31 Mei 2019

BPN Day 26 : Dapat Tantangan Di Ramadhan Ini

Wuuaaahhh Ramadhan sudah di penghujungnya. Selama lebih dari 25 hari Ramadhan ini, tentu banyak sekali ya kegiatan yang sudah dilakukan untuk mengisi Ramadhan. Mungkin ada yang mengisinya dengan menyelesaikan target-target ibadah Ramadhan, semisal khatam Alquran, atau target-target lainnya. Atau ada juga yang mengisinya dengan kegiatan lain semisal bakti sosial atau kegiatan luar lainnya.


Bagi saya, mengisi waktu Ramadhan tidaklah sulit. Bahkan saya seperti butuh waktu lebih banyak lagi (atau saya saja yang terlalu malas ngapa-ngapain wkwk). Kalau dulu saat sekolah, saya lebih banyak mengisi buku Ramadhan karena memang tidak ada beban lain yang saya tanggung. Tapi sekarang ini, lebih banyak waktu saya habiskan dengan kegiatan lain.

Saya tetap bekerja seperti biasa, jam kantor pada umumnya. Itupun sebenarnya sudah menguras waktu saya. Libur yang hanya seminggu sekali saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apalagi di Ramadhan ini. Harus berburu kalau tidak mau ketinggalan pekerjaan lainnya. Misalnya saja untuk solat tarawih. Di tempat tinggal saya, solat tarawih dilaksanakan di musola yang pengurusnya selalu tepat waktu. Jadi begitu adzan Isya, sang imam tidak akan lama menunggu para jamaah. Konsekwensinya ya saya dan suami harus bersegera berangkat kalau gak mau ketinggalan, hehe.

Ramadhan kali ini, saya juga punya kegiatan tambahan yang menantang. Menulis blog. Iya, kalau biasanya saya menulis blog itu semau saya, ya sesempatnya saya atau kalau saya lagi mood, tapi kali ini saya harus menulis setiap hari. Tantangan dari Blogger Perempuan kali ini membuat saya benar-benar punya kegiatan ekstra. Dibela-belain lho selepas tarawih dan tadarus masih buka laptop, haha.

Saya juga memulai usaha kecil-kecilan dari Ramadhan ini. Mencoba membuka gerai kerajinan tangan dan pencetakan undangan. Jadi promosiin dulu di media sosial yang saya punya. Mau gak mau, memposting dan mempromosikan itu butuh waktu juga kan? Maka itu, saya serasa butuh tambahan waktu yang lebih banyak lagi.

Tapi, dengan kegiatan-kegiatan itulah saya jadi merasa lebih produktif. Dan tentu saja, puasa jadi sering ngerasa gak lapar dan haus. Tahu-tahu sudah sore, tahu-tahu harus bangun siapin sahur, dan tahu-tahu Ramadhan sudah akan berakhir, hiks! Sedih? Tentu. Rasanya saya masih kurang sekali untuk minta banyak doa. Rasanya saya juga belum optimal untuk beribadah. Rasanya saya malah kadang menyia-nyiakan waktu yang ada saat senggang.

Ada yang seperti saya? Bagi pengalamannya di kolom komentar ya!

Baca juga : Amalan Puasa Ini Mudah Kok Dilakukan

30 Mei 2019

BPN Day 25 : 5 Tradisi Lebaran Yang Masih Eksis

Menghitung-hitung hari raya tiba ya. Tinggal lima hari lagi lebaran tiba. Kok rasanya cepat sekali Ramadhan berlalu? Anak-anak yang merantau jauh dari kampung halaman, mungkin sebagiannya sudah mulai mudik. Saya pribadi suka tiba-tiba meneteskan air mata kalau lihat pawai mudik pakai motor, atau mobil-mobil pribadi dengan bagasi atas yang banyak. Saya teringat dulu waktu kerja diluar kampung halaman dan harus ikut keramaian mudik pakai transportasi umum. Rasanya begitu haru kala bertemu keluarga di rumah.


Mudik kala lebaran memang jadi salah satu tradisi di Indonesia. Gak heran kalau setiap orang yang merantau jauh menantikan moment yang hanya setahun sekali dijumpai ini. Selain bisa bertemu keluarga, biasanya juga si pemudik bisa menjumpai tradisi lebaran di daerahnya masing-masing atau bahkan hanya dijumpai di keluarga besarnya.

Nah, kalau di keluarga saya, ada tradisi lebaran yang sepertinya tidak pernah terlewat selama saya menjumpai lebaran di rumah. Apa saja itu? Yuk lanjut bacanya 😉

1. Buat ketupat
Tradisi yang satu ini mungkin tidak jauh berbeda dari tradisi lebaran di daerah lain. Biasanya saya dan Abah saya yang membuat ketupatnya sendiri dari janur (daun kelapa yang masih muda) karena orang di rumah gak ada yang bisa buat bungkus ketupat ini, hehe. Seru aja kumpul sambil buat bungkus ketupat sendiri. Masaknya biar ibu aja, gak lama juga kok karena punya trik sendiri.

Baca juga : Tips Meminimalkan Waktu Masak Ketupat

2. Takbiran keliling kampung
Tradisi kedua adalah takbiran keliling kampung. Ini dilakukan pada malam lebaran dimana hampir semua orang di kampung orang tua saya ikut meramaikan takbiran ini. Jadi selepas solat Maghrib, gema takbir sudah berkumandang dari masjid dan mushola. Lalu selepas Isya, barulah beramai-ramai pawai dari masjid utama kampung kami, keliling melewati jalan-jalan yang sudah ditentukan oleh anak-anak Risma. Setiap rombongan melewati rumah warga, ada penambahan peserta pawai. Jadi dari awal sudah ramai, di tengah sampai akhir pawai tambah ramai lagi.



Bahkan, sudah beberapa kali saya ikut pawai, jalanan kampung jadi padat sekali. Peserta pawainya ramai sekali hingga tidak jalannya hanya merayap saja. Tapi seru lho! Apalagi, dari pengurus Rismanya selalu membuat mobil hias atau masjid minimalis yang penuh lampu warna warni.

3. Sungkeman
Sebenarnya bukan sungkeman yang njawa banget ya, tapi bisa dibilang salaman sama orang tua dengan takzim. Jadi, selesai solat Ied, kami sekeluarga akan bersiap duduk rapi. Abah dan Ibu duduk di kursi dan kami anak-anak serta menantu dan cucu akan bergantian salaman dan maaf-maafan. Begitu juga dengan kami anak-anaknya.


Lalu, kami meluncur ke rumah mbah dari pihak abah yang rumahnya hanya di samping rumah kami. Biasanya sudah kumpul juga anak-anak dan cucu-cucunya mbah. Sungkeman seperti ini kami lakukan pagi-pagi segera setelah solat Ied, karena kalau nanti-nanti bakalan susah. Para tetangga sudah datang dan rumah akan ramai.

4. Memberi hadiah
Kalau tradisi yang satu ini sebenarnya bukan hanya di hari raya Idul Fitri saja. Keluarga saya seringkali memberi hadiah untuk masing-masing kami di hari-hari tertentu semisal hari lahir atau ketika ada yang mendapatkan prestasi. Kalau di hari raya, biasanya berupa uang yang masih disebut THR itu. Dan, yang diberi adalah anggota keluarga yang masih berstatus pelajar atau yang belum bekerja. Tapi beberapa kali lebaran juga kami saling memberi hadiah atau tukar hadiah berupa barang yang sederhana. Bukan seberapa mahal atau bagusnya hadiah yang diberikan, tapi rasa kasih sayang antar kami yang menjadikan moment ini begitu berharga.

5. Keliling kampung
Ini tradisi yang sampai sekarang masih dilakukan di kampung orang tua saya. Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, setelah sungkeman dengan orang tua dan mbah di samping rumah, para tetangga akan mulai berdatangan untuk silaturahmi. Karena kebetulan rumah orang tua saya dekat dengan rumah mbah yang notabene termasuk ornag yang dituakan, maka berimbas juga dengan ramainya tetangga yang datang. Biasanya adik-adik saya yang keliling duluan, saya jaga rumah sambil bantu ibu untuk menyiapkan minuman atau makanan untuk orang yang datang.

Baru setelah sore menjelang, giliran kami sekelurga yang keliling ke rumah tetangga. Walaupun paginya sudah bertemu di masjid atau malah sudah ada yang datang ke rumah, tapi kami tetap datang juga untuk silaturahmi. Tradisi ini biasanya tidak hanya sehari saja, tapi hari kedua dan ke tiga lebaran pun, masih ada beberapa tetangga yang saling silaturahmi.

Baca juga : Lakukan Hal Ini Untuk Lebaran Berkesan

29 Mei 2019

BPN Day 24 : Baju Lebaran ; Tradisi atau Kebutuhan?

Memasuki Ramadhan ke 24, makin banyak saja ya kebutuhan untuk lebaran nanti. Kalau ke pasar bahkan rasanya semua barang gak ada yang gak laku dijual. Mau taplak meja, tutup kulkas, gorden, vas bunga, karpet, bahkan sepuh emas pun dirubung konsumen. Apalagi yang namanya toko baju. Duh itu dari awal Ramadhan aja sudah promo besar-besaran.


Saya jadi sering berpikir, apakah lebaran wajib untuk beli baju baru? Tapi, sisi hati yang lain punya jawaban. Kan ini lebaran, hari rayanya muslim, kapan lagi bisa merayakan momen spesial dengan tampilan yang spesial pula? Tapi (lagi), kalau masih punya baju bagus yang jarang dipakai, alangkah lebih baiknya kalau itu saja yang dipakai kan? Nah lho! Inget gak sama lagunya Dea Ananda yang ada liriknya seperti ini,

Baju baru, alhamdulillah
untuk dipakai di hari raya
tak ada pun tak apa-apa
masih ada baju yang lama

Bicara soal baju lebaran ini, saya pribadi memang gak terlalu ambil pusing. Kalau dulu pas masih anak-anak sampai saya SMP sih masih ya. Sepertinya kalau gak ada baju lebaran, rasanya hampa, haha. Atau karena memang dari kecil dulu sudah biasa dibelikan baju sama ibu, jadi kalau gak ada ya itu tadi, seperti bukan lebaran. Kebiasaan ini rupanya terbawa hingga saya beranjak dewasa dan sudah punya uang sendiri.

Awal kerja dan dapat gaji, bahkan saya beli lebih dari satu stel baju untuk lebaran, hehe. Tapi seiring berjalannya waktu, saya jadi sadar dan gak terlalu mementingkan baju lebaran. Gak harus baju baru kalau lebaran, karena ternyata saya malah seringnya beli baju bukan momen lebaran aja. Jadi, ya kalau masih ada baju yang pantas, saya bisa pakai itu.

Eh tapi... ternyata setelah menikah, tradisi itu rasanya diulang lagi, haha. Dimulai dari kebiasaan keluarga suami saya yang suka pakai baju kompakan (yang pada akhirnya saya harus cari baju baru karena seringnya saya gak punya yang kompakan begitu, haha), sampai ya karena saya merasa ada rezeki jadi gak apa-apa deh beli baju pas lebaran. Toh ada budgetnya juga.

OOO

Sebenarnya urusan baju lebaran ini gak harus jadi kontroversi kan? Menurut saya pribadi sih, kalau memang gak butuh-butuh amat dan gak terlalu mendesak ya bisa pakai baju yang lama juga kok. Oh iya, saya punya beberapa alternatif biar lebaran gak kelihatan pakai baju yang itu-itu saja.

1. Selingi baju lebaran dengan baju yang jarang dipakai
Orang lain yang jarang sekali bertemu kemungkinan akan lupa kalau baju yang kita pakai lebaran tahun ini bukan baju baru. Lagipula orang lain juga gak pernah tanya kan, ini baju baru atau baju lama? Hehe. Jadi, pakai saja baju yang sudah lama semedi di lemari. Asal masih bagus dan layak, gak masalah.

2. Mix and match
Memadu padankan baju dengan asesoris lainnya juga cukup ampuh untuk menghasilkan tampilan baru. Misalnya ganti jilbab yang pasangan dengan terusan dengan jilbab lain yang cocok. Atau bisa juga baju lama dikasih outer yang sepadan. Dijamin deh tampilannya lebih segar.

3. Modifikasi baju
Kalau yang ini sepertinya harus punya sedikit kreativitas. Misalnya dari baju terusan yang dijadikan tunik atau bisa juga dari kemeja dimodifikasi dengan tambahan karet dan pita di bagian pinggang.

Nah, itulah beberapa tips untuk yang gak beli baju lebaran. Semoga menginspirasi ya!

Baca juga : Berburu Diskon Online? Cek Tipsnya Dulu!

28 Mei 2019

BPN Day 23 : Buka Puasa Sama Siapa Ramadhan Ini?

Ramadhan makin menua saja. Bagi saya, Ramadhan kali ini seperti berlari kencang. Rasa baru riuh buat punggahan kemarin, tahu-tahu kok sudah di ujung saja. Rasa baru kemarin bebuatan dekor Ramadhan, eh kok sudah mau ganti aja ke lebaran. Rasa baru kemarin bahas rencana bukber barengan, tapi ternyata kok gak jadi-jadi jalan, haha.

Bukber jadul >,<
Memang bulan Ramadhan jadi ajang berkumpul bersama. Mulai dari teman sekantor, saudara, bahkan teman sesama alumni sekolah yang sudah belasan tahun lulusnya. Ada yang selalu punya rencana dari tahun ke tahun, tapi terlaksananya baru bisa tahun ini. Atau bahkan ada yang hanya wacana karena semua calon peserta bukber serentak punya jawaban yang sama, "Aku ikut aja.".

Pernah ngalami yang begini? Saya banget ini, haha. Makanya di grup manapun, saya pasti akan terkekeh kalau sudah ada jawaban seperti itu untuk pertanyaan mau bukber dimana dan kapan. Karena jawaban itu pasti menular dan pada akhirnya malah gak jadi eksekusinya.

Ngomong-ngomong soal buka puasa bersama, Ramadhan kali ini saya baru bukber diluar sekali. Itupun masih bareng keluarga sendiri. Sekali di rumah mertua bareng keluarga besar mertua, dan sekali lagi di rumah nenek dari pihak saya. Untuk bukber dengan teman-teman, rasanya sudah gak bisa lagi. Kemarin sempat ada wacana, malah sampai cari referensi di tempat yang agak jauh di tengah kota. Akhirnya juga gak ada eksekusinya, wkwk.

Mungkin karena memang dari teman-teman saya sudah berkeluarga, jadi agak susah mau kumpul. Belum lagi kalau sudah ada yang berbuntut lebih dari seorang, tambah rempong kan? 

Saya jadi ingat Ramadhan tahun lalu. Saya dan belasan teman yang terkumpul dalam satu grup wa punya wacana bukber. Awalnya ya itu tadi, hanya wacana dan kompak kasih jawaban ikut aja. Dengan pengalaman yang terlalu banyak rencana tanpa ada hasil, maka kami adakan saja bukber dadakan. Eh malah ketemu! Walaupun hanya beberapa orang saja yang datang, tapi kami serasa reuni. Dan saya pribadi senang sekali. Ceritanya ada disini.

Tahun ini sepertinya saya harus puas dengan hanya berbuka puasa bersama keluarga saja. Toh keluarga kita sendirilah yang paling bahagia kalau bisa berkumpul bersama. Apalagi kalau kita sudah tinggal terpisah dari orang tua. Pasti momen begitu sudah ditunggu-tunggu ya.

Kalau kamu? Sudah bukber sama siapa aja?

27 Mei 2019

BPN Day 22 : Make Up Simpel Untuk Lebaran

Waaaahhh sudah dekat lebaran aja. Gimana bu ibu, sudah beli baju lebaran belum ya? Hehe. Biasanya sih yang dipentingin ibu-ibu mah bajunya suami dan anak-anak dulu ya. Pokoknya kalau mereka sudah beres, tinggal emaknya aja dah. Kenapa coba? Karena biasanya perempuan lah yang paling ribet soal mix and match baju dan perlengkapannya. Baju warna apa, cocoknya pakai kerudung corak apa, sandal model apa, dan terakhir riasan wajah mau gimana. Ya gak? Hehe.

Lebaran dengan dresscode hitam putih
Gak heran kalau pagi-pagi mau lebaran dan semua anggota keluarga sudah siap, ibu-ibu lah yang paling akhir keluarnya. Belum pakai jilbabnya, belum pakai riasan wajahnya, belum lagi cari kaos kakinya. Siapa yang pengalaman begini? Hihi.


Seperti biasa, di keluarga suami, para perempuannya alias mbak-mbak ipar saya sudah nyiapin dresscode untuk lebaran nanti. Ini sudah ketiga kalinya untuk saya punya baju kembaran sama mereka. Kembar warna aja sih, biar keliatan kompak keluarga besarnya. Untuk model baju, jilbab dan riasannya terserah masing-masing aja.

Nah, biasanya saya gak dandan macem-macem. Selain gak bisa dandan, saya juga gak mau terlalu menor pas ketemu banyak orang. Jadi paling cuma jilbab aja yang sedikit saya modif. Yah, biar ada beda sedikit lah, kan hari raya, hehe.


Untuk riasan wajah, saya gak pakai mahzab ribet dan lama, wkwk. Lagipula, saya juga gak punya make up yang macam-macam itu. Jadi, biasanya saya hanya pakai beberapa produk kecantikan yang paling dasar dan paling mudah saja.

Pelembab
Sudah beberapa minggu ini saya pakai pelembab dari Citra. Secara fisik, bentuknya krim putih dengan bau harum yang ringan sekali. Dulu seingat saya, varian Citra Hazeline Mutiara ini ada kilau-kilaunya seperti mutiara, tapi sekarang tampaknya sudah dikurangi atau malah tidak ada kilau-kilaunya. Pakai pelembab ini enak dan gak terasa tebal, serta tidak terlalu berminyak. Jadi kadang saya malah gak pakai bedak lagi karena efek tampilannya yang sudah pas di wajah saya.

Bedak
Saya pakai bedak padat jenis two way cake. Kali ini saya punya bedak dari produk Wardah yang reviewnya sudah saya ulas disini. Bedak ini cukup menutup permukaan wajah dengan sempurna. Warnanya juga netral tapi memang kalau dipakai agak tebal, wajah serasa menor sangat, hehe. Jadi saya aplikasikan sedikit saja agar lebih rapi.

Blush on
Saya jarang sekali pakai blush on, kecuali acara tertentu. Berangkat kerja pun, hanya kadang-kadang saja saya pakai. Blush on yang saya punya masih dari Wardah dengan warna netral, yaitu pink salem. Jadi cocok dipakai di segala warna baju dan acara apapun. Biasanya kalau sudah pakai ini, saya merasa lebih imut, haha. Efeknya buat wajah lebih cerah saja.


Eye Shadow
Sama seperti blush on, saya pakai eye shadow juga kadang-kadang saja. Untuk blush on ini saya pakai produknya Pixy dengan warna yang lagi-lagi netral, pink, emas, dan coklat. Karena saya juga gak bisa-bisa amat pakai eye shadow ini, jadi saya hanya pakai sedikit saja.

Lipbalm
Karena bibir saya ini termasuk sensitif, jadi saya gak bisa pakai lipstik yang keras. Jadi, sebelum saya pakai lipstik, saya palai lipbalm dulu. Andalan saya dari dulu ya Lipice Sheer Color. Warna fisik lipbalm ini putih susu tapi kalau sudah dipakai akan berwarna merah muda yang cantik. Warna asli bibir. Jadi kalau saya sedang malas pakai lipstik, saya pakai lipbalm ini saja sudah cukup.

Lipstik
Terakhir, saya pakai lipstik kalau mau tampilan wajah lebih tegas dan cerah. Saya punya produknya Wardah (lagi). Warnanya merah tapi tidak menor. Bahannya juga lembut dan rasanya cocok di bibir saya.

Oke, ini riasan wajah saya saat lebaran nanti (kalau saya sempat pakai semua sih, haha). Intinya riasan wajah ini gak perlu yang menor, cukup sederhana saja dan yang terpenting kan cantik hatinya ya. Hm, kalau Anda gimana? Riasan untuk lebarannya gimana?

26 Mei 2019

BPN Day 21 : 5 Tips Melatih Anak Berpuasa

Siapa yang ingat kapan pertama kali mulai berpuasa? Masih TK atau sudah SD? Atau malah sudah SMP baru bisa puasa full seharian? Lalu, siapa yang pernah diam-diam mencuri seteguk air minum setelah lelah bermain di siang hari?


Bagi anak-anak, Ramadhan memang kerapkali menjadi hari yang berat. Apalagi kalau sudah panas terik dan lihat teman-teman sebayanya atau yang lebih kecil dari mereka tidak berpuasa. Wah, bakalan merengek tuh dan cari alasan untuk ikut batal puasa juga. Saya ingat dulu saat masih kecil dan diminta untuk berlatih puasa. Kalau sudah lewat tengah hari, pantang bagi saya untuk tengok lemari makan. Takut tergoda untuk minum atau ngemil, haha. Tapi saya paling suka kalau diajak cari baju lebaran. Sebab, kalau sudah di pasar dan panas, biasanya ibu saya membolehkan saya untuk membatalkan puasa, hehe.

Nah, dari pengalaman saya semasa kecil itu, saya punya beberapa tips untuk mengajarkan anak berpuasa. Simak yuk!

1. Beritahu tujuan berpuasa
Walaupun masih kecil, beritahu bahwa berpuasa adalah salah satu rukun Islam yang harus dijalani oleh seorang muslim. Beritahu juga bahwa tujuan berpuasa adalah untuk lebih mensyukuri nikmat karena masih banyak orang diluar sana yang kurnag beruntung dan sering menahan lapar. Meski mungkin saja anak-anak belum sepenuhnya paham, setidaknya ketika mereka melihat ada orang yang kelaparan, mereka akan berfikir untuk lebih bersyukur.

2. Beri reward
Jangan sungkan untuk memberi reward apapun pada anak-anak yang sudah menjalankan latihan puasa. Dulu sewaktu saya masih TK dan berlatih puasa, saya selalu diimingi akan diberi hadiah di akhir Ramadhan oleh orang tua saya. Dengan begitu, saya jadi semangat untuk tidak membatalkan puasa. Jikalau pun anak-anak hanya sampai setengah hari berpuasa, tidak masalah. Toh mereka juga sudah berusaha semaksimal mungkin. Usahakan pula setelah berbuka di tengah hari, ajak ia berpuasa lagi hingga Maghrib.

Reward bisa berupa apa saja. Hadiah, uang, atau pergi jalan-jalan. Kalau pengalaman masa kecil saya dulu, setiap harinya dulu saya dikasih Rp 1000,- jadi kalau saya full sebulan puasa, maka saya akan dapat Rp 30.000,-. Kalau ada yang bolong puasanya, ya tinggal dikurangi saja nominalnya. Itu pun sudah membuat saya bahagia dan semangat.

3. Beri semangat 
Mungkin di hari-hari pertama berpuasa, anak-anak akan semangat berpuasa karena masih terbawa ramainya suasana. Atau malah ada anak yang hari pertama berpuasanya belum terbiasa hingga sering merengek dan minta untuk membatalkan puasanya. Beri ia semangat setiap harinya. Misalnya hari ini anak-anak berpuasa hanya sampai jam 12.00, maka esok harinya, beri ia semangat minimal bisa berpuasa hingga sampai jam 13.00. Begitupun hari-hari berikutnya.

Memberi semangat pada anak bisa juga dengan menghidangkan makanan kesukaannya pada saat sahur dan berbuka puasa. Bahkan bisa juga ikut diajak untuk mempersiapkan menu buka puasanya.

4. Ajak bermain
Kalau sudah mulai ada tanda-tanda ia minta batal puasa, coba alihkan perhatiannya dengan bermain atau apapun kesukaannya. Bermain bersama dan melakukan beberapa aktivitas akan membuat waktu puasanya terasa lebih cepat. Kalau anak lelah, biarkan mereka tidur agak lama dari biasanya.

5. Beri contoh 
Pada dasarnya anak-anak suka mencontoh siapapun yang dilihatnya. Maka peran orang tua atau kakak-kakaknya yang lebih dewasa akan jadi penentu juga. Beri contoh yang baik semisal tidak marah-marah kala puasa. Karena hakikatnya puasa tidaklah hanya menahan lapar dan haus saja, tetapi menahan marah dan ego yang berlebihan juga.

Itu dia beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatih anak-anak berpuasa. Intinya kita sebagai orang tualah yang bisa memberikan contoh terbaik untuk anak-anak. Ada yang punya tips lain? Bagi di kolom komentar ya! 😉

Baca juga : 3 Aplikasi Android Untuk Mengisi Ramadhan

25 Mei 2019

BPN Day 20 : 3 Aplikasi Android Untuk Mengisi Ramadhan

Halo!
Ramadhan tinggal 10 hari lagi ya. Begitu cepatnya waktu berlalu. Di 20 hari kemarin, pasti sudah banyak cerita tentang Ramadhan ini. Mungkin ada yang baru merasakan Ramadhan bersama suami, atau baru punya bayi mungil hingga harus ekstra menyiapkan sahur dan berbuka, atau bahkan ada yang barusan pindah ke rumah sendiri hingga harus apa-apa sendiri.

Tapi pastinya, zaman sekarang kan serba dipermudah ya dengan kehadiran berbagai macam aplikasi. Misalnya kalau saya sedang buntu mau menyiapkan menu apa untuk berbuka puasa, saya tinggal gugling saja. Atau kalau sedang diluar rumah dan ingin mengisi waktu puasa, saya bisa buka beberapa aplikasi dari ponsel cerdas saya.


Nah, dari banyaknya aplikasi di ponsel cerdas, ada beberapa aplikasi yang sering saya buka di waktu Ramadhan ini.

1. Quran Android
Iya, aplikasi ini jadi sering saya buka ketika Ramadhan. Untuk memenuhi target membaca Quran di bulan Ramadhan ini, tentunya tidak bisa hanya membaca Alquran di rumah saja. Jadi, ketika saya tidak membawa Alquran ketika bekerja atau bepergian, saya selalu gunakan aplikasi ini. Selain bacaan Qurannya sendiri, aplikasi ini juga menyediakan terjemahannya. Jadi saya juga bisa mentadabburinya.


2. Cookpad
Aplikasi ini sangat membantu saya untuk menyiapkan masakan untuk berbuka dan sahur. Kumpulan resep yang ada disini sangat mudah direcook karena disertai langkah-langkah dan foto cara memasaknya. Kalau ada resep yang ingin dimasak tapi belum sempat dieksekusi, bisa disimpan dulu. Nah kalau sudah berhasil recook, bisa pamer dan mengucapkan terimakasih deh ke si pembuat resep.


3. Webtoon
Terdengar seperti anak-anak ya, haha. Iya, saya jadi sering buka webtoon kalau sedang jenuh dan ingin beristirahat sebentar. Aplikasi komik digital ini punya banyak genre. Mulai dari romantis, horror, sampai ala chicken soup of life. Oh iya, komik-komik digital ini juga tidak semua diadopsi dari cerita luar negri. Banyak juga komik yang dibuat oleh komikus Indonesia yang tidak kalah bagusnya dari komikus luar.


Nah itu tadi, 3 aplikasi yang sering saya buka di bulan Ramadhan ini. Kalau kamu, punya aplikasi apa aja nih yang sering dibuka untuk mengisi Ramadhan ini?

Baca juga : Antri Tandatangan dan Rebutan Kue? 

24 Mei 2019

BPN Day 19 : 5 Amalan Puasa Ini Mudah Kok Dilakukan

Apa kabar Ramadhan di hari ke 19 ini? Tentunya sudah banyak sekali ya kegiatan yang dilakukan. Entah buka puasa bersama teman, tadarus bareng tetangga, atau ikut kajian keliling, atau mungkin malah ada yang sudah sibuk buat kue. Tapi, semoga masih tetap semangat ya mengejar pahala di sisa-sisa Ramadhan ini. Banyak sekali kok amalan yang bisa dilakukan untuk menambah tabungan pahala kita. Sayang sekali kan kalau Ramadhan terlewat dengan kegiatan dunia saja yang minim pahalanya?


Mungkin sebagian kita pernah berfikir bahwa melakukan amalan di bulan Ramadhan itu sulit. Tapi ada juga kok amalan yang mudah yang bisa kita lakukan selama Ramadhan ini.

Makan Sahur
Siapa yang suka malas untuk bangun sahur? Hm, ternyata makan sahur ini adalah salah satu amalan yang termasuk sunnah di bulan Ramadhan. Walaupun hanya minum air putih atau makan sepotong buah, usahakan untuk tetap bangun dan sahur ya. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang satu ini.

"Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.”
(HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)

Oh iya, usahakan untuk mengakhirkan waktu sahur. Jadi, kemungkinan untuk tidur lagi selepas sahur menjadi kecil. Kan bisa langsung solat Subuh.

Menyegerakan Berbuka
Kalau tadi, kita disunnahkan untuk mengakhirkan sahur, kali ini kita disunnahkan untuk menyegerakan berbuka ketika Maghrib tiba. Walaupun sedang dalam perjalanan, usahakan untuk berbuka terlebih dahulu dengan minum air putih atau apapun yang ada pada saat itu.

Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.”
(HR. Bukhari Muslim)

Tarawih
Amalan lain yang tidak ada selain di bulan Ramadhan adalah solat Tarawih. Solat sunnah ini dilaksanakan selepas solat Isya dan bisa dilaksanakan secara berjamaah ataupun sendirian. Bebas mau berapa rakaat, apakah 11 atau 23 rakaat. Baiknya lakukan solat tarawih secara berjamaah di masjid atau musola. Selain dapat pahala jamaahnya, kita juga bisa silaturahmi dengan para tetangga. 

Kalau di tempat tinggal saya, selepas solat tarawih, biasanya para jamaah tidak langsung pulang melainkan mengobrol ala kadarnya bersama tetangga. Jadi, yang biasanya jarang banget ketemu tetangga, pas solat tarawih inilah bisa ketemu, bahkan bisa saling menyapa.

Tadarus Alquran
Ini amalan yang menurut saya sangat ajaib. Kalau biasanya kita hanya membaca 1 atau 2 lembar per hari, nah di bulan Ramadhan, bisa sampai 1 juz per hari. Pahalanya juga ajaib. Di bulan Ramadhan ini 1 huruf Alquran yang dibaca akan membawa kebaikan 10 kali lipat. Seperti hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini.

Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan “alif lam mim” satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf
( HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

Bersedekah
Bersedekah tidak harus menunggu banyak harta dulu. Bersedekah bisa dengan apa saja. Salah satu sedekah paling mudah dilakukan di bulan Ramadhan adalah mengajak buka puasa bersama atau memberi makanan untuk berbuka puasa. Pahala memberi makan orang yang berpuasa itu sama dengan pahala orang yang berpuasa  tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa. 

Nah, itulah beberapa amalan di bulan Ramadhan yang bisa kita lakukan dengan mudah. Yuk, makin semangat meraih banyak pahala di bulan yang hanya datang setahun sekali ini. Semoga tulisan ini bermanfaat ya!


23 Mei 2019

BPN Day 18 : Cerita Mudik Saya, Dari Berburu Tiket Sampai Kangen Rumah

Masyaallah.. Ramadhan sudah menjelang hari ke 20 ya? Kok rasanya baru kemarin hari pertama Ramadhan ya? Memang benar ya, kalau kita menjalani hari-hari penuh cinta dan rasa senang, hari-hari itu akan terasa sangat singkat. Seperti Ramadhan ini. 

Btw, hari raya Idul Fitri sebentar lagi. Siapa yang sekarang sedang merantau di tanah orang? Yang sedang menanti untuk pulang ke kampung halaman alias mudik? Atau yang sedang mencari tiket kereta, bus, atau pesawat? Pasti rasanya sudah gak sabar ya. Saya juga pernah kok merasakan itu.


Walaupun saya termasuk anak rumahan yang dari lahir sampai kuliah masih deket orang tua, tapi rupanya saya juga pernah yang namanya kerja jauh. Di luar tanah kelahiran, jauh banget dari rumah orang tua, sampai-sampai kalau mau balik dari mudik, rasanya sungguh beraaatt. Hehe.

Pun tentu saja saya pernah merasakan mudik. Pernah merasakan riwehnya mau mudik, apalagi kalau lebaran datang. Bertambahlah itu keriuhan. Mulai dari berburu tiket, sampai kurangnya waktu di kampung halaman.

Dulu saya pernah tinggal di Palembang. Untuk pulang ke rumah orang tua di Lampung, saya masih bertahan dengan transportasi yang sangat umum dan terjangkau pada saat itu. Kereta. Ada sih pesawat, tapi harganya mihil bingit. Bus juga ada, tapi saya gak tau jalurnya dan saya juga malah merasa gak nyaman mengingat perjalanan yang jauh dan panas.

Jadi, keretalah satu-satunya transportasi yang saya gunakan saat itu. Tahukah Anda, pada waktu itu penjualan tiket kereta hanyalah di loket stasiun atau agen yang resmi. Tidak mudah mendapatkannya seperti sekarang ini yang sudah tersebar baik online maupum offline. Belum lagi, saya juga harus tahu lebih cepat jadwal libur saya mulai tanggal berapa supaya bisa lebih cepat cari tiket keretanya.

Pernah nih, saya harus berburu tiket kereta sampai keliling setengah kota Palembang karena sudah terlalu mepet waktu pulang. Takutnya kalau beli tiket langsung di loket kereta, sudah habis karena antrian yang panjang. Benar, dapatnya ya di agen yang waktu itu letaknya lumayan jauh dari tempat kerja dan kosan saya, hehe.

Oh iya, dulu juga pelayanan dari PT. KAI tidaklah sebaik sekarang. Dulu, tiket kereta tanpa bangku pun masih dijual. Jadi, kalau bangku habis, ya bisa beli tiket berdiri. Bisa terbayang kan kalau kereta penuh dan kita harus berdiri sepanjang perjalanan? Saya pernah lho begitu. Untungnya, dari Palembang ada bangku yang kosong, walaupun di perjalanan rupanya ada si pemilik bangku itu dan pada akhirnya ya saya harus menyingkir.

Satu lagi, kondisi kereta api yang pagi, sangat tidak nyaman. Selain tidak ada pendingin udaranya, kipas angin yang berada di plavon juga tidak berpengaruh sama sekali. Belum lagi, banyak pedagang yang lalu lalang di sempitnya gerbong. Duh! Saya sampai pernah beli batu es di dalam kereta untuk mendinginkan tengkuk kepala. Walaupun sangat murah, waktu itu hanya Rp 15.000,- dari Lampung ke Palembang, tapi saya benar-benar merasa tidak nyaman.

Tapi, kalau sekarang PT. KAI sudah jauh lebih baik. Pedagang sudah tidak diperbolehkan berjualan di dalam gerbong kereta. Kereta yang pagi juga sudah ada pendingin udara, dan yang paling penting adalah tiket tanpa bangku sudah tidak dijual lagi. Yah, tapi sayanya sudah gak di Palembang, hehe.

Dan sekarang, karena rumah orang tua dan mertua saya tidak begitu jauh dan masih di Lampung juga, jadi ya mudiknya sangat-sangatlah dekat. Bahkan dalam sehari pun bisa ke dua rumah tersebut. Tapi tetap ya, kenangan mudik beberapa tahun lalu rasanya masih ada dalam ingatan saya.

Nah, itu cerita mudik saya. Cerita mudik kamu apa?

Baca juga : Tips Mudik Biar Nyaman

22 Mei 2019

BPN Day 17 : Antri Tandatangan dan Berebut Kue? Ini Kenanganku. Kenanganmu?


Apa yang paling kalian ingat saat Ramadhan di masa kecil? Banyak ya. Mungkin yang masa kecilnya sekitaran tahun 90-an tidak jauh beda pengalamannya dengan saya. Apalagi, kalau tinggalnya masih di kampung yang banyak surau atau masjidnya. Juga, yang dulu pas Ramadhan libur sekolah tapi masih harus buat tugas. Oke, saya mau cerita sedikit kenangan saya saat Ramadhan.


Ada beberapa kenangan yang sampai sekarang masih terus membekas dalam ingatan saya. Salah satunya adalah mengumpulkan ceramah pak ustad lengkap dengan tanda tangannya. Duh, tugas sekolah yang satu ini memang legendaris sekali. Dimulai dari saya duduk di bangku SMP. Entah diperiksa atau gak itu buku tugas Ramadhan, yang jelas saya dan mungkin hampir semua siswa sangat khawatir kalau buku tugas itu masih bersih tanpa adanya rangkuman ceramah dan tanda tangan.

Saya ingat betul waktu harus mengisi kolom rangkuman ceramah. Saya yang masih ngantuk selepas sahur dan solat subuh, harus rela tidak tidur lagi demi mendengar ceramah di mushola dekat rumah. Karena memang kebetulan yang menjadi imam dan penceramah di kultum pagi itu adalah ayah saya, maka saya tak perlu antri untuk minta tanda tangan, hehe. Cukup di rumah saja dan kalau saya ketiduran waktu ceramah, saya akan minta ulangi lagi apa saja yang sudah disampaikan ayah saya itu, haha.

Di tahun lain, ketika ayah saya tidak memberi kultum pagi, saya dan beberapa orang teman sekampung yang juga berburu untuk mengisi buku tugas Ramadhan mengusulkan pada guru mengaji saya untuk ceramah ala kadarnya. Jadi, seperti hanya mengobrol biasa dan anehnya malah seperti belajar di kelas. Sang guru mengaji seperti mendiktekan isi ceramah dan kami mencatatnya dengan perlahan. Itu saja sudah membuat kami bahagia karena tidak perlu berfikir untuk merangkum isi ceramahnya. Duh!

Kenangan lain yang tidak kalah membekas dalam ingatan saya adalah berebut kue selepas solat tarawih di mushola. Jadi, di kampung saya dulu punya tradisi yang unik. Para jamaah di mushola dekat rumah saya itu diberikan giliran untuk membawa kue setiap malam Ramadhan. Kue-kue ini dikumpulkan di satu rumah (yang waktu itu kebetulan rumah nenek saya), dan dibagi dalam beberapa piring. Selepas solat tarawih, para jamaah biasanya tidak langsung pulang ke rumah, melainkan duduk sambil mengobrol ala kadar sesama tetangga.

Pada saat inilah, kue-kue itu dibagikan. Saya dan teman-teman sebaya yang sudah duduk melingkar biasanya hanya senyum-senyum malu saat piring-piring kue sudah disajikan di depan kami. Tak ada yang mau mengambil duluan karena mungkin malu atau menunggu yang lebih tua dahulu untuk mengambilnya. Sampai jika ada satu orang saja yang sudah mulai mengambil sepotong kue dari piring, maka kami seperti dikomando untuk menyerbu kue-kue dalam piring itu, hehe. Kadang, saya sudah mengincar salah satu kue, tapi kalah cepat dengan teman saya.

Tradisi ini sekarang sudah tidak ada lagi di mushola dekat rumah saya. Seringnya, para jamaah langsung pulang selepas solat tarawih, dan yang tersisa adalah anak-anak yang tadarus.

Nah, itu dia kenangan masa kecil saya saat Ramadhan. Kalau kenanganmu apa saja?


21 Mei 2019

BPN Day 16 : Apa itu ZIS?

Ramadhan sudah sampai di pertengahannya. Apa kabar puasa kita? Apakah sudah banyak amalan di bulan Ramadhan yang dilakukan? Ataukah masih dalam proses? Salah satu amalan di bulan ini yang juga salah satu rukun Islam adalah menunaikan zakat yang bisa dibarengi dengan infaq dan shodaqoh. Sebagai seorang muslim, sudah pasti harus tahu ya apa itu zakat, infaq, dan shodaqoh. Sebab, ketiganya berbeda dari segi akad dan yang menerimanya. Yuk cari tahu lebih lagi.


Zakat
Zakat adalah kewajiban yang pengeluarannya sudah ditetapkan secara jelas dengan kadar tertentu dan pada waktu tertentu pula. Misalnya zakat fitrah yang dikeluarkan setiap tahun menjelang Idul Fitri. Selain itu, penerima zakat juga tidak sembarang orang. Ada golongan yang memang berhak menerima zakat yang disebut asnaf.

Golongan yang disebut asnaf tersebut terdiri dari 8 golongan, yaitu :
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil zakat
4. Mualaf
5. Memerdekakan budak
6. Orang yang berhutang
7. Fisabilillah
8. Ibnu Sabil

Sebagaimana telah disebutkan dalam Alquran surat At Taubah : 60.

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Infaq
Berbeda dengan zakat, infaq merupakan pengeluaran harta yang penerimanya boleh diluar 8 asnaf tadi. Infaq ini bersifat sunnah dan tidak tergantung waktu, jadi boleh kapan saja dan kepada siapa saja. 

Sedekah
Sedekah punya cakupan yang lebih luas lagi daripada infaq. Kalau infaq terbatas pada pengeluaran harta, maka sedekah bisa berupa apa saja. Harta, jasa, bahkan senyum pun bisa dikatakan sedekah apabila diberikan dengan ikhlas. Seperti hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini.
“Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar ma’ruf shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya pada istri juga shadaqah”.

Untuk membayar zakat, infaq, dan sedekah, kita bisa menyalurkannya langsung kepada penerimanya atau bisa juga melalui lembaga amil zakat yang sekarang sudah tersebar dimana-mana. Daarut Tauhid Peduli, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Baznas dan beberapa lembaga zakat lainnya bisa jadi referensi untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah tersebut. 

Biasanya lembaga-lembaga tersebut punya banyak program sebagai bentuk penyaluran zis yang dititipkan oleh para donatur. Juga, kita tidak harus repot datang ke kantornya tapi ada para penjemput yang siap datang kapanpun dan dimanapun.

Jadi, sudah siap mengeluarkan sedikit harta kita untuk mereka yang membutuhkan? Yuk, mulai dari sekarang.

Baca juga : Allah Punya Rahasia

20 Mei 2019

BPN Day 15 : Sedikit Review Wardah Lightening TWC

Hai, Laddies!

Siapa yang di dalam dompet cantiknya selalu ada bedak? Tos sama saya, hehe. Sebagai perempuan yang bekerja dan kebanyakan sering menemui banyak orang, tentu saja penampilan gak boleh terlihat kusam ya. Minimal masih enak dilihat walaupun kadang aslinya di dalam hati dan pikiran sudah kusam oleh tumpukan kerjaan, haha. Salah satu sisi yang paling umum dan sering terlihat ya wajah. Kalau wajahnya sudah kusam, kayaknya orang lain juga sudah malas mau ketemu, apalagi mau diskusi atau sekadar menyapa.


Salah satu senjata yang biasa saya pakai untuk menjaga kesegaran wajah saya adalah bedak. Dari pertama kali saya pakai bedak, saya sempat ganti-ganti bedak. Dari bedak bayi yang tabur dan wangi itu sampai bedak padat ala orang dewasa. Semenjak bekerja, saya pun mulai beralih ke bedak padat two way cake yang menurut saya cocok untuk menutupi kekusaman wajah saya.

Dari bedak padat ini juga saya sempat beberapa kali ganti merk. Pilih-pilih yang cocok dan ringan di wajah, jadi masih terlihat natural dan gak medok ala penganten jawa. Saya memang paling gak bisa pakai bedak yang berat, pakai fondation dulu lah, pakai alas bedak, pakai bb cream dan sebangsanya itu. Kalau bisa ya pakai pelembab aja, hehe.

Sudah beberapa minggu ini saya beralih ke bedak Wardah. Dari beberapa varian bedak Wardah, saya punya yang Lightening Two Way Cake Light Feel. Awalnya gak tahu sih harus pilih yang mana, karena serius saya itu suka bingung kalau pakai kosmetik. Selain gak bisa, saya juga gak tahu yang bagus di kulit saya itu yang mana, duh! Jadi, waktu itu saya langsung tanya saja sama mbak penjaganya sambil nunjukin wajah saya, cocoknya yang mana gitu. Dan mbaknya langsung pilih Lightening twc ini dengan kode Beige 02.

Dari segi tampilan, bedak ini punya kemasan berbentuk bulat yang cukup tebal dibanding sebagian kemasan bedak lain, setidaknya yang pernah saya punya. Sponnya lembut dan diletakkan di wadah terpisah di bagian bawah bedak, jadi gak campur sama bedaknya. Kaca cerminnya juga cukup lebar untuk sekadar lihat riasan wajah.

Bedaknya sendiri punya tekstur yang halus dan cenderung tanpa wangi apapun. Kalau diaplikasikan ke wajah, langsung nempel dan halus. Apalagi kalau sudah pakai pelembab atau alas bedak. Untuk ketahanannya, mungkin tergantung kondisi wajah yang pakai dan bagaimana perlakuan wajah sebelum dipakaikan bedak ya. Apakah hanya pakai pelembab atau ditambah alas bedak, bb cream dll.

Pengalaman saya sendiri yang hanya pakai pelembab sebelum mengaplikasikan bedak ini, daya tahannya lumayan kok. Sekitar 4-5 jam masih oke dengan kondisi saya yang bekerja di ruangan. Mungkin akan berbeda dengan orang lain ya.

Selain Lightening Two Way Cake ini, Wardah juga mengeluarkan varian bedak padat lainnya. Jadi bisa dipilih yang mana yang sekiranya cocok untuk kegiatan Anda.

Oke, sampai sini dulu tulisannya. Sampai jumpa lagi di tulisan berikutnya ya.

Baca juga : 5 Produk Kecantikan Simpel Ala Saya

19 Mei 2019

BPN Day 14 : THR Kamu Untuk Apa? Yuk Atur Dengan 5 Tips Ini

Masuk di Ramadhan ke 14, THR sudah mulai kelihatan belum ya? Hehe. Bagi yang bekerja kantoran seperti saya, sudah pasti di penghujung hari raya akan menunggu-nunggu datangnya THR ini. Lumayan banget kan bisa untuk tambahan belanja atau malah untuk tabungan kalau memang budget untuk belanjanya sudah tercukupi. Tapi kalau mau dituruti mah, mau seberapa pun, belanja gak akan ada habisnya. Ya kan?

Bicara masalah THR, dari kecil pun rasanya telinga ini sudah akrab ya. Mungkin sebagian kita pernah mengalami masa kanak-kanak yang hampir sama. Setiap lebaran datang, keliling rumah tetangga dan saudara pasti bawa dompet atau tas kecil. Untuk tempat uang THR, hehe. Biasanya para orang tua yang dikunjungi anak-anak akan memberi uang lebaran dengan nominal bervariasi. Bisa Rp 2.000,- sampai Rp 20.000,- per anak. Saya juga pernah merasakan seperti itu. Jadi ketika pulang dari keliling, sibuklah saya dan adik-adik saya menghitung uang yang didapat, haha.

Sekarang setelah bekerja, rupanya saya juga masih berharap adanya THR wkwkwk. Selama beberapa tahun bekerja, saya gunakan THR untuk berbagai keperluan. Mulai dari nyiapin THR untuk adik dan para ponakan, keperluan lebaran semisal kue-kue, baju atau sandal jika memang diperlukan, juga kalau masih ada sisa ya untuk tabungan. Tapi seringnya gak ada sisa sih, hehe.

Tapi, pernah gak sih uang THR ludes begitu saja tanpa ada sisa? Atau bahkan gak cukup untuk berbagai keperluan hari raya? Yuk, saya punya beberapa tips untuk mengatur uang THR biar gak selip, yah minimal ada sedikit sisa untuk tabungan.


1. Sisihkan untuk zakat dan infaq
Secara pribadi, untuk satu hal ini saya wajibkan setiap kali menerima THR. Ada baiknya Anda pisahkan terlebih dahulu untuk keperluan zakat sebelum dibagi-bagi untuk keperluan lainnya. Syukur kalau mau ditambah infaq juga. Jadi, bisa lebih bersih kan harta yang didapat? Untuk membagikannya, bisa secara pribadi mendatangi si penerima zakat atau infaq, atau bisa juga dengan menitipkannya pada lembaga yang dipercaya.

2. Sisihkan untuk membayar hutang
Kalau sedang ada hutang dengan orang lain, maka utamakanlah membayar hutang. Kalau tidak bisa sepenuhnya, bisa separuhnya dulu. Sebab jangan sampai orang yang dihutangi melihat kita berfoya-foya saat lebaran sedangkan hak atas apa yang dihutangkannya belum kita tunaikan. 

3. Buat daftar keperluan lebaran
Ada baiknya membuat daftar keperluan lebaran agar tidak besar pasak daripada tiang. Coba buat daftar semua keperluan lebaran dan hilangkan beberapa poin yang memang tidak benar-benar diperlukan. Misalnya ketika ingin membuat rumah menjadi terlihat baru, kita tidak harus merombaknya secara keseluruhan atau mengganti semua gorden dan cat rumah. Tapi bisa disiasati dengan hanya mengubah tatanan meja atau kursi. Satu hal lagi, jangan terlalu berfoya-foya dalam hal makanan. Pertimbangkan berapa orang yang akan hadir dan makan di hari pertama lebaran. Kita gak mau membuang makanan karena sudah masak banyak macam makanan tapi tidak termakan, kan?

Keperluan lain yang tidak kalah pentingnya adalah mengalokasikan untuk THR para ponakan. Kalau saya sendiri, saya hitung ada berapa orang yang akan diberi berikut jumlahnya, lalu saya tambahkan alokasinya untuk anak-anak lain yang mungkin diluar perkiraan tadi.

4. Sisihkan untuk keperluan mendadak
Kita semua tentu berharap semua yang direncanakan akan berjalan dengan baik. Tapi, tentu saja hal-hal diluar perencanaan kita, perlu kita persiapkan. Semisal apakah tiba-tiba ingin mudik atau bahkan tiba-tiba harus mengganti suku cadang kendaraan di tengah-tengah silaturahmi saat lebaran? 

5. Sisihkan untuk menabung
Satu hal terakhir yang bisa kita siasati adalah menyisihkan sedikit THR untuk menabung. Berapapun jumlahnya, sisihkan untuk menabung. 

Itu tadi beberapa tips supaya THR lebaran ini gak ludes sia-sia. Sambil menunggu THR datang yang hilalnya juga belum kelihatan, saya mau buat daftar keperluan saya dulu. Ketara banget ya berharapnya, haha. Semoga tulisan ini bermanfaat ya!

Oh iya, bagi yang tidak bekerja di kantor, kira-kira tips supaya keperluan lebaran tidak mencekik bagaimana ya? Boleh dibagi di kolom komentar.

18 Mei 2019

BPN Day 13 : Sekolah? Coba 5 Gaya Rambut Ini Untuk Si Gadis Kecil

Punya ponakan, adik, aau bahkan anak perempuan yang masih balita? Pastinya masih gemes banget ya lihat apapun dari mereka. Pipi tembemnya, gaya nangisnya, gaya bajunya, atau bahkan gaya rambutnya. Dulu, sewaktu adik perempuan saya masih sekolah TK, hampir setiap hari saya yang nyiapin keperluan sekolahnya. Mulai dari baju seragam, sepatu, kaos kaki, sampai gaya rambutnya. Walaupun dulu saya hanya bisa kuncir-kuncir saja, tapi rasanya saya cukup bahagia dengan ganti-ganti pita rambut yang berwarna warni.

