24 Juli 2012

Palembang dan Dia

Ada yang berbeda ketika malam ini aku buka-buka album foto sewaktu aku tinggal di Palembang dulu. Ada yang tersirat dalam pikiranku. Suatu kenangan yang entah bagaimana bisa aku menjelaskannya. Banyak kisah yang terjadi selama aku disana. Sedih, senang.

Jembatan ampera

Aku begitu ingat saat pertama kali aku menjejakkan kaki disana. Hm, bukan pertama kali sih, tapi aku merasa aku bisa benar-benar mengingat aku pernah kesana ya waktu aku sudah dewasa ini. Diawali dari jalan-jalan iseng ikut ibu dan dua adikku yang waktu itu libur sekolah. Beberapa hari saja sebenarnya, tapi menikmatinya. Sungguh kota itu seperti magnet yang menarik keinginanku untuk kembali kesana suatu hari nanti. Bahkan aku pernah menulis sepenggal perjalananku di Palembang disini.

Jembatan ampera

Aku memang menutup tulisan itu dengan kalimat “Palembang, aku nak kesano lagi”, tanpa pikir panjang. Harapan untuk kembali kesana memang ada, tapi yah kuanggap biarlah saja Allah yang mengatur. Namun rupanya, doa itu dikabulkan-Nya beberapa bulan kemudian. Dalam sebuah rekrutmen suatu perusahaan, aku ikut tes di Palembang! Bagiku, ini bukan kebetulan, tapi memang Allah mengabulkan doa “tak sengaja” ku :)

Tes di perusahaan itu, rupanya berakhir sampai disitu saja. Tapi tidak dengan perjalanan hidupku. Aku dipertemukan dengan seorang teman SMA yang menawariku untuk bekerja di lembaga yang disana pun ia sudah bekerja. Awalnya, aku hanya ingin mencoba, tapi ternyata Allah menetapkan hatiku untuk memilihnya.
Kampoeng tauhid sriwijaya

Mulailah kehidupan baruku dimulai disana. Di kota Palembang yang bagiku diluar nalar. Belum pernah aku berada sejauh ini dengan keluargaku. Rasanya aku harus belajar banyak hal. Dan memang begitu. Banyak yang terjadi disana, merubah pola pikirku, merubah pandangan hidupku, merubahku. Suka duka begitu lumrah untuk kujalani. Tertawa itu sudah biasa. Menangis juga wajar. Sakit hati karena seseorang, ini yang belum pernah kualami sampai demikian hebatnya.

Hingga aku berfikir ulang untuk meneruskan perjalanan hidupku disana. Rasanya, pulang ke rumah dan kembali ke pelukan ibu adalah dua hal yang menjadi mimpiku setiap malamnya. Aku berfikir keras setiap kali ada kesempatan untuk pulang. Berfikir bagaimana bisa meninggalkan pekerjaanku dan segera keluar dari Palembang. Mungkin, orang lain akan berfikir aku bodoh, hanya karena sakit aku harus meninggalkan semuanya. Tapi begitulah.

Plaju palembang

Dan pertolongan itu datang. Seseorang yang beberapa bulan sebelumnya telah dekat denganku, akhirnya datang juga. Membawa misi penyelamatan untukku, hehe. Tak pernah hilang dari ingatan bagaimana hari itu sudah sangat ku tunggu-tunggu. Beberapa bulan sebelumnya, aku selalu menghitung hari kepulanganku.

Perlahan tapi pasti. Akhirnya ia datang dan membuatku sangat bersemangat hari itu. Benar, aku tak bisa gambarkan bagaimana suasana hatiku ketika ia datang, berjalan-jalan bersamaku sebelum membawaku pulang ke rumah.
Pulau Kemaro

Pada akhirnya, aku benar-benar meninggalkan Palembang dan semua kenangan yang pernah terukir disana.

Hari ini, ketika aku membuka album fotoku sewaktu di Palembang, yang pertama kali terbersit dalam fikiranku adalah dia, seseorang yang membawaku keluar dari pusara kegelisahan.

: my sweet seventeen

Tidak ada komentar: