20 November 2012

Cerpen Kriuk ala Agus Kindi

Beberapa hari yang lalu, seorang teman yang sama-sama hobi menulis, mengirimiku sebuah pesan pendek. Dalam pesen pendeknya itu, ia memintaku untuk mengunjungi blog barunya -kalau aku sempat- katanya. Dan ketika aku punya waktu untuk online, aku memang mengunjungi rumah tulisanya itu. Sudah lama memang ia tak menyentuh blognya, dan ternyata sekarang baru mulai menggarapnya lagi.

Dan ternyata... Wow!!!! Tulisan-tulisannya mengesankan! Aku sampai tak ingin menunda membaca apa-apa yang dipostingnya di blog itu. Memang kebanyakan puisi dan cerpen, tapi ada juga tulisan lain semacam feature atau artikel lepas.

Tulisan yang paling ingin kuceritakan disini adalah cerpen-cerpennya. Tak bisa kupungkiri, secara pribadi, aku benar-benar mengaguminya. Cerpen-cerpennya sederhana, kebanyakan bertemakan sosial dan permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini. Tapi, alur dan kata-katanya imajinatif. Satu lagi, cerpen-cerpennya yang berlatar di daerah luar negeri. Hm, serasa benar-benar menjejakkan kaki disana dan merasakan aura yang terbangun di dalam ceritanya, merasakan kehadiran tokoh-tokohnya, dan merasakan situasi yang terjadi pada tokoh-tokohnya itu.

Baiklah, akan kuberi contohnya. Saat pertama kali aku membacanya di paragraf awal, aku sudah terpikat dan tak mau menunda untuk membacanya. Judulnya, DI BATAS MOLESKINE. Kalau kalian mau baca, silahkan klik ini.

Memang, aku sedikit gak ngerti dengan ceritanya sebelum selesai membaca sampai akhir. Cerpen ini berlatar di Italia (benar gak, Kin?). Aku seakan dibawanya merasakan udara dingin saat salju turun, mencium aroma pie apel ketika salah satu tokoh dalam cerpen tersebut memanggang pie apel, mendengar suara tangis anak kecil ketika dalam cerpen tersebut sedang bercerita tentang suasana di dalam rumah. Dan, yah merasakan semua yang diceritakan dalam cerpen.

Itu baru 1 cerpen, masih banyak cerpennya yang berlatar luar negeri dan kita serasa disuguhi sesuatu yang baru. So, kalau mau mampir di blognya dan menikmati jalan-jalan ke luar negeri, silakan deh klik ini http://awanberlayar.wordpress.com/.


19 November 2012

Rapalan Doa

Aku masih saja merapal doa yang kuuntai sejak beberapa minggu yang lalu
doa-doa itu kian waktu kian bertambah kuat ikatannya, seakan ada sesuatu yang magis dan tak pernah ku tahu dari mana asalnya
doa-doa itu kian waktu kian panjang jua untaiannya, seolah tak pernah habis benang diulur untuk mengikatnya dari ujung ke ujung

dan aku masih saja merapal doa diam-diam
diantara kerumunan orang yang menjajakan mantra nan pekat

10 November 2012

Allah Pasti Punya Rahasia

Semalam, ada seorang teman yang curhat begini,

"Kok rasanya hidup ini sempit sekali ya. Aku sudah berusaha untuk cari kerjaan, tapi rasanya semua lamaran yang aku masukin ke perusahaan atau pabrik, atau instansi apa lah, semuanya gak ada kelanjutannya. selalu berhenti di psikotes atau wawancara. Apa aku punya dosa besar ya sampai sudah berapa tahun wisuda belum dapat kerja gini?"

Aku yang mendengarnya sebenarnya ingin tertawa dengan mimiknya yang agak memelas, tapi rasanya kok kurang empati sekali kalau diteruskan. Jadi dengan sok bijak dan sok menasehati, aku bilang saja begini,

"Ya, anggap saja dirimu masih dicarikan tempat dan penghasilan yang lebih baik lagi dari yang sudah pernah kamu lamar."

ooo

Sering aku mendengar curhatan yang seperti ini, dan rasanya aku sendiri pun pernah merasakan hal yang sama, hehe. Memang rasanya kita sudah berusaha sangat keras untuk melakukan yang terbaik semampu kita. Mulai dari lulus sekolah dengan nilai tinggi, ikut banyak organisasi dengan harapan bisa banyak pengalaman berinteraksi dengan orang lain, masukin lamaran pekerjaan di banyak tempat (bahkan yang gak punya nama sekalipun!), sampai menghubungi teman yang sudah bekerja di tempat-tempat tertentu dengan harapan agar dipermudah untuk bergabung di tempat itu pula.

Tapi, sering kita merasa terabaikan dengan doa-doa kita untuk dipermudah mendapat pekerjaan itu. Ada yang merasa doanya sia-sia, usahanya gak ada yang berhasil, dan segala macam keluhan. Dulu, aku memang pernah merasakan hal yang sama. Mengeluh dan terus mengeluh tentang keadaanku.

Tapi, aku berfikir ulang. Allah pasti punya rahasia besar yang akan diungkap-Nya suatu hari nanti. Ketika kita mengeluh karena belum ada pekerjaan atau belum ada perusahaan yang merespon surat lamaran kita, yakini saja bahwa Allah sedang mencarikan pekerjaan yang jauh lebih baik dari yang kita perkirakan. Atau mungkin saja Allah sedang menguji iman kita, apakah dengan kesulitan itu, kita masih akan setia pada-Nya. Atau mungkin pula, Allah masih sayang pada kita. Dia tidak ingin kita berpaling ketika kita sudah mendapat apa yang kita minta.

Jadi, rasanya gak ada lagi alasan kita untuk mengeluh soal kehidupan kita yang memang sudah diatur-Nya. Pasti Allah punya rahasia besar yang menakjubkan yang akan kita sadari setelah beberapa lama kita renungkan.

: untuk seorang teman yang semalam curhat, hehe...

09 November 2012

Menulislah

Bertemu dengan orang-orang yang baru di tempat yang baru memang membuatku makin banyak mengenal karakter orang dan mencoba memahaminya dari sudut pandang yang lain. Orang baru yang belum mengenalku pun ternyata masih amazing dengan hobiku yang super duper suka dengan menulis. Salah satu teman baruku itu bilang begini,

"Kalau saya sangat bertolak belakang denganmu, saya paling gak suka menulis. Dari dulu, pelajaran mengarang saya pasti gak bisa."

Hm, aku gak kaget sih dengar komentar itu. Memang beberapa orang yang kukenal pasti akan bilang gak bisa menulis. Lah kalau begitu, skripsimu itu bukan hasil karyamu apa? Hehehe...

 Dari situ, aku makin semangat untuk menulis. Bahwa menulis itu 'sesuatu banget!' hehe. Pikiranku yang tadinya runyam gak karuan bisa tiba-tiba jadi rapih dan lurus setelah kucurahkan lewat tulisan. Jiwaku yang rasanya terkungkung dalam kemelut asa (halah! bahasamu, Lia!) rasanya tiba-tiba seperti merdeka dan lepas bebas.

Tapi memang begitulah. Setiap orang memang punya cara sendiri-sendiri untuk menuangkan apa yang ada dalam pikirannya. Ada yang lewat melukis, mendesain sesuatu, merakit alat, dan lain-lain. Apapun itu, pasti mereka pun akan merasakan hal yang sama denganku setelah selesai dengan 'terapi' nya masing-masing.

Oh iya, dia juga tanya begini,

"Biasanya dapat inspirasi menulis dari mana?"

Dari obrolan pun bisa kok. Lha ini buktinya, hehehe... ^^V

:catatan dalam kesendirian