Nah, bagi Anda yang saat ini sama seperti apa yang saya alami tadi, berikut saya akan bagi beberapa gaya rambut anak-anak untuk pergi ke sekolah yang bisa dicoba di rumah.

1. Kepang dua
Gaya rambut ini adalah gaya rambut legendaris dari masa ke masa. Seingat saya, dulu juga saya pernah punya gaya seperti ini di sekolah dasar. Pasalnya gaya rambut ini sangat gampang dan tidak memakan waktu lama untuk diaplikasikan pada rambut anak-anak. Selain itu, gaya rambut kepang dua sangat cocok untuk anak-anak dengan rambut panjang sehingga rambut panjangnya tidak mengganggunya saat belajar di kelas.


2. Ikat dua dengan pita
Tidak berbeda jauh dengan gaya kepang dua tadi, gaya rambut ikan dua ini lebih cantik apabila ditambah dengan pita atau jepit yang lucu. Saya masih ingat betul, gaya inilah yang sering saya aplikasikan di rambut adik saya yang waktu itu masih sekolah TK. Untuk membuat ikatan dua sangat mudah, hanya tinggal membagi dua bagian rambut dan diikat menggunakan karet gelang lalu hias dengan jepit rambut atau pita. Gaya ini cukup ringkas dan tidak tidak memerlukan waktu lama juga. Anak-anak perempuan dengan gaya rambut seperti ini pasti akan terlihat sangat manis dan menggemaskan.


3. Rambut ekor kuda
Apabila tidak punya cukup waktu untuk menata rambut si gadis kecil, terlebih rambutnya tidak pendek, cukup ikat ekor kuda saja. Gaya rambut ini cukup sederhana tapi manis, apalagi ditambah pita lebar atau jepit cantik. Kalau si gadis kecil berponi, sisihkan poninya untuk membuatnya lebih manis. Ikat ekor kuda ini juga bisa dimodifikasi dengan mengikatnya di tengah atau di samping.


4. Urai dengan bando
Nah, bagi gadis kecil yang berambut pendek, bando bisa jadi pemanis untuk tatanan rambutnya. Cukup sisihkan sedikit poninya lalu beri bando atau jepit rambut di samping. Pasti si gadis kecil bisa jadi pusat perhatian karena menggemaskan.


5. Ikatan dengan sisa terurai
Gaya rambut ini bisa diaplikasikan pada si gadis kecil baik dengan rambut panjang atau rambut pendeknya. Paling cocok untuk anak yang mempunyai belahan rambut di samping. Anda hanya perlu mengambil sedikit rambut di salah satu sisinya kemudian ikat dengan karet gelang dan beri pita atau jepit yang cantik.


Nah, itulah beberapa gaya rambut untuk anak perempuan yang mudah dan simpel untuk dicoba. Semoga menginspirasi ya!

Baca juga : Tutorial Hijab Segala Acara

17 Mei 2019

BPN Day 12 : Tutorial Hijab Segala Acara Ala Saya

Assalamualaikum, Ladies! Gimana kabar menjelang weekend? Sudah banyak agenda kah? Rapih-rapih rumah pumpung libur, atau buka puasa bareng, atau ada yang mau pergi arisan, atau jalan-jalan santai sambil ngabuburit? Apapun kegiatannya, semoga akhir pekan kita menyenangkan dan bermanfaat ya!

Oh iya, pernah gak sih kalau mau jalan-jalan santai atau ke tempat arisan suka bingung mau pakai hijab model apa? Hehe, walaupun sekarang bertebaran model hijab instan yang praktis dipakai, tapi saya pribadi masih lebih suka pakai hijab asli yang bisa dimodel macam-macam. Biasanya saya sesuaikan juga dengan acaranya. Kalau lagi santai, kadang pakai hijab instan atau hijab biasa tanpa banyak asesoris. Kalau kerja, pakainya lebih ke model formal. Tapi kalau ke pesta, biasanya saya suka modelin hijab ala-ala saya dengan tambahan asesoris seperti bros.


Kali ini, saya coba bagi beberapa model hijab yang saya sering pakai. Mulai dari hijab yang bisa dipakai santai, sampai hijab untuk ke pesta.

1. Hijab santai
Selain hijab instan, saya biasanya pakai hijab segiempat atau pasmina yang sederhana. Cara pakainya juga gampang banget. Untuk hijab segiempat, cukup dilipat membentuk segitiga (kalau saya biasa gak sampai ujung, jadi ada sedikit sisa bahan di sisi kanan dan kirinya). Lalu tinggal bentuk ke wajah dan sematkan jarum pentul atau peniti di bagian bawah dagu. Untuk bagian depan kan ada 2 sisi ya. Saya biasa tarik satu sisi ke sisi lainnya. Misalnya sisi kiri saya tarik ke bahu kanan dan sematkan jarum pentul. Lalu sisi kanan pun saya tarik ke bahu kiri dan sematkan bros. Jadi deh.

Saya pakai inner yang besar
2. Hijab kerja
Sebagai perempuan yang bekerja dan punya seragam, saya pun bisa sedikit memodifikasi model hijab yang saya pakai. Asal warnanya sama kan gapapa ya, hehe. Ada 3 macam model hijab yang biasa saya pakai ke tempat kerja. Ketiganya sama-sama saya suka dan gak terlalu ribet juga kok pakainya.

Model pertama, hampir sama dengan model hijab santai. Hijab segiempat saya lipat berbentuk segitiga dan pakai seperti biasa. Lalu sisi sebelah kiri saya tarik dahulu ke bahu kanan dan sematkan dengan jarum pentul. Untuk sisi kanan, saya tarik melewati bahu dan melingkar hingga di atas kepala lalu sematkan jarum pentul atau bros. Jadinya seperti ini.
Model ini cocoknya untuk bahan hijab yang gak terlalu tebal
Model kedua, saya masih pakai hijab segiempat tapi tidak saya bentuk segitiga. Pakai hijab segiempat dengan salah satu sisinya jauh lebih pendek dari sisi lainnya. Sematkan jarum pentul atau peniti di bawah dagu. Lalu dengan sedikit mengambil bagian dari sisi panjang tadi, tarik melewati bahu hingga melingkar di atas kepala dekat telinga. Sematkan dengan peniti atau bros. Rapikan bagian depan dan samping-sampingnya. Biasanya saya sematkan jarum pentul lagi di bagian bahu supaya hijab tetap rapi saat banyak kegiatan dilakukan.

Biasanya saya sematkan jarum pentul di bahu kanan itu
Ini penampakan utuhnya
Model ketiga, saya pakai pashmina. Pakai pashmina ini lebih praktis menurut saya dan langsung rapi juga jadinya. Caranya, pakai pashmina dengans alah satu sisi jauh lebih pendek dari sisi lainnya dan sematkan dengan jarum pentul atau peniti. Kemudian sisi yang panjang tarik melewati bahu dan melingkar ke kepala. Sematkan jarum atau bros di atas telinga. Rapihkan dan siap.
Penampakannya hampir sama dengan model yang kedua
3. Hijab pesta
Kalau sedang santai, saya suka modifikasi hijab untuk pergi ke acara pesta pernikahan atau hajatan lain. Agak ribet tapi tetap bisa dipraktekkan dengan hasil yang berbeda dari hijab santai maupun hijab untuk ke tempat kerja. Untuk model hijab pesta ini lebih cocok menggunakan bahan hijab dengan bahan jatuh dan tidak terlalu tebal.

Caranya, pakai inner hijab yang lebih besar (bukan ciput biasa) atau bisa juga pakai hijab tipis seperti biasa. Lalu ambil ciput berenda dan pakai berlapis di atas hijab atau inner tadi. Lapisan ketiga adalah hijab luar segiempat yang dibentuk segitiga, lalu pakai di kepala. Bawa satu sisi ke arah belakang telinga, tutup dengan sisi sebelahnya lagi dan sematkan jarum pentul. Sisi yang panjang tadi, buat draperi dengan menyematkan jarum pentul lagi di kepala agak ke belakang. Selesai.

Penampakan samping
Nah itulah beberapa tutorial hijab ala saya. Semoga menginspirasi ya. See you!

Baca juga : Kreasi Seserahan DIY

16 Mei 2019

BPN Day 11 : Tips Meminimalkan Waktu Memasak Ketupat

Heuheu... sudah masuk di 10 hari kedua bulan Ramadhan. Sebentar lagi masuk tanggal 15 Ramadhan yang mana biasanya ada tradisi untuk berbagi nasi berkatan atau kadangkala ada juga yang berbagi ketupat lengkap dengan lauk dan sayurnya.

Salah satu hal yang biasanya jadi kendala adalah menyiapkan ketupatnya. Agar lebih praktis, biasanya kita bisa membeli di pasar. Lumayan memakan waktu kalau harus mencari janur kuningnya dulu dan menganyamnya jadi kulit ketupat. Cukup merepotkan juga kan? Nah, kalau kulit ketupat sudah didapat, baru memasaknya. Satu hal lain yang banyak memakan waktu adalah memasak ketupat.


Memasak ketupat secara tradisional memang punya keseruan tersendiri. Apalagi kalau menjelang lebaran dimana waktu itulah hampir semua anggota keluarga sudah berkumpul. Memang lama sih, karena harus memasaknya hingga sekitar 8 jam! Di samping itu, air dalam dandang besar juga harus selalu ditengok agar tidak sampai kering. Juga, harus jaga api kalau masaknya diluar rumah dan pakai kayu bakar (biar sekalian seru-seruan juga, pengalaman di keluarga suami saya begitu, hehe). Kalau masak pakai kompor gas, cukup menguras gas juga.

Untungnya sekarang sudah ada panci ajaib bernama presto. Ini panci andalan keluarga ibu saya untuk masak masakan apapun dengan cepat dan praktis. Termasuk ya masak ketupat ini. Dibanding dengan masak ketupat secara tradisional, masak dengan presto jauh lebih hemat waktu. Pasalnya, hanya butuh waktu sekitar 1-1,5 jam saja!

Beneran deh, sudah beberapa kali lebaran dan ibu saya selalu masak ketupat dengan presto dengan cepat. Mau tahu caranya? Saya bagi ya!

1. Buat isian ketupat seperti biasa.
2. Masukkan ketupat ke dalam panci presto, disesuaikan saja dengan ukuran pancinya. Jangan terlalu penuh.
3. Masukkan air hingga semua ketupat terendam. Tutup panci presto dengan tepat.
4. Masak hingga sekitar 1 jam atau setelah panci mendesis, biarkan lagi hingga 45 menit lagi.
5. Matikan kompor, tunggu hingga desisan panci presto hilang, baru bisa dibuka.
6. Yeaayy ketupat sudah matang dengan sempurna. Tinggal ditiriskan dan digantung supaya lebih awet.

Bagaimana? Mau coba panci presto untuk masak ketupat? Hayuklah, bisa menghemat gas dan waktu. Jadi bisa melanjutkan pekerjaan lainnya. Selamat mencoba ya!

15 Mei 2019

BPN Day 10 : Hati-Hati, 5 Hal Ini Menyebabkan Mulut Anda Berbau Naga

Pernah mengalami hal yang membuat tidak percaya diri ketika akan menghadapi orang lain atau bahkan beberapa orang? Saya pernah, yaitu saat harus tetap bekerja dan menghadapi orang lain saat berpuasa. Pasalnya tidak bisa dipungkiri bahwa ketika berpuasa, mulut kita akan berbau tidak sedap. Memang kaum muslimin percaya bahwa bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW,

"Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi." HR. Muslim.

Salah satu cara mengatasi bau mulut saat puasa ya sikat gigi menjelang imsak dan setelah berbuka puasa.

Tetapi, kalau setelah sikat gigi, mulut tetap berbau tak sedap, apakah bau mulut tadi hanya karena faktor berpuasa? Rupanya ada beberapa hal yang menyebabkan bau mulut di samping sedang berpuasa.


1. Adanya masalah gigi dan gusi
Gusi bengkak atau masalah gigi berlubang tentu saja bisa menyebabkan bau mulut. Bakteri yang bersarang di gigi berlubang lah yg menjadi penyebab membusuknya sisa makanan yang tertinggal di sela gigi berlubang tersebut.

2. Adanya gangguan dalam mulut yang disebut xerostomia
Xerostomia yaitu terganggunya produksi air liur yang disebabkan oleh bakteri sehingga rongga mulut menjadi kering dan menyebabkan bau tak sedap.

3. Penyakit saluran pencernaan
Adanya penyakit maag dan saluran pencernaan lainnya yang disebabkan oleh bakteri juga dapat menyebabkan bau mulut tak sedap. Penyakit asam lambung misalnya, menyebabkan kurang berfungsinya otot bawah esofagus yang mengakibatkan asam lambung keluar dari lambung dan kembali hingga ke rongga mulut. Asam dari lambung inilah yang menyebabkan bau tak sedap.

4.Sinusitis
Mungkin sebagian orang tidak begitu faham bahwa sinusitis pun bisa menyebabkan bau mulut. Sinusitis akan menghasilkan lendir berbau yang mengalir ke tenggorokan. Pada umumnya, penderita sinusitis tidak peka terhadap bau, makanya sering tidak menyadari bahwa aroma mulut mereka tidak sedap.

5. Makan makanan beraroma menyengat
Kalau yang satu ini, mungkin sifatnya hanya sementara waktu. Makan bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay mentah bisa menyebabkan bau mulut tak sedap. Bahkan terlalu banyak makan produk susu dan keju juga bisa memicu aroma tak sedap ketika berbicara.

Nah, itulah 5 hal yang bisa menyebabkan aroma mulut tak sedap. Meskipun sedang berpuasa dan seringkali mulut berbau tak sedap, tapi bisa kita minimalkan dengan beberapa cara, bukan? Semoga artikel ini bermanfaat ya!

Baca juga : Menghilangkan Bau Mulut Ketika Puasa

14 Mei 2019

BPN Day 9 : 5 Bahan Alami Ini Bisa Putihkan Gigi Anda

Menjelang hari ke 10 Ramadhan, apa kabar puasa Anda? Masih tetap semangat ya! Mungkin ada sebagian Anda yang sudah punya banyak agenda buka puasa bersama keluarga, teman, atau saudara. Memang momen Ramadhan ini punya kesan tersendiri yang bisa mengumpulkan teman lama dengan dalih buka puasa bersama. Teman lama yang dalam setahun jarang ketemu pun, secara ajaib bisa diajak ngobrol dan makan malam bersama. Suatu keberkahan bukan?

Nah sering merasa minder gak sih kalau pas ketemu teman atau saudara, gigi kita tidak bersih dan tidak terlihat putih? Saya juga begitu soalnya, hehe. Kali ini saya akan bagikan beberapa tips untuk memutihkan kembali gigi yang kekuningan dengan bahan alami yang tentunya minim dan bahkan tanpa efek samping.

Sebenarnya gigi tidak putih lagi itu yang menyebabkan ya kita juga. Mulai dari rutinnya minum kopi atau teh yang mengandung kafein, kebiasaan merokok, atau malasnya menyikat gigi hingga sisa-sisa makanan masih menempel dan lama-kelamaan membusuk di gigi.


Untuk mengembalikan warna alami gigi, ada beberapa bahan alami yang mudah didapat di sekitar kita. Apa saja itu? Yuk simak!

1. Siwak
Siwak merupakan dahan atau akar pohon Salvadora Persica yang sudah dikenal lama dapat membersihkan gusi dan gigi. Rasulullah pun sejak dulu sudah menyunahkan untuk bersiwak sesering mungkin. Rupanya siwak ini tidak hanya berfungsi sebagai pembersih gusi dan gigi saja, tapi juga bisa memutihkan gigi.

2. Lemon dan baking soda
Kandungan pH yang tinggi pada buah lemon dapat membantu membunuh bakteri yang ada pada gigi sehingga dapat menjaga kebersihan gigi. Untuk memutihkan gigi, Anda dapat menggunakan perasan lemon yang dicampur dengan baking soda. Kemudian campuran ini bisa Anda gunakan seperti pasta gigi untuk menyikat gigi Anda.

3. Kulit pisang
Siapa yang suka makan pisang? Nah, setelah makan pisang sebaiknya jangan terburu-buru untuk membuang kulitnya, karena kulit pisang ini bisa Anda manfaatkan untuk memutihkan gigi. Caranya cukup gosokkan kulit pisang bagian dalam ke permukaan gigi Anda.

4. Garam
Bumbu dapur yang satu ini juga bisa Anda gunakan untuk memutihkan gigi. Bahkan garam juga sudah dikenal sejak lama dapat membunuh bakteri penyebab gigi berlubang. Caranya cukup sederhana, yaitu dengan berkumur setiap hari dengan air garam.

5. Daun sirih
Dulu, sewaktu kecil saya suka memperhatikan nenek saya mengunyah sirih hingga mulutnya berwarna merah. Rupanya, daun sirih ini dapat menguatkan gigi, menghentikan perdarahan pada gusi, bersifat antibakteri, dan tentu saja dapat memutihkan gigi. Cukup dengan mengunyah daun sirih hingga lumat atau bisa juga dihaluskan terlebih dahulu untuk kemudian Anda oleskan ke permukaan gigi.

Itulah beberapa tips untuk mengembalikan warna putih gigi Anda. Semoga bermanfaat ya!

Baca juga : Bye Bye Geraham Bungsu