Hujan lagi. Apakah peri-peri yang terbang bersama rintik hujan itu tak melihat ada hujan yang lebih gerimis di hatiku? Mengapa mereka tak mengalah saja dan membiarkan ruang hatiku terbanjiri oleh berliter-liter air mata yang jatuh.
Disini, ingin sekali mengatakan aku merindu. Sangat. Sungguh. Dengan segala rasa yang mungkin belum pernah terlahir sebagai ucapan atau untaian kata dalam berlembar-lembar kertas puisi. Begitu sendu. Seperti mendung.
Gigil yang perlahan meresapi setiap kali desahan nafas berlalu. Beginikah rasanya terkepung oleh kerinduan yang pekat? Ini rindu makin kelabu saja. Entah akan terpecah seperti arakan awan tempat bernaung peri-peri hujan, ataukah makin menggumpalkan hitam mendung hingga jadi jelaga.
Palembang, 21 Maret 2011
# ini puisi dibuat satu tahun lalu, pas buka-buka file ketemu ini, posting aja :D sekedar informasi, puisi ini juga pernah dimuat di Horison Online lho, hehe (http://horisononline.or.id/puisi/narasi-rindu) gak penting ya promosi ini, wkwkwk
Rupanya dua bulan di rumah, terasa sangat membosankan kalau gak ada kegiatan sama sekali. Untunglah seorang teman memberi inspirasi untukku. Yah, untuk mengisi waktu luang di rumah. Yup! Ini dia hasil karyaku dari kain flanel :)
Inginnya sih buat bermacam-macam bentuk kayak yang sudah aku lihat di banyak tempat. Tapi aku baru berhasil buat bunga mawar aneka warna ini. Awalnya, buat bunga ini terasa ribet karena langkah-langkahnya yang lumayan banyak, tapi lama-lama gak juga. Malah saking senangnya, ada yang bilang aku sedang berkebun mawar dengan kain flanel, hehe. Untuk sementara, mawar-mawar ini aku aplikasikan untuk gantungan hape dulu, besok-besok mungkin bisa diaplikasikan untuk yang lain, semisal untuk bros, asesoris tas, bracelet, fascinator, atau yang lainnya. Jadi, gak ada waktu yang terbuang sia-sia kan walaupun belum kerja di luar? Hehe...
Sewaktu beres-beres buku dan file-file jaman purbakala yang menyebar dan berantakan di kamar, aku menemukan sebuah peninggalan yang menurutku masih bagus untuk dilestarikan (?). Sebuah denah rumah yang kalau dilihat dari ukuran yang tertera disana adalah 12 x 13 m. wow! Lebih besar dari ukuran rumah yang kutempati sekarang :) Denah rumah yang kubuat sewaktu aku masih duduk di SMP ini punya sebelas ruangan. Tentu saja, itu rumah tipe yang bagku sudah ideal sekali. Terdiri dari tiga kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dua kamar mandi, dan tentu saja ruang favoritku yaitu perpustakaan. Setelah kuingat-ingat, aku memang pernah membuat coretan sebuah denah rumah semacam ini. Yah, secara, aku memang dulu sempat punya cita-cita jadi arsitek. Tapi, rupanya Allah menakdirkan aku jadi penulis (walaupun tulisannya masih kacau balau, hehe). Sampai saat ini, denah rumah ini masih kusimpan dan akan kusimpan sampai nanti, ketika aku akan membuat rumah (amiin.. mudah-mudahan ada rezeki!). yah, untuk referensi lah kira-kira bentuknya seperti ini, hehe.