20 Januari 2009

PADA SIMPANG UNILA

Pagi masih memucuk diri
pada tiang-tiang penyangga daun kelapaa Anggun memancar cahaya raksasa
merah jingga mempesona

Merangkak pelan
membentuk bayang pada tapak-tapak kaki
-tak bersandal
seorang laki-laki sembilan tahunan
-bocah kecil, masih ingusan

Dia,
yang menggelar pertunjukan tunggal
menjual suara beriring kicik-kicik berisik
pada jendela-jendela rapat
kereta beroda empat
mengkilat
yang penghuninya hanya lewat
tanpa bersisih harta yang didapat
hanya mengumpat

Dan,
laki-laki sembilan tahunan
tak henti menggelar pertunjukan
meski lama
menanti lampu menyala merah
pada simpang Unila

Tidak ada komentar: