe (makin gak jelas).
Kembali deh ke soal foto :D
Masa di awal-awal tahun perkuliahanku. Bertemu dengan orang-orang yang hampir seluruhnya baru kukenal dan tak ada satu pun teman SMA yang masuk di jurusan yang sama denganku. Tapi tak ada yang tak bisa mendapatkan teman baru, kan? So, happy lagi dengan suasana baru.
Masa kuliah yang bagiku cukup menguras waktu dan tenaga, hehe. Akhirnya diwisuda juga walaupun tidak bisa bareng dengan teman satu angkatan. Tak apa.. :D
Dan saatnya berpisah dengan orangtua dan keluarga untuk mencari kehidupan baru. Suasana bekerja di Palembang terasa penuh dengan suka dan duka. Ah, sudah banyak cerita kan tentang aku yang merantau ke Palembang?
Dan, foto terakhir adalah aku kini. Beberapa waktu lalu ketika lebaran tiba. Reuni dengan beberapa teman kuliah yang bisa hadir (jarang-jarang lho yang bisa hadir segini banyak). Lihat kan sudah ada yang punya momongan :D
Hmmm... besok akan ada kisah apalagi ya..??
Yah, mau melihat kembali perjalanan hidupku dari kecil sampe sekarang yang sudah satu tahun lebihnya dari seperempat abad, uwhhooo
Sebagian besar foto-foto ini memang direproduksi ulang, mengingat jaman dulu belum ada kamera digital jadi masih pakai klise. Dan... inilah diriku dari jaman ke jaman (halahhh...)
Waktu bayi, aku gemuk banget. Mungkin karena aku anak pertama kali ya, jadi semua kebutuhan ibu hamil bisa terpenuhi dengan mudah. Jadi deh pas lahir, aku buat gemes hampir setiap orang yang melihatku, hihi. Disini gak ada fotonya karena sudah gak layak lagi untuk direproduksi alias sudah rusak
Foto aku lagi duduk di kursi ini mungkin saat aku berusia delapan bulan. Gak ada keterangan waktu sih dalam foto ini. Nah yang berdiri, saat aku berusia 1 tahun. Ada keterangan waktu yang tercetak disana. Bagiku, foto ini lucu. Seorang anak kecil di kebun sendirian dan tanpa ekspresi sewaktu di foto. Alami banget! Hehe.
Baju merah ini, aku sudah adak besar dan pastinya aku sudah bersekolah di SD. Inilah studio foto favoritku dan sudah jadi langgananku setiap aku diajak pergi ke pasar sama Ibu. Masih ingat kan ceritaku tentang aku dan kenarsisan?
Inilah studio foto legendaris yang berjasa dalam mengabadikan serpihan kehidupan masa kecilku. Aku senang foto disini karena studionya lengkap dengan tata taman yang menurutku bagus. Ada kolam kecil berisi ikan hias dengan jembatan berpegangan bambu di atasnya, ada semacam goa buatan yang bagiku dulu mengerikan karena agak gelap, ada berbagai macam bunga dan tanaman dalam pot besar, dan banyak lagi. Sang fotografer sudah sampai hafal denganku. Sekarang, aku tak tahu studio foto ini masih ada atau tidak. Toko ATK dan elektronik yang memang gabung dan berada satu ruko dengannya sih memang masih ada, tapi tak tahu dengan studio fotonya. Terakhir kali foto disana kayaknya saat aku masuk SMP, sudah agak besar sih jadi sudah malu hihi
Nah aku sudah berseragam putih biru dengan dasi disilangkan. Aku duduk di SMP. Coba tebak, yang manakah diriku?
Aku bersama dengan anggota geng yang kami namai Five Girls Geng karena anggota kami jumlahnya 5 orang. 3 orang yang di belakang dari kiri adalah Nova, Dhenita, aku, dan 2 oran di depan dari kiri adalah Ririn dan Ester. Kalau jalan kaki dari gerbang sekolah ke jalan raya tempat menunggu angkot, sudah bisa dipastikan kami akan memenuhi jalan itu hehe. Banyak kenangan suka dan duka bersama mereka. Ada tawa, tangis, berselisih kecil, bercanda, dan semua kenakalan anak SMP. Sekarang, 2 diantara mereka sudah punya momongan. Betapa waktu terasa sangat cepat berlalu ya...
Masa peralihanku berlangsung ketika aku menginjak bangku SMA kelas 2. Aku mulai berjilbab dan bergabung ke organisasi keislaman seperti Rohis. Five Girls Geng memang sudah tinggal nama saja karena kami sudah berbeda sekolah setelah lulus SMP, tapi komunikasi di antara kami masih terjalin. Aku punya teman-teman baru lagi yang tak kalah serunya dengan teman-teman SMP. Hanya bedanya, kebanyakan kami sudah berjilbab. Hayo, tebak lagi yang manakah diriku? hehe
Foto ini diambil sewaktu aku kelas 3 dan bertepatan dengan acara perpisahan sekolah. Sedih, haru, bahagia, jadi satu. Dan aku menyadari waktu itu, selamat tinggal masa remajaku, selamat datang masa pendewasaanku (hyaaaa... bijak banget ya, wkwkwk)
Iyalah, masa SMA kan identik dengan masa manis yang pasti akan terkenang sampai kapanpun. Masa dimana ada rasa kesenangan tersendiri ketika berhasil mengerjai guru PPL (maafkan kami, buuu...), ada kepuasan tersendiri ketika berhasil mencuri perhatian guru, dan tentunya ada rasa paling manis ketika menemukan ‘cinta pertama’ (ngaku!!). Kalau yang terakhir ini sih aku mengakuinya, mungkin kalau sekarang anak SD juga sudah mulai suka-sukaan, heehe (makin gak jelas).
Kembali deh ke soal foto :D
Masa di awal-awal tahun perkuliahanku. Bertemu dengan orang-orang yang hampir seluruhnya baru kukenal dan tak ada satu pun teman SMA yang masuk di jurusan yang sama denganku. Tapi tak ada yang tak bisa mendapatkan teman baru, kan? So, happy lagi dengan suasana baru.
Masa kuliah yang bagiku cukup menguras waktu dan tenaga, hehe. Akhirnya diwisuda juga walaupun tidak bisa bareng dengan teman satu angkatan. Tak apa.. :D
Dan saatnya berpisah dengan orangtua dan keluarga untuk mencari kehidupan baru. Suasana bekerja di Palembang terasa penuh dengan suka dan duka. Ah, sudah banyak cerita kan tentang aku yang merantau ke Palembang?
Dan, foto terakhir adalah aku kini. Beberapa waktu lalu ketika lebaran tiba. Reuni dengan beberapa teman kuliah yang bisa hadir (jarang-jarang lho yang bisa hadir segini banyak). Lihat kan sudah ada yang punya momongan :D
Hmmm... besok akan ada kisah apalagi ya..??