25 Mei 2010

Pernik Lain Bumi Sriwijaya

Ternyata doaku terkabul! Aku kembali lagi ke Bumi Sriwijaya. Tak kusangka bisa kembali kesana setelah kesan pertama yang begitu menggoda tertinggal di dalam hati dan rasa. Hm... Melewati hampir sepuluh jam perjalanan naik kereta kelas ekonomi (tiketnya Cuma 15 ribu!) badan memang terasa letih dan gerah. Tapi keesokan paginya, semua itu sudah terlupakan karena perjalanan menyenangkan sudah terpampang di hadapan mata.

Diawali dengan mengunjungi tempat yang selalu aku kagumi, jembatan Ampera (yah... kan udah pernah diceritain...). Tunggu dulu! Aku tak akan banyak cerita tentang jembatan yang legendaris itu lagi, tapi aku akan cerita pernik yang lain.

Ada satu hal yang menarik perhatianku ketika memulai perjalanan dengan bus. Bus di Palembang tampaknya penuh dengan asesoris pada langit-langit dan pinggiran jendela. Kebanyakan gantungan bentuk bunga dan daun.
Bus Palembang

Tadinya aku pikir, hanya satu dua bus saja, tapi setelah berkali-kali aku naik bus, ternyata hampir semua bus pakai asesoris! Liat aja nih. Lucu ya? Hal lainnya adalah, baik angkot maupun bus kota, hampir semua full musik! Ternyata gak hanya di Lampung aku menemukan kotak musik di jalanan. Disini suara bedebam musiknya, beuuhh... ruarrr biasa! Mungkin volum suaranya distel maksimal. Melewati taman kota yang dipenuhi dengan pohon-pohonan hijau nan rindang, membuat mata menjadi sejuk dan pikiran tenang.

Nah, disini ada pemandangan yang gak biasa bagiku. Kalau biasanya tempat bercukur itu di dalam gedung atau kios, disini tempat bercukur bisa ditemui di sekitar taman kota! Jadi, kalau lagi jalan-jalan tiba-tiba merasa rambut sudah gondrong, bisa langsung cukur deh! Hehe... Setelah melewati taman kota, aku sampai di alun-alun bawah jembatan Ampera. Persis di bawah jembatan.

Tukang Cukur Palembang








Disini, aktivitas perdagangan mulai ramai ketika sore tiba. Namanya pasar kaget kalau tak salah. Kata sang narasumber, pasar ini memang rutin digelar saat sang mentari mulai menyinari bagian bumi yang lain. Disini, banyak barang murah dijual. Entah barang bekas atau barang sisa belum terjual, mulai dari pakaian, sprai, sandal dan sepatu, peralatan rumah tangga hingga barang elektronik seperti batu baterai ponsel. Soal kualitas, memang rendah, tapi kalau pintar memilih, ada juga barang baru yang mungkin belum sempat terjual.

Oia, ternyata di Palembang sudah ada busway lho! Bus yang dinamakan Trans Musi ini, menurut sang narasumber sudah beroprasi sejak dua bulan yang lalu. Karena aku penasaran, jadi aku coba berkeliling salah satu sudut kota Palembang dengan bus ber-AC ini. Tarifnya cukup murah, hanya tiga ribu rupiah sekali jalan untuk satu orang. Waktu itu aku mencoba menelusuri sudut kota dari halte PTC menuju halte PIM.

Meski sebenarnya aku tak tahu PIM itu apa dan dimana, tapi aku coba-coba saja. Kata saudaraku yang tinggal disini, semua angkot dan bus bermuara di Ampera, jadi jangan takut kesasar! Tapi, setelah turun di akhir halte (PIM ternyata sebuah nama mall; Palembang Indah Mall), toh aku tetap agak nyasar juga, hehe. Menyeberang jalan dan masuk ke kawasan rumRusun Palembangah susun. Satu lagi pernik kota Palembang yang baru aku tahu. Rumah susun yang begitu rapat dan terkesan kumuh. Di selokan banyak sampah bertumpuk tak terurus. Belum lagi keadaan teras rumah yang sempit, makin sempit dengan banyaknya tempat menjemur segala sesuatu, mulai dari pakaian, handuk, karpet hingga kasur! Hm, kalau dirawat dengan rapi, pasti kelihatan bagus banget deh.

Keluar dari kawasan rumah susun, baru kutemui PIM di ujung jalan. Pantas saja aku agak bingung, halte dengan PIM nya jauhan sih (lho kok jadi nyalahin keadaan? Hihi). Dari sana aku melanjutkan perjalanan pulang, naik angkot menuju Plaju yang melewati Ampera. Rasanya belum puas juga kalau belum foto dengan latar belakang jembatan itu lagi (hyaa... keluar deh narsisnya! :D)

12 Mei 2010

NYANYIAN AWAN DAN HUJAN


SATU SAJIAN BERBAGAI RASA

Judul : Nyanyian Awan Dan Hujan
Penulis : Laela Awalia dan Angga Adhitya Prasojo
Penerbit : Litera
Tebal : 70 halaman + cover
Tahun terbit : 2010
Harga : Rp 15.000,-

Kalau anda penikmat puisi, cobalah mencicipi beragam rasa yang ada dalam buku satu ini. lho, kok beragam rasa? Iya, dalam satu buku ini, saya mendapati rasa yang bermacam-macam ketika membacanya. Untung lidah saya gak sampai ngambek karena harus berulang kali merasakan sensasi rasa yang katanya berubah dengan ekstrim.


Pertama kali mencicipi, satu gigitan terasa manis dengan sedikit sensasi asam. Saya teringat pada saus tomat yang biasa dihidangkan bersama sajian pasta seperti spagheti atau mi ayam. Didorong oleh rasa penasaran, saya kembali mencicipi puisi yang lain. Renyah dan gurih! Baru dua gigitan, ternyata saya ketagihan. Kali ini saya teringat pada iklan keripik kentang yang sering muncul di televisi. Mungkin puisi yang satu ini dibuat dengan tangan ringan dan pikiran tenang hingga menghasilkan kata-kata yang renyah. Tentang rasanya, mungkin ditaburi dengan bumbu rahasia yang dibeli di pasar rasa yang menjual berbagai kisah dan jejak langkah.

Kedua kai mencicipi (hehe, ternyata ada ya mencicipi sampai dua kali!), rasa yang ekstrim harus menyengat lidah saya. Begitu pahit! Sampai-sampai saya harus buru-buru mencari penawar untuk menghilangkan sensasi pahit itu. seandainya boleh tidak menghabiskan satu porsi puisi dalam satu waktu, saya tak akan menghabiskannya. Tapi menurut agama, tak bleh menyisakan makanan yang telah kita ambil. Makanya, saya menghabiskannya. Dan amazing! Dalam gigitan terakhir, saya merasakan manis kembali! Pure sweet! Aseli manis!

Bagaimana bisa?

OOO

Sebab puisi memang sepenuhnya tentang rasa. Cinta, kecewa, sakit, terluka. Pernah suatu kali aku mencoba menulis puisi, duduk menghadap jendela dengan angin yang lembut berhembus dan pikiran penuh yang berdesak-desakan ingin keluar, tapi tetap saja tak ada kata tertuang di atas lembar kertas. Kalaupun ada, aku merasa tak ada nafas yang bisa menghidupkan puisiku itu. Maka, mencoba mengerti watak sebuah rasa, setiap kesempatan yang memungkinkan rasa ingin keluar sebagai sebuah puisi, kubiarkan saja ia menguasai jari jemariku untuk menuliskannya.

Terlalu sering hujan yang menginspirasi, berkali-kali pagi yang memanggil, dan tak jarang senja yang menggoda. Maka ketika hujan, pagi, dan senja menemuimu, kau akan bisa merasa bahwa disanalah tempat segala rasa bisa tumpah.

Maka, berterimakasihlah pada hujan, pagi, dan senja yang dengan suka relanya menjadi inspirasi untuk makhluk bernama puisi, lalu berterimakasihlah pada Tuhan yang telah menurunkan hujan, mencipta pagi, dan menghadirkan senja...

OOO

Untuk pemesanan:
Angga : 0878 99207240
Lia : 0856 69681236

ANTIOKSIDAN DAN RADIKAL BEBAS

Pernah lihat iklan prduk makanan dan minuman yang katanya mengandung antioksidan, kan? Penawaran yang akan memikat konsumen karena katanya dapat menghilangkan efek radikal bebas yang ada dalam tubuh, seperti penyakit kanker, dan penuaan dini pada kulit. Benarkah?

Radikal bebas merupakan suatu molekul yang mengandung atom oksigen dimana pada orbit terluarnya terdapat elektron yang tidak berasangan. Karena tidak berpasangan, molekul tersebut menjadi tidak stabil dan akan selalu mencari satu elektron untuk saling melengkapi. Namun, dalam pencarian satu elektron ini, radikal bebas akan merebut paksa satu elektron dari molekul lain tanpa pernah berfikir apa akibat yang akan terjadi pada molekul yang ditinggalkan elektronnya (memang radikal bebas bisa berfikir? Hehe).

Ternyata, efek yang ditimbulkan memang lebih parah. Molekul yang kehilangan satu elektronnya itu akan menjadi radikal bebas baru. Proses pencarian dan perebutan satu elektron pun akan berulang, bahkan dapat terjadi reaksi berantai. Kalau reaksi ini terjadi dalam tubuh, efek yang ditimbulkan bisa serius.

Pertama, radikal bebas itu akan merusak molekul pembentuk sel, seperti karbohidrat, lemak, protein dan deoksiribo nucleid acid (DNA). Reaksi berantai pun kembali terjadi. Karena mlekul pembentuk sel rusak, maka ia akan menghasilkan sel yang rusak pula. Sel, bagaimanapun keadaannya, ia akan tetap membelah diri dan tumbuh. Nah, kalau sel yang rusak ini tetap tumbuh, ia akan menjadi pemicu penyakit degeneratif seperti penuaan diri atau bahkan sel pembentuk kanker bila pertumbuhannya tidak terkendali.

Penuaan dini yang diindikasikan dengan tidak kencangnya kulit dan keriut, disebabkan karena radikal bebas merusak senyawa lemak yang terdapat pada membran sel. Sedangkan kanker disebabkan karena termutasinya gen vital yang mengontrol pembelahan sel akibat rusaknya DNA, mengakibatkan tidak terkendalinya pertumbuhan sel dan mampunya sel menyerang jaringan biologis lain. Jadi, kalau pada satu bagian sel sudah menjadi sel kanker, maka kemungkinan besar jaringan yang lain pun akan diserangnya.

Begitu parahnya efek radikal bebas di dalam tubuh sehingga harus dikendalikan keberadaannya. Salah satunya dengan menangkal radikal bebas itu dengan suatu senyawa antioksidan. Waduh, apalagi tuh antioksidan?

Antioksidan merupakan substansi untuk menetralisir radikal bebas dalam tubuh dan mencegah kerusakan yang ditimbulkannya pada sel normal, protein, karbohidrat, dan lemak. Caranya adalah dengan melengkapi kekurangan elektron pada radikal bebas sehingga dapat memutuskan reaksi berantai radikal bebas yang bisa menyebabkan stres oksidatif (keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh).

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dikelompokkan menjadi dua, yaitu antioksidan sintetik (buatan) dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik yang diizinkan penggunaannya antara lain butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), dan tokoferol. Sedangkan antioksidan alami antara lain senyawa fenolik atau polifenol (flavonoid, turunan kumarin, turunan asam sinamat, tokoferol, dan asam organik polifungsional). Golongan flavonoid yang memilki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, katecin, flavonol dan kalkon. Banyak sumber antioksidan alami yang bisa dipilih, dua diantaranya adalah teh yang mengandung senyawa golongan polifenol berupa katecin dan tanin yang memiliki kemampuan antioksidan, kedelai yang mengandung senyawa isoflavon, jahe yang mengandung komponen senyawa 6 gingerol dan 6-shogaol dan spirulina yang mengandung Selenium, Vitamin E, enzym SOD yang dapat memperkecil resiko kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas.

07 Mei 2010

ROTI MARYAM


Sepulangnya dari Jakarta, ibu membawakanku oleh-oleh yang menurutku unik. Roti maryam. Pertama kali aku melihatnya, aku jadi teringat film India jaman dulu. Abisnya, bentuk roti itu memang mirip roti dalam film itu.
Bentuknya bulat pipih, lebar, tebalnya sedang, rasanya tawar dengan sedikit gurih karena pengaruh mentega.
Karena rasanya yang netral ini, roti ini cocok dimakan bersama madu, sari kurma, atau susu. Bisa juga dimakan bersama dengan kuah manis atau gurih seperti kuah kolak atau kuah gulai. Makan satu lempeng saja, perut sudah kenyang!
Tadinya aku pikir, roti maryam hanyalah satu merk tertentu, malah kata temanku mungkin itu akibat pengaruh film AAC, hehe. Ternyata aku salah. Roti maryam adalah sebuah istilah untuk sebuah roti (kok jadi muter-muter ya? Hehe) seperti roti buaya atau roti perancis. Mungkin di Lampung memang agak susah dapetinnya, tapi kalau berminat buat sendiri, kayaknya gampang kok, aku baca di situs ini. Mau coba?

05 Mei 2010

AKU??

agak iseng coba aplikasi ini...

Berikut ini hasil analisanya

Untuk Laela Awalia yang lahir di bulan April, berikut ini adalah rahasia bulan kelahirannya :
#1: * Aktif dan dinamis
#2: * Cepet mengambil keputusan dan suka membenci, tapi cenderung menyesal
#3: * Menarik dan menyayangi
#4: * Kuat mental
#5: * Menyukai perhatian
#6: * Diplomatis
#7: * Suka menenangkan
#8: * Ramah dan suka membantu memecahkan permasalahan
#9: * Berani dan tidak kenal takut
#10: * Cenderung suka bertualang
#11: * Mencintai dan menyayangi
#12: * Pandai membujuk dan murah hati
#13: * Emosional
#14: * Penuh dendam
#15: * Selalu bergerak cepat
#16: * Agresif
#17: * Memiliki memori yang kuat
#18: * Penggerak yang baik
#19: * Pandai memotivasi orang dan diri sendiri
#20: * Penyakit biasanya bersarang di kepala atau dada
#21: * Mudah sekali cemburu berat