22 Mei 2019

BPN Day 17 : Antri Tandatangan dan Berebut Kue? Ini Kenanganku. Kenanganmu?


Apa yang paling kalian ingat saat Ramadhan di masa kecil? Banyak ya. Mungkin yang masa kecilnya sekitaran tahun 90-an tidak jauh beda pengalamannya dengan saya. Apalagi, kalau tinggalnya masih di kampung yang banyak surau atau masjidnya. Juga, yang dulu pas Ramadhan libur sekolah tapi masih harus buat tugas. Oke, saya mau cerita sedikit kenangan saya saat Ramadhan.


Ada beberapa kenangan yang sampai sekarang masih terus membekas dalam ingatan saya. Salah satunya adalah mengumpulkan ceramah pak ustad lengkap dengan tanda tangannya. Duh, tugas sekolah yang satu ini memang legendaris sekali. Dimulai dari saya duduk di bangku SMP. Entah diperiksa atau gak itu buku tugas Ramadhan, yang jelas saya dan mungkin hampir semua siswa sangat khawatir kalau buku tugas itu masih bersih tanpa adanya rangkuman ceramah dan tanda tangan.

Saya ingat betul waktu harus mengisi kolom rangkuman ceramah. Saya yang masih ngantuk selepas sahur dan solat subuh, harus rela tidak tidur lagi demi mendengar ceramah di mushola dekat rumah. Karena memang kebetulan yang menjadi imam dan penceramah di kultum pagi itu adalah ayah saya, maka saya tak perlu antri untuk minta tanda tangan, hehe. Cukup di rumah saja dan kalau saya ketiduran waktu ceramah, saya akan minta ulangi lagi apa saja yang sudah disampaikan ayah saya itu, haha.

Di tahun lain, ketika ayah saya tidak memberi kultum pagi, saya dan beberapa orang teman sekampung yang juga berburu untuk mengisi buku tugas Ramadhan mengusulkan pada guru mengaji saya untuk ceramah ala kadarnya. Jadi, seperti hanya mengobrol biasa dan anehnya malah seperti belajar di kelas. Sang guru mengaji seperti mendiktekan isi ceramah dan kami mencatatnya dengan perlahan. Itu saja sudah membuat kami bahagia karena tidak perlu berfikir untuk merangkum isi ceramahnya. Duh!

Kenangan lain yang tidak kalah membekas dalam ingatan saya adalah berebut kue selepas solat tarawih di mushola. Jadi, di kampung saya dulu punya tradisi yang unik. Para jamaah di mushola dekat rumah saya itu diberikan giliran untuk membawa kue setiap malam Ramadhan. Kue-kue ini dikumpulkan di satu rumah (yang waktu itu kebetulan rumah nenek saya), dan dibagi dalam beberapa piring. Selepas solat tarawih, para jamaah biasanya tidak langsung pulang ke rumah, melainkan duduk sambil mengobrol ala kadar sesama tetangga.

Pada saat inilah, kue-kue itu dibagikan. Saya dan teman-teman sebaya yang sudah duduk melingkar biasanya hanya senyum-senyum malu saat piring-piring kue sudah disajikan di depan kami. Tak ada yang mau mengambil duluan karena mungkin malu atau menunggu yang lebih tua dahulu untuk mengambilnya. Sampai jika ada satu orang saja yang sudah mulai mengambil sepotong kue dari piring, maka kami seperti dikomando untuk menyerbu kue-kue dalam piring itu, hehe. Kadang, saya sudah mengincar salah satu kue, tapi kalah cepat dengan teman saya.

Tradisi ini sekarang sudah tidak ada lagi di mushola dekat rumah saya. Seringnya, para jamaah langsung pulang selepas solat tarawih, dan yang tersisa adalah anak-anak yang tadarus.

Nah, itu dia kenangan masa kecil saya saat Ramadhan. Kalau kenanganmu apa saja?


2 komentar:

Niklosebelas mengatakan...

waaaa sama aja mbakkk, pas kecil juga saya rajin dengerin ceramah selepas sholat shubuh untuk diisi di buku kegiatan ramadan. Kalo ditempatku itu namanya kuliah shubuh

Laela Awalia mengatakan...

Hehe iya sama ya mba? Padahal kayaknya tuh buku tugas cuma numpuk aja ya di kantor guru ya